Senin, 24 November 2014

SEKTE MULUKIYAH

Anda pernah dengar ada sekte “Mulukiyah”? Rasanya sangat asing ya. Asalnya dari kata Muluk, artinya raja-raja. Sekte ini masih bagian dari kaum Muslimin, mereka hidup dan berkembang di tengah Umat Islam. Ciri utama sekte ini ialah: mereka membangun keyakinan, sikap, dakwah untuk menjaga kepentingan raja-raja monarkhi (di Arab). Biasanya seorang Muslim mendedikasikan hidup dan agamanya untuk Allah Ta’ala, sebagai konsekuensi akidah dan ibadah kepada-Nya. Inilah yang sering disebut Mukhlishina lahu ad din (mengikhlaskan agama semata kepada-Nya). Dalam salah satu versi doa iftitah sering dibaca: Innas shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbil ‘alamiin (sesungguhnya shalatku, manasikku, hidupku, matiku, ialah untuk Allah Rabbul ‘alamiin). Malik Abdullah Al Saud menyambut Ahmadinejad di bandara (lihat nama pesawat Iran). Abdullah juga senyum dan menggandeng mesra tangan Ahmadinejad. Tapi aneh, ada yang mengabdikan hidupnya, ibadahnya, pemikiran, dan amal-amalnya untuk selain Allah, yaitu kepentingan raja-raja monarkhi (di Arab). Ya kita tidak menuduh mereka musyrikin, tapi kita menasehatkan agar mereka berubah, meluruskan akidah, dan memperbaiki diri. Dalam membangun sikap keagamaannya, sekte Mulukiyah ini dikenal tidak memiliki prinsip atau manhaj yang jelas. Bagi mereka, apa saja bisa halal, kalau menguntungkan posisi raja-raja monarkhi (di Arab). Dan apa saja bisa haram, kalau merugikan kepentingan raja-raja monarkhi di Saudi; eh maaf, maksudnya di Arab. Sikap keberagamaan mereka jauh dari istiqamah, tetapi plin plan, menjilat ludah, dan standar ganda. Musuh terbesar sekte ini adalah IKHWANUL MUSLIMIN; sebab jamaah itu dianggap sebagai pengganggu utama kekuasaan raja-raja monarkhi (di Arab). Cita-cita Ikhwanul Muslimin untuk membentuk Daulah Islamiyah atau Khilafah Islamiyah dianggap akan mengancam kekuasaan raja-raja monarkhi (Arab); maka itu karakter utama sekte ini ialah: memusuhi Ikhwanul Muslimin lahir batin, sejak awal sampai akhir. Mereka bisa kerjasama dengan Nasrani (Amerika) dan Yahudi (Israel), tapi tidak dengan IM. Ciri-ciri pemahaman kelompok Mulukiyah ini antara lain sebagai berikut. [1]. Semua orang boleh membentuk organisasi, lembaga, yayasan, perkumpulan, dan seterusnya. Itu semua tidak dituduh hizbiyah dan ahli bid’ah, kecuali untuk organisasi IM. IM terkena tuduhan hizbiyah dan ahli bid’ah. [2]. Semua pemimpin di negeri Muslim (seperti Indonesia) bisa diangkat sebagai Ulil Amri, sekalipun berasal dari Demokrat, PDIP, Golkar, dan lainnya. Tetapi kalau pemimpin itu berasal dari IM, seperti di Mesir dan Palestina, mereka “menunda gelar” Ulil Amrinya. [3]. Semua jenis pemberontakan dan kudeta, adalah bathil; kecuali kalau kudeta dan pemberontakan kepada pemimpin yang berasal dari IM. [4]. Semua jenis demonstasi adalah salah, munkar, tidak sesuai Salafus Shalih; kecuali demo yang ditujukan untuk menggoyang pemimpin dari IM, itu sah, benar, diperlukan oleh agama. [5]. Pemimpin diktator beraliran Syiah harus dilawan dengan Jihad; kalau perlu melakukan penggalangan dana membantu Jihad, sambil menangis-nangis. Tetapi kalau pemimpin diktator yang merampas kekuasaan IM dan membunuhi para pendukungnya; nah, ini harus didukung, harus direstui, harus didoakan. Rakyat Mesir diminta “pulang ke rumah” dan merelakan segala kejahatan pemimpin diktator itu. [6]. Kezhaliman Basyar Assad di Suriah adalah terkutuk, terlaknat, harus dibasmi dari muka bumi. Tapi kezhaliman rezim militer di Mesir, yang tak kalah biadabnya dengan Basyar Assad; itu harus diterima, harus dimaafkan, dinasehati baik-baik, jangan dilawan. Kenapa? Karena yang ditumpas oleh rezim militer itu adalah kekuasaan IM yang membahayakan raja-raja monarkhi (Arab). [7]. Demokrasi adalah batil, kufur, sesat, musyrik; tetapi hasil kepemimpinan dari demokrasi adalah sah, legal, harus didukung, harus sami’na wa atho’na. Meskipun sarananya dianggap bathil, hasilnya bisa diterima. Shalat Lima Waktu dengan tata-cara Kristiani adalah batil, tidak sah, tertolak. Tapi kalau sudah melakukan “shalat begituan”, pelakunya didoakan, dianggap orang saleh, didekatkan, dimintakan rahmat dan hidayah baginya. [8]. Semua jenis pemberontakan adakah teroris khawarij; tapi kalau pemberontakan dan makar kepada pemimpin dari IM boleh, sah, diberkahi, didoakan ulama “Salafus Saleh”. Kenapa ya? Karena lagi-lagi IM membahayakan posisi raja Saudi; eh maaf, maksudnya raja-raja monarkhi (Arab). [9]. Perjuangan melawan Yahudi Israel adalah sah, benar, dan bagian dari Jihad Fi Sabilillah. Tetapi kalau pelakunya Hamas yang berafiliasi ke IM, nanti dulu; harus dilihat dulu orang Hamas itu siapa? Mereka biasa (diftnah, red.) pakai jeans, biasa membuka baju, kadang merokok, kadang tidak shalat; wanitanya jilbabnya tidak Syar’i, anak-anak kecilnya masih memakai celana isbal (menutup mata kaki), dan seterusnya. [10]. Syiah Rafidhah adalah bathil, akidah rusak, menghujat para Shahabat Nabi, dan seterusnya. Tapi kalau Syiah mendukung kudeta militer Mesir, itu manis sekali, so so sweet. Kalau presiden Syiah (Ahmadinejad) tidak boleh dikudeta, malah harus disambut dengan ramah-tamah dan uluran tangan persahabatan di Saudi, eh maksudnya di negeri Arab. Nah, begitulah sekilas ciri-ciri pemahaman kelompok Mulukiyah ini. Lha wong beragama kok jadi kayak main-main (istihza’). Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik. Maka bersyukurlah bagi mereka yang TIDAK BERHUTANG BUDI kepada Arab Saudi, eh maksudnya negeri Arab. Karena mereka bisa selamat agama dan Syariatnya, karena bisa mengikhlaskan hati dan jiwa untuk menghamba kepada Allahu Rabbul ‘alamiin. . Rabb kita itu Allah Al A’la, bukan raja-raja monarkhi Arab. Kita tak butuh bantuan dan derma mereka; jika untuk itu agama kita dipenjara; iman kita disandera; akal kita dikendalikan seperti budak-budak tak merdeka. Allahumma inna nas’alukal huda wat tuqa wa ‘afaf wal ghina (ya Allah, kami meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, rasa kehormatan, dan rasa kecukupan). Amin Allahumma amin.

Minggu, 09 November 2014

Sejarah Freemasonry

Freemasonry, Talmud dan Sejarahnya di Indonesia 9 November 2014 pukul 13:22 Sejarah Freemasonry Freemasonry adalah organisasi Yahudi Internasional, sekaligus merupakan gerakan rahasia paling besar dan palling berpengaruh di seluruh dunia. Freemasonry terdiri dari dua kata yang di satukan. Free artinya bebas atau merdeka, sedangkan Mason adalah juru bangun atau pembangun. Tujuan akhir dari gerakan Freemason ini adalah membangun kembali cita-cita khayalan mereka, yakni mendirikan Haikal Sulaiman atau Solomon Temple. Tentang Haikal Sulaiman atau Solomon Temple ini sendiri banyak sumber yang mendefinisikan berlainan. Salah satu tafsir yang paling populer adalah, bahwa Haikal Sulaiman berada di tanah yang kini di atasnya berdiri Masjidil Aqsha. Mereka meyakini, tahun 1012 Sebelum Masehi (SM), Nabi Sulaiman membangun Haikal di atas Gunung Soraya di wilayah Palestina. Tapi pada tahun 586 SM, Raja Nebukhadnezar dari Babilonia menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Tahun 533 SM, bangunan ini didirikan kembali oleh seorang bernama Zulbabil yang telah bebas dari tawanan Babilonia. Atas kebebasannya itulah, ia membangun kembali Haikal Sulaiman. Pada tahun ke 70 M, seorang penguasa Romawi menaklukkan Palestina dan membakar serta menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Kerusakan terus-menerus dialami setelah penyerbuan Bangsa Hadriyan. Begitu pula saat kekuasaan Muslim, konon Haikal Sulaiman di hancurkan dan sebagai gantinya didirikan Masjidil Aqsha pada abad ke-7. Tapi tafsir lain tentang hal ini juga mengartikan Haikal Sulaiman juga sebagai wilayah kekuasan yang luas membentang. Bahkan ada yang menariknya hingga sampai wilayah Khaibar, saat kaum Yahudi diusir di zaman Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena itu, mereka meyakini harus menguasai seluruh dunia, bahkan hingga tanah Khaibar, tempat mereka terusir dahulu karena penghianatanya pada Rasulullah dan piagam Madinah. Dan untuk itulah mereka bekerja dan membangun, yaitu untuk merebut Haikal Sulaiman dan mendirikan kekuasannya secara nyata, serta mempengaruhi pemerintahan dan kekuasan yang mampu mereka pengaruhi. Dan untuk menebar kekuasaan itu, salah satu rintangan besar yang dihadapi oleh gerakan ini adalah agama-agama, terutama agama Samawi atau agama-agama wahyu, Kristen dan Islam. Sebelum kaum muslimin sadar tentang bahaya gerakan Freemason, perlawanan terhadap organisasi ini terlebih dulu dilakukan oleh kalangan pemimpin gereja. Perlawanan gereja Katholik ini terjadi karena Freemason telah menjadi organisasi tempat berkumpulnya kaum anti-agama. Dalam sebuah artikel berjudul The Earlier Period Of Freemasonry yang di Mimar Sinan, Turki, Freemason disebut sebagai tempat berkumpul para anggota Mason yang mencari kebenaran di luar gereja. Dan ini menjadikan awal abad-18 sebagai tahun-tahun yang penuh pertarungan antara gereja Katholik dengan Freemason di Eropa. Sejak awal berdirinya, Fremason telah menyokong kebebasan beragama, sama persis dengan yang terjadi belakangan ini di berbagai negara, liberalisasi keagamaan. Freemason berdiri di Inggris secara resmi pada tahun 1717. Tapi tampaknya, sebelum tahun itu pun, Freemasonry telah eksis. Bahkan sejak abad sebelumnya. Tahun 1641, seorang keluarga kerajaan Inggris, Robert Moray tercatat sebagai anggota cabang Freemason di Edinburg, tepatnya 20 Mei 1641. nama lain yang juga tercatat sebagai anggota Freemason sebelum tahun 1717 adalah Elias Ashmole tercatat sebagai anggota Freemasonry di Lanchasire pada 16 Oktober 1646. Dan ia juga salah seorang dari royal family atau keluarga kerajaan. Dari catatan di atas, sebetulnya bisa ditarik kesimpulan bahwa tahun 1717 hanya tahun pemantapan saja dari tahap-tahap yang telah dilakukan oleh gerakan Freemson. Tahun ini dijadikan sebagai tahun ekspansi untuk melakukan dan menancapkan pengaruh mereka di seluruh dunia. Tahun 1717 ini dijadikan sebagai tonggak bagi Freemason unuk memulai perangnya yang akan sangat panjang kepada umat beragama dan kepada agama itu sendiri. Seorang kepala gereja protestan di London yang bernama Anderson dan berdarah Yahudi menjadi motor penggeraknya pada 24 Juni 1717. Pada momentum inilah Freemason mendirikan Grand Lodge of England dengan menggabungkan empat lodge menjadi satu. Banyak sumber Freemason menjelaskan bahwa sejarah berdirinya gerakan ini berakar jauh dan bisa dilacak hingga ke masa Ordo Knight of Templar saat perang Salib di Yerusalem, Palestina. Saat Paus Urbanus II, tahun 1095, usai Konsili Clermont menyerukan Perang Suci atau Crusade dan memobilisasi kaum Kristiani di seluruh Eropa untuk turut berperang merebut Yerusalem kembali dari kekuasaan Muslim. Paus Urbanus II membakar emosi massa dengan cara mengabarkan kabar bohong. Ia mengatakan umat Kristen di Palestina telah dibunuh, dibantai dan dibakar di dalam gereja-gereja oleh pasukan Turki Seljuk yang Muslim. Ia juga membakar kemarahan kaum Kristiani dengan mengatakan bahwa kaum kafir (Muslim Turki, pen.) telah dan sedang menguasai makam Yesus Kristus. Paus Urbanus II menyerukan agar seluruh pertikaian yang terjadi selama ini antar pemeluk dan kesatrian Kristen harus diakhiri, karena ada musuh yang lebih berbahaya dan harus segera dihancurakan: Islam dan kaum Muslimin. Ia juga mengiming-iming dengan bujukan surgawi, bahwa siapa yang berangkat ke medan perang kan dibebaskan dari seluruh dosa dan di jamin akan mendapat surga. Hasilnya, ribuan kaum Kristiani berangkat menuju Palestina dengan kemarahan. Dan setibanya di sana, terjadi pembantaian besar-besaran atas penduduk Yerussalem dan Palestina. Selama dua hari penyerbuan terjadi pembantaian yang tak bisa diterima akal sehat dan rasa kemanusiaan. Sebanyak 40.000 penduduk Palestina terbantai. Beberapa sejarawan menggambarkan, saat itu darah menggenangi tanah Yerusalem. Ada yang menyebut darah menggenang setinggi mata kaki, bahkan ada yang menggambarkan darah menggenang hingga lutut manusia dewasa. Tentara berperang dengan motivasi mendapatkan emas dan permata, dan juga banyak para kesatria Prancis tercatat membelah perut korban-korban mereka. Merka mencari emas atau permata yang kemungkinan di telan penduduk Palestina sebagai upaya penyelamatan harta. Setelah mereka menguasai tanah Palestina, pasukan Salib yang terdiri dari banyak unsur mulai mendirikan kelompoknya masing-masing. Mereka tergabung dalam ordo-ordo tertentu. Para anggota ordo ini datang dari seluruh tanah Eropa, yang ditampung di biara-biara tertentu dan berlatih cara-cara militer di dalam biara tersebut. Dan satu dari sekian ordo yang sangat mencuat namanya adalah Ordo Knight of Templar. Knight of Templar juga disebut sebagai tentara miskin Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman. Disebut miskin karena tergambar dari logo yang mereka gunakan, seperti dua tentara yang menunggang seekor keledai. Untuk menunjukkan bahwa mereka miskin, sampai-sampai satu keledai harus dinaiki dua orang tentara Knight of Templar. Bahkan tercatat, mereka dipaksa untuk makan tiga kali saja dalam semingu. Sedangkan nama Kuil Sulaiman mereka pakai karena mereka menjadikan markas mereka yang dipercayai sebagai situs runtuhnya Kuil Sulaiman atau Solomon Temple. Tapi sesungguhnya, pemilihan markas di bukit ini bukan sebuah kebetulan yang bersifat geografis semata, karena para pendiri ordo Knight of Templar sesunguhnya punya cirta-cita sendiri untuk mengembalikan kejayaan dan berdirinya Kuil Sulaiman sebagai tempat suci kaum Yahudi atau tempatnya kaum Mason. Sepanjang bisa terlacak, pendiri ordo ini adalah dua kesatria Prancis, yaitu Hugh de Pavens dan God frey de St Omer. Spekulasi dari kalangan sejarawan mengatakan, bahwa ada darah-darah Yahudi yang mengalir dalam tubuh dan cita-cita para pendiri Ordo Knigh of Templar. Para perwira tinggi Kristen tersebut, sesungguhnya proses convertion yang mereka lakukan hanyalah cara untuk menyelamatkan diri, dan sesungguhnya mereka masih berpegang teguh pada doktrin-doktrin Yahudi, terutama Kabbalah. Meski mereka menamakan diri sebagai tentara miskin, sesunguhnya mereka tidak miskin sama sekali. Atau setidaknya, masa miskin itu hanya mereka rasakan di awal-awal berdirinya Knight of Templars. Dalam waktu yang singkat mereka mampu menjadi sangat kaya raya dengan jalan melakukan kontrol penuh terhadap peziarah Eropa yang datang ke Palestina. Salah satunya adalah dengan cara merekrut anak-anak muda putra para bangsawan Eropa yang tentu saja akan melengkapi anak mereka dengan perbekalan dana yang seolah tak pernah kering jumlahnya. Mereka juga disebut sebagai perintis sistem perbankan pertama pada abad pertengahan. Saat itu banyak orang-orang Eropa yang ingin pindah atau setidaknya berziarah ke Palestina. Dan tentu saja perjalanan yang jauh dari Eropa memerlukan bekal yang tidak sedikit. Ada yang membawa seluruh harta mereka dalam perjalanan, tapi karena tentara Salib disepanjang perjalanan hidup dalam kondisi ayng sangat mengenaskan dan mereka sangat tergiur oleh harta kekayaan, tidak jarang terjadi perampokan bahkan saling bunuh antar orang Kristen disepanjang perjalanan menuju Palestian. Lalu ditemukan cara, para peziarah tidak perlu membawa harta mereka dalam perjalanan. Mereka hanya perlu menitipkannya pada sebuah perwakilan Templar di Eropa, mencatat dan menghitung nilainya dan mereka berangkat ke Palestina berbekal catatan nilai harta yang nantinya akan ditukarkan dengan nilai uang yang sama di Palestina. Gerakan ini banyak didominasi oleh Ordo Knight of Templar yang membuat mereka sangat kaya raya karena mendapat keuntungan dari sistem bunga yang mereka kembangkan. Dan inilah embrio atau cikal bakal perbankan yang kita keanl sekarang. Markas Knight of Templar di Perancis menjadi rumah penghimpunan harta terbesar di Eropa. Lambat laun mereka menjadi bankir bagi para Paus dan Raja. Bagaimana tidak cepat kaya, setiap tahunyya King Henry II of England mendonasikan uang untuk menanggung biaya hidup 15.000 tentara Knight of Templar dan juga Knight Hospitaler selama mereka berperang dalam Perang Salib di tahun 1170. Untuk menggambarkan betapa besarnya institusi perbankan yang dijalankan Templar, pada saat itu organisasi ini memiliki 7.000 pegawai lebih hanya untuk mengurusi masalah keuangan. Mereka juga memiliki tak kurang dari 870 istana, kastil, dan rumah-rumah para bangsawan yang terbentang dari London hingga Yerusalem. Karena ordo ini sangat berkuasa, lambat laun mereka mulai menampakkan ciri aslinya, yakni sebagai penganut Mason. Mereka mengembangkan doktrin dan ajaran mistik, juga kekuatan sihir di biara-biara mereka. Mereka memuja setan dan mendatangkan roh-roh untuk berkomunikasi. Apa yang mereka praktikkan ini disebut sebagai Kabbalah, sebuah tradisi mistik Yahudi kuno yang telah berkembang bahkan sejak zaman sebelum Fir'aun. Mengetahui hal ini, Raja Prancis Philip le Bel, pada tahun 1307 mengeluarkan seruan untuk menangkap dan membubarkan ordo Knight of Templar karena dituduh telah melakukan bid'ah. Dalam perkembangannya, Paus Clement V turut bergabung untuk memerangi kaum Mason ini dengan mengeluarkan kembali vonis inquisisi. Terjadi banyak penangkapan dan interogasi, dan beberapa pimpinan Ordo Knight of Templar yang bergelar Grand Master (penyebutan ini masih dipakai sebagai tingkat tertinggi dalam gerakan Freemasonry sampai sekarang, pen) ikut menjadi korban. Dari beberapa penangkapan dan interograsi didapatkan keterangan bahwa anggota-anggota Templar telah melakukan kejahatan seksual terhadap beberapa perempuan bangsawan, melakukan sodomi, menyembah kucing, memakan daging teman-teman mereka sendiri yang sudah mati. Bahkan salah seorang saksi mata mengatakan, para Templar memperkosa perawan-perawan hingga hamil dan bayinya dibunuh dengan cara yang sadis untuk kemudian di bakar dan diambil minyaknya, dijadikan minyak suci untuk persembahan para pemimpin mereka. Pada tahun 1307, Raja Philip IV memerintahkan penangkapan Jacques de Molay. Dan setelah melalui penyiksaan demi penyiksaan, de Molay mengakui segala ritual bid'ah yang dilakukan oleh Ordo Templar. Pada tahun 1312, Ordo Knight of Templar dilarang dan dibubarkan. Dan atas perintah Gereja dan Raja, dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1314, para pimpinan Templar dihukum mati, termasuk Jacques de Molay, salah satu Grand Master terpenting Ordo Templar. Jacques de Molay sendiri divonis sebagai heretic (bid'ah) atau kafir dan dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup di depan raja Philip IV. Dan sebelum menghembuskan napasnya, de Molay mengeluarkan kata-kata bahwa Raja Philip dan Paus Clement harus mengikutinya, mati, dalam waktu satu tahun. Dan sejarah mencatat, Raja Philip IV meninggal tujuh bulan kemudian, disusul Paus Clement sebulan setelah Raja Philip mangkat. Setelah itu terjadi pemusnahan besar-besaran, sekali lagi atas kaum Yahudi, dan kali ini bermula dengan kasus Knight of Templar atau kaum Mason. Pemusnahan ini tak hanya terjadi di Palestina, tapi juga terjadi di Eropa. Mereka diburu untuk ditangkap dan dibunuh. Sampai akhirnya mereka berhasil melarikan diri dan mendapat perlindungan dari Raja Skotlandia, Robert The Bruce yang dilantik dan menduduki singgasana Raja pada tahun 1306. Dan di tanah baru ini pula mereka menyusun kekuatan kembali. Dan Skotlandia menjadi salah satu yang menentukan dalam perkembangan gerakan Freemason. Versi yang lebih tua dari sejarah Freemason adalah kisah yang menyebutkan pembentukan Freemasonry pada zaman Raja Israel, Herodes Agripa I yang meninggal pada tahun 44 Masehi. Freemason pada zaman ini dibentuk untuk membendung ajaran agama yang disampaikan oleh Nabi Isa as. Konon waktu itu namanya The Secret Power atau kekutan yang Tersembunyi. Tujuan utamanya adalah memusuhi pengikut Nabi Isa, menculik mereka, membunuh, melarang penyebaran agama baru tersebut, termasuk membunuhi baya-bayi Kristen. Tapi, berkenaan dengan segala kesadisan yang dilakukan Herodes ini, para sejarawan dunia, meyakini bahwa hal tersebut hanyalah mitos belaka dalam tradisi agama Kristen. Herodes Agripa I menjalankan segala misi The Secret Power ini dibantu dua pengikut setianya, Heram Abioud sebagai Wakil Presiden gerakan dan Moab Leumi sebagai pemegang rahasia utama gerakan ini. Tapi beberapa anggota Freemason juga mempercayai dan menarik sejauh mungkin sejarah mereka ke masa lalu, bahkan hingga ke zaman Fir'aun. Itu pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa mereka kerap kali menggunakan simbol-simbol Mesir Kuno dalam tradisi dan aktivitas ritual mereka, seperti penggunaan Dewa Horus, Piramida, Matahari dan berbagai simbol Mesir lainnya. Penggunaan ini bermula dari penggalian Kuil Sulaiman oleh para Templar dan penemuan doktrin dan ajaran Kabbalah yang terus-menerus mereka eksplorasi dan diajarkan dari mulut ke mulut. Penggalian ini begitu serius mereka lakukan sehingga kelak akan mempengaruhi cara pandang kaum Templar dan juga rencana mereka pada kehidupan dunia. Bahkan yang cukup mengejutkan adalah, dalam manuskrip-manuskrip kuno Mason dikatakan, orang pertama Mason adalah Adam! Kejadian itu berawal ketika Adam dan Hawa memakan daun dari pohon terlarang di taman surga. Daun yang disebut sebagai daun pengetahuan, dan karena itu pula Tuhan mereka melarang mereka memakannya. Dr. Albert Mackei, seorang anggota Mason dengan tingkatan 33 derajat dalam Encyclopedia of Freemasonry manuliskan, daun pengetahuan itu kelak diturunkan pada dua anak Adam dan Hawa, Seth dan Nimrod dengan kisah The Tower of Babel. Kedua anak ini pula menyusun bahasa untuk ilmu pengetahuan yang akan diturunkan kepada manusia-manusia berikutnya. Tapi, dalam perkamen-perkamen tua itu disebutkan bahwa, Tuhan dengan sengaja mengacaukan bahasa manusia yang mengakibatkan rahasia ilmu pengetahuan, yang diturunkan Adam dengan memakan daun dari pohon terlarang, hilang dan tak diketahui manusia-manusia setelah Seth dan Nimrod. Dan itu pula yang menjadi alasan kedua kaum ini memerangi Tuhan. Bahkan menurut Talmud, setan-setan adalah keturunan dari Adam dan Hawa. Setelah Adam diusir dari surga, ia enggan mencampuri istrinya, Hawa. Dan pada saat itulah, dua setan perempuan mendatanggi Adam yang langsung digauli keduanya oleh Adam. Dalam Talmud disebutkan, Adam menggauli setan perempuan bernama Lilith selama lebih dari 130 tahun lamanya dan melahirkan banyak anak-anak setan begitu pula dengan Hawa selama ditinggal oleh Adam, Hawa juga digauli oleh setan laki-laki dan melahirkan banyak anak setan. Tentang Talmud Talmud, Kitab Hitam Yahudi Zionis (Judul asli "Kitab Israil al-aswad: al-kanz al-marshud fi fadha'ih at-talmud", ditulis oleh Prof. Abdullah Syarqawy, dosen Filsafat Islam dan Perbandingan Agama Fakultas Darul U'lum, Universitas Kairo, Mesir. Di Indonesia diterbitkan oleh Sahara Publisher, 2006). "Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan orang yang memutar-mutar lidahnya membaca al-Kitab, agar kamu menyangka bahwa yang dibacanya itu adalah sebagian dari al-Kitab, dan mereka juga mengatakan, "Ia (yang dibaca itu datang) adalah dari sisi Allah, "Padahal ia bukanlah dari sisi Allah, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali 'Imran 3:78) Taurat merupakan kitab yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Nabi Musa as guna menuntun Bani Israel, umat Nabi Musa as, kembali ke jalan yang lurus. Namun Bani Israil lebih menyukai kesesatan. Mereka menentang dan menolak ajakan Musa untuk menyembah Tuhan yang satu dan lebih mempercayai Samiri yang mengajak mereka menyembah patung sapi betina. Taurat Musa mereka anggap tidak lengkap dan sebab itu harus direvisi dan dibuat sebuah kitab suci lagi yang lengkap memuat perintah Tuhan kepada bangsa Yahudi, lebih tinggi, lebih abadi, dan sebab itu lebih suci. Maka lahirlah Talmud. Apakah Talmud itu? Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Darul'Ulum, Kairo, Prof. Ahmad Syalabi menulis, Taurat bukanlah satu-satunya kitab suci bagi bangsa Yahudi, tetapi ada riwayat-riwayat lain yang disampaikan dan dibawa oleh para pendeta-pendeta Yahudi secara turun temurun. Riwayat-riwayat inilah yang kemudian dikenal dengan Talmud." (Muqaranatul Adyan: Al-Yahudiyah, 1990). Pakar peneliti Talmud, Dr. Augutst Rohling menyatakan, "Kaum Yahudi meyakini bahwa Talmud adalah lebih suci ketimbang Taurat" (al-kanz al-Mashud, Bab II). Bahkan Dr. Joseph Barcklay dengan tegas menyatakan jika seluruh bagian dari Talmud merupakan pengingkaran terhadap Taurat Musa (Hebrew Literature, hal 40). Dalam Babba Metsia, volume 33a, salah seorang Pendeta Yahudi berkata, "Orang yang mempelajari Taurat berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang tidak layak diberi imbalan, orang yang mempelajari Mishnah berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang layak diberi imbalan, sedangkan orang yang mempelajari Gemara berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang paling besar." Bahkan Rabbi Roski dalam Erubin Volume 216 menulis, "Jadikan perhatianmu kepada ucapan-ucapan para Rabbi (Talmud) melebihi perhatianmu kepada Syari'at Musa (Taurat)". Kitab Shagijan pun menulis, "......Tak ada ampun bagi siapa saja yang meninggalkan Talmud dan hanya mempelajari Taurat, karena ajaran para Rabbi lebih utama dari ajaran Musa." Talmud Palestina dan Baylonia Ada berbagai kitab yang dianggap merupakan bagian dari Talmud. Namun ada dua kitab aras utama yakni Talmud Palestina dan Talmud Babylonia. Talmud Babylonia yang merupakan Talmud yang dibuat oleh para pendeta Yahudi di Babylonia dan isinya memaparkan secara panjang lebar dan dengan bahasa yang dimengerti semua pihak dari isi Talmud Palestina, yang hanya dimengerti oleh kalangan terbatas karena memiliki kunci-kunci yang pelik dan bahasa yang rumit. Sebab itu, Talmud yang paling otoritatif dan dipakai oleh kaum Zionis Yahudi sampai sekarang. Zionis-Yahudi sangat mempercayai Talmud yang diyakini berasal dari perkataan Tuhan Yahweh kepada Musa. Bahkan Talmud dianggap lebih suci ketimbang Taurat Musa, karena mereka meyakini jika Tuhan Yahweh mengalami kesulitan dalam sesuatu hal atau urusan, maka Tuhan Yahweh akan berkonsultasi dengan para Rabbi Yahudi, bukan dengan Musa. Sebab itu kedudukan Rabbi Yahudi tinggi, lebih otoritatif, lebih mulia, ketimbang Musa as. Padahal, menurut seorang filsuf yang juga Rabbi Tertinggi bangsa Yahudi pada zamannya, Rabbi Maimonides (Moses bin Maimon, 1190 M), bangsa Yahudi sesungguhnya tidak pernah bisa memastikan dengan tepat satu pun doktrin dari Talmud karena sejarahnya yang sangat kacau-balau. Maimonides berkata, "Sejak zaman Nabi Musa dulu sampai zaman Rabbi Judah Hanasi (135-220 M), para pendeta Yahudi tidak pernah sepakat tentang kebenaran satu doktrin pun yang ada pada "Undang-undang lisan" (Talmud) yang diajarkan secara terbuka. Para pemimpin agama Yahudi atau nabi dari setiap generasi menulis beberapa catatan tentang kitab tersebut berdasarkan kepada apa-apa yang ia dengar dari guru-guru pendahulunya untuk disampaikan kepada kaumnya." Maimonides melanjutkan, "Demikianlah, setiap rabbi menulis catatan-catatan yang banyak dan tersebar di mana-mana itu dikumpulkan, dan dari seluruh catatan tersebut dirangkumnya dan dibagi-bagi dalam perkara hukum, tradisi, keputusan, dan lain-lain dan dijadikannya sebagai sebuah itab undang-undang. " (Hebrew Literature, sebuah pengantar oleh Dr. Joseph Barcklay, hal.13) Kitab Iblis Hampir seluruh isi dari Talmud merupakan ajaran Iblis yang intinya mengklaim jika hanya bangsa Yahudi-lah yang merupakan manusia, kekasih dan bahkan Guru dari Tuhan, bangsa terpilih, dan bangsa kuat yang mampu mengalahkan Tuhan dalam banyak urusan, sedangkan bangsa selain Yahudi adalah ghoyim atau gentiles yang dianggap bukanlah manusia, melainkan binatang. Inilah yang dipercaya dan diyakini oleh Zionisme-Yahudi sampai sekarang. Sebab itu, mereka selalu bekerja demi kepentingan golongan mereka dan sama sekali tidak sudi untuk berkompromi menyangkut kepentingan mereka. Bangsa-bangsa selain Yahudi seharusnya mengetahui ini dan sebab itu sama sekali jangan pernah mau berunding dengan kaum Zionis-Yahudi karena mereka dipastikan akan berkhianat . Sejarah panjang kemanusiaan telah membuktikan hal ini. Karean begitu buruknya, maka banyak kalangan dari para peneliti Talmud menegaskan bahwa Talmud merupakan kitab hitam iblis yang sangat tidak layak disebut sebagai kitab suci. Namun inilah yang menjadi dasar ideologi kaum Zionis sampai sekarang.(Rz) Ayat-Ayat Setan Talmud. 1. "Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang." (Kerithuth 6b hal.78 Jebhammoth 61a) 2. "Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagi budak untuk melayani orang-orang Yahudi." (Midrasch Talpioth 225) 3. "Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin." (Zohar II, 4b) 4. "Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahan lebih daripada babi yang sakit." (Orachi Chaiim57,6a) 5. "Tuhan (Yahweh) tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya (marah) kepada orang-orang non-Yahudi. "(Talmud IV/8/4a) 6. "Dimana saja mereka (orang-orang Yahudi) datang, mereka akan menjadi pangeran raja-raja." (Sanhedrin 104a) 7. "Terhadap seorang non-Yahudi tidak menjadikan Orang Yahudi berzina. Bisa terkena hukuman bagi orang Yahudi hanya bila berzina dengan Yahudi lainnya, yaitu isteri seorang Yahudi. Isteri non-Yahudi tidak termasuk." (Talmud IV/4/52b) 8. "Tidak ada isteri bagi non-Yahudi, mereka sesungguhnya bukan isterinya." (Talmud IV/4/81 dan 82b) 9. "Orang-orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipudaya orang-orang non-Yahudi." (Zohar I, 168a) 10. "Jika dua orang Yahudi menipu orang non-Yahudi, mereka harus membagi keuntungannya." (Choschen Ham 183, 7) 11. Tetaplah terus berjual beli dengan orang-orang non-Yahudi, jika mereka harus membayar uang untuk itu." (Abhodah Zarah 2a T) 12. "Tanah orang non-Yahudi, kepunyaan orang Yahudi yang pertama kali menggunakannya." (Babba Bathra 54b) 13. "Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan."(Babha Kama 113a) 14. "Kepemilikan orang non-Yahudi seperti padang pasir yang tidak dimiliki; dan semua orang (setiap Yahudi) yang merampasnya, berarti telah memilikinya." (Talmud IV/3/54b) 15. "Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya." (Talmud IV/1/113b) 16. "Orang Yahudi boleh mempraktekkan riba terhadap orang non-Yahudi." (Talmud IV/2/70b) 17 "Ketika Messiah (Raja Yahudi Terakhir atau Ratu Adil) datang, semuanya akan menjadi budak-budak orang-orang Yahudi." (Erubin) Erubin 2b, "Barangsiapa yang tidak taat kepada para rabbi mereka akan dihukum dengan cara dijerang di dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka". Moed Kattan 17a, "Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan sesuatu kejahatan, maka hendaklah ia pergi ke suatu kota dimana ia tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu disana" Sanhedrin 58b, "Jika seorang kafir menganiaya seorang Yahudi, maka orang kafir itu harus dibunuh". Sanhedrin 57a, "Seorang Yahudi tidak wajib membayar upah kepada orang kafir yang bekerja baginya". Baba Kamma 37b, "Jika lembu seorang Yahudi melukai lembu kepunyaan orang Kanaan, tidak perlu ada ganti rugi; tetapi, jika lembu orang Kanaan sampai melukai lembu kepunyaan orang Yahudi maka orang itu harus membayar ganti rugi sepenuh-penuhnya". Baba Mezia 24a, "Jika seorang Yahudi menemukan barang hilang milik orang kafir, ia tidak wajib mengembalikan kepada pemiliknya". (Ayat ini ditegaskan kembali di dalam Baba Kamma 113b), Sanhedrin 57a, "Tuhan tidak akan mengampuni seorang Yahudi 'yang mengawinkan anak-perempuannya kepada seorang tua, atau memungut menantu bagi anak-lakinya yang masih bayi, atau mengembalikan barang hilang milik orang Cuthea (kafir)' ...". Sanhedrin 57a, "Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea (kafir), tidak ada hukuman mati, Apa yang sudah dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya". Baba Kamma 37b, "Kaum kafir ada di luar perlindungan hukum, dan Tuhan membukakan uang mereka kepada Bani Israel". Baba Kamma 113a, "Orang Yahudi diperbolehkan berdusta untuk menipu orang kafir". Yebamoth 98a, "Semua anak keturunan orang kafir tergolong sama dengan binatang". Abodah Zarah 36b, "Anak-perempuan orang kafir sama dengan 'niddah' (najis) sejak lahir". Abodah Zarah 22a – 22b, "Orang kafir lebih senang berhubungan seks dengan lembu". Gittin 69a, "Untuk menyembuhkan tubuh ambil debu yang berada di bawah bayang-bayang jamban, dicampur dengan madu lalu dimakan". Shabbath 41a, "Hukum yang mengatur keperluan bagaimana kencing dengan cara yang suci telah ditentukan". Yebamoth 63a, " ... Adam telah bersetubuh dengan semua binatang ketika ia berada di Sorga". Yebamoth 63a, "...menjadi petani adalah pekerjaan yang paling hina ". Sanhedrin 55b, "Seorang Yahudi boleh mengawini anak-perempuan berumur tiga tahun (persisnya, tiga tahun satu hari)". Sanhedrin 54b, "Seorang Yahudi diperbolehkan bersetubuh dengan anak-perempuan, asalkan saja anak itu berumur di bawah sembilan tahun". Kethuboth 11b, "Bilamana seorang dewasa bersetubuh dengan seorang anak perempuan, tidak ada dosanya". Yebamoth 59b, "Seorang perempuan yang telah bersetubuh dengan seekor binatang diperbolehkan menikah dengan pendeta Yahudi. Seorang perempuan Yahudi yang telah bersetubuh dengan jin juga diperbolehkan kawin dengan seorang pendeta Yahudi". Abodah Zarah 17a, "Buktikan bilamana ada pelacur seorangpun di muka bumi ini yang belum pernah disetubuhi oleh pendeta Talmud Eleazar". Hagigah 27a, "Nyatakan, bahwa tidak akan ada seorang rabbi pun yang akan masuk neraka". Baba Mezia 59b, "Seorang rabbi telah mendebat Tuhan dan mengalahkan-Nya. Tuhan pun mengakui bahwa rabbi itu memenangkan debat tersebut". Gittin 70a, "Para rabbi mengajarkan, 'Sekeluarnya seseorang dari jamban, maka ia tidak boleh bersetubuh sampai menunggu waktu yang sama dengan menempuh perjalanan sejauh setengah mil, konon iblis yang ada di jamban itu masih menyertainya selama waktu itu, kalau ia melakukannya juga (bersetubuh), maka anak-keturunannya akan terkena penyakit ayan". Gittin 69b, "Untuk menyembuhkan penyakit kelumpuhan campur kotoran seekor anjing berbulu putih dan campur dengan balsem; tetapi bila memungkinkan untuk menghindar dari penyakit itu, tidak perlu memakan kotoran anjing itu, karena hal itu akan membuat anggota tubuh menjadi lemas ". Pesahim 11a, "Sungguh terlarang bagi anjing, perempuan, atau pohon kurma, berdiri di antara dua orang laki-laki. Karena musibah khusus akan datang jika seorang perempuan sedang haid atau duduk-duduk di perempatan jalan ". Menahoth 43b-44a, "Seorang Yahudi diwajibkan membaca doa berikut ini setiap hari, 'Aku bersyukur, ya Tuhanku, karena Engkau tidak menjadikan aku seorang kafir, seorang perempuan, atau seorang budak belian' ". Di dalam Talmud, ayat Gittin 57b ada dikisahkan tentang dibantainya 4 juta orang Yahudi oleh orang Romawi di kota Bethar. Gittin 58a, mengklaim bahwa 16 juta anak-anak Yahudi dibungkus ke dalam satu gulungan dan dibakar hidup-hidup oleh orang Romawi. Demografi tentang zaman kuno menyatakan orang Yahudi di seluruh dunia pada masa penjajahan oleh Romawi tidak sampai berjumlah 16 juta, bahkan 4 juta pun tidak ada) Abodah Zarah 70a, "Seorang rabbi ditanya, apakah anggur yang dicuri di Pumbeditha boleh diminum, atau anggur itu sudah dianggap najis, karena pencurinya adalah orang-orang kafir (seorang bukan-Yahudi bila menyentuh guci anggur, maka anggur itu dianggap sudah najis). Rabbi itu menjawab, tidak perlu dipedulikan, anggur itu tetap halal ('kosher') bagi orang Yahudi, karena mayoritas pencuri yang ada di Pumbeditha, tempat dimana guci-guci anggur itu dicuri, adalah orang-orang Yahudi". (Kisah ini juga ditemukan di dalam Kitab Gemara, Rosh Hashanah 25b). Perjanjian Kecil, Soferim 15, Kaidah 10, "Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon ben Yohai, 'Tob shebe goyyim harog' ("Bahkan orang kafir yang baik sekali pun seluruhnya harus dibunuh"). Orang-orang Israeli setiap tahun mengikuti acara nasional ziarah ke kuburan Simon ben Yohai untuk memberikan penghormatan kepada rabbi yang telah menganjurkan untuk menghabisi orang-orang non-Yahudi2. Di Purim, pada tanggal 25 Februari 1994 seorang perwira angkatan darat Israel, Baruch Goldstein, seorang Yahudi Orthodoks dari Brooklyn, membantai 40 orang muslim, termasuk anak-anak, tatkala mereka tengah bersujud shalat di sebuah masjid. Goldstein adalah pengikut mendiang Rabbi Meir Kahane, yang menyatakan kepada kantor berita CBS News, bahwa ajaran yang dianutnya mengatakan orang-orang Arab itu tidak lebih daripada anjing, sesuai ajaran Talmud".3 Ehud Sprinzak, seorang profesor di Universitas Jerusalem menjelaskan tentang falsafah Kahane dan Goldstein, "Mereka percaya adalah teiah menjadi iradat Tuhan, bahwa mereka diwajibkan untuk melakukan kekerasan terhadap 'goyim', sebuah istilah Yahudi untuk orang-orang non-Yahudi".4 Rabbi Yizak Ginsburg menyatakan, "Kita harus mengakui darah seorang Yahudi dan darah orang 'goyim' tidaklah sama".5 Rabbi Jacov Perrin berkata, "Satu juta nyawa orang Arab tidaklah seimbang dengan sepotong kelingking orang Yahudi".6 Kata Talmud tentang Yesus dan Kekristenan "Pada malam kematiannya, Yesus digantung dan 40 hari sebelumnya diumumkan bahwa Yesus akan dirajam (dilempari batu) hingga mati karena ia telah melakukan sihir dan telah membujuk orang untuk melakukan kemusyrikan (pemujaan terhadap berhala)...Dia adalah seorang pemikat, dan oleh karena itu janganlah kalian mengasihaninya atau pun memaafkan kelakuannya" (Sanhedrin 43a) "Yesus ada dalam neraka, direbus dalam kotoran (tinja) panas" (Gittin 57a) "Ummat Kristiani (yang disebut 'minnim') dan siapa pun yang menolak Talmud akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dihukum di sana bersama seluruh keturunannya" (Rosh Hashanah 17a) "Barangsiapa yang membaca Perjanjian Baru tidak akan mendapatkan bagian 'hari kemudian' (akhirat), dan Yahudi harus menghancurkan kitab suci ummat Kristiani yaitu Perjanjian Baru" (Shabbath 116a) Sejarah Freemasonry di Indonesia Satu abad "Kebangkitan Nasional" berdengung disekitar pendengaran kita. Menurut buku pelajaran dari SD hingga SMA, pada tanggal 20 Mei 1908 telah terjadi suatu pergerakan menuju awal gerakan nasional dalam mengatasi penjajahan di bumi Indonesia yang dipromotori oleh mahasiswa-mahaiswa STOVIA yang biasa disebut dengan "Budi Utomo". Dr. Sutomo pun di daulat menjadi salah satu "pengisi" awal dari pergerakan Budi Utomo. Dari SD sampai SMA bahkan mungkin perguruan tinggi kita sudah di doktrin tentang kedahsyatan hari yang disebut kebangkitan nasional ini yang selalu menjadi titik awal kaum terpelajar di Indonesia. Kita bahkan tidak mengetahui atau bahkan tak acuh tentang bagaimana sejatinya pergerakan Budi Utomo ini. Budi Utomo merupakan pergerakan yang menurut fakta sejarah sejatinya masih bersifat sangat kedaerahan, belum mencakup tingkat nasional dan bahkan masih berada di dalam taraf kelokalan. Gerakan ini ternyata menyimpan sebuah tabir misteri yang berkaitan dengan sebuah organisasi rahasia Yahudi Internasional di bawah pendudukan Belanda yang disebut dengan organisasi Freemason (Tarekat Mason Bebas) atau yang dikenal pada waktu penjajahan Belanda disebut dengan "Vrijmetselarrij" . Fakta ini jarang sekali diungkap kedalam ranah pendidikan nasional karena memang sangat dirahasiakan sekali usaha dari organisasi terselubung ini. Di dalam buku "Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962**" dijelaskan dengan gamblang bagaimana campur tangan freemason terhadap Budi Utomo dalam kaitanya menyebarluaskan faham keyahudian di dalam tubuh budi Utomo ini. Kita dapat lihat pada kutipan berikut ini: "...pengaruh Tarekat Mason Bebas atas emansipasi segmen penduduk Indo-Eropa telah mendapat perhatian , tidaklah terlupakan bahwa mereka juga mempunyai pengaruh dalam gerakan nasional Indonesia. Kaum Mason Bebas sudah pada tahap dini mengadakan hubungan dengan salah satu organisasi politik Indonesia yang pertama, yang bernama "Budi Utomo" ". (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. xviii). Pada awal masa gerakan nasional kaum Mason bebas sudah berusaha menguasai perpolitikan Indonesia dengan cara sokongan keuangan bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang berbakat. Kehebatan kaum Mason Bebas di Indonesia ini pada kemudian hari tampak pada pendirian sekolah-sekolah dan perpustakaan yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, kita dapat lihat lokasi-lokasi dan waktu berdirinya sekolah-sekolah bentukan kaum Freemason ini,: 1875 di Semarang 1879 di Batavia 1885 di Yogyakarta, dua sekolah 1887 di Surakarta dan Magelang 1888 di Buitenzorg (Bogor) 1889 di Padang dan Probolinggo 1892 di Semarang, sekolah kedua 1897 di tegal 1898 di Bandung dan Manado 1899 di Aceh 1900 di Malang 1903 di Malang, sekolah kedua 1905 di Bandung, sekolah kedua 1907 di Blitar 1908 di Surabaya 1900 di Padang, Magelang (sekolah kedua) dan Medan, Makssar, Kediri 1926 di Malang, sekolah ketiga Selain mendirikan sekolah-sekolah, para anggota Tarekat Mason Bebas di Indonesia ini juga mendirikan berbagai perpustakaan di berbagai daerah. Di semarang pada tahun 1875 di buka peprustakaan yang disebut "De Verlichting" dan pada tahun 1917 ditempatkan di Perpustakaan Pusat dan Ruang Baca Umum. Jenis perpustakaan itu dengan berjalannya waktu, muncul hampir bersamaan dengan di semua tempat yang ada loge. Pada tahun 1877 didirikan sebuah perpustakaan di Padang dan kemudian: 1878 di Yogya 1879 di Surabaya 1882 di Salatiga 1889 di Probolinggo 1890 di Buitenzorg (Bogor) 1891 di Bandung 1892 di Menado 1895 di Manado 1897 di Tegal 1899 di Medan 1902 di Ambon 1902 di Malang 1908 di Magelang 1907 di Blitar

Jumat, 07 November 2014

Menasihati, Menegur, Dan Mengkritik Pemimpin Secara Terang - Terangan

8 November 2014 pukul 0:18 Menasihati, Menegur, dan Mengkritik Pemimpin Secara Terang-Terangan Berikut ini adalah bukti bahwa cara ini juga pernah dilakukan oleh manusia mulia. Baik yang melakukannya di istana penguasa atau di tempat selain istana. Sekaligus paparan di bawah ini sebagai koreksi bagi pihak-pihak yang melarang menasihati dan menegur kesalahan penguasa secara terang-terangan. Khalifah Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu Ketika Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu menyampaikan khutbah di atas mimbar, dia menyampaikan bahwa Umar hendak membatasi Mahar sebanyak 400 Dirham, sebab nilai itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika ada yang lebih dari itu maka selebihnya dimasukkan ke dalam kas negara. Hal ini diprotes langsung oleh seorang wanita, di depan manusia saat itu, dengan perkataannya : “Wahai Amirul mu’minin, engkau melarang mahar buat wanita melebihi 400 Dirham ?” Umar menjawab : “Benar.” Wanita itu berkata: “Apakah kau tidak mendengar firman Allah : “ .... sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang Dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata ?” (QS. An Nisa (4): 20) Umar menjawab; “Ya Allah ampunilah, semua manusia lebih tahu dibanding Umar.” Maka umar pun meralat keputusannya. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 2/244. Imam Ibnu katsir mengatakan: sanadnya jayyid qawi (baik lagi kuat). Sementara Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini menyatakan hasan li ghairih) Inilah Umar bin Al Khathab. Beliau menerima kritikan terbuka wanita tersebut, dengan jiwa besar dia mengakui kesalahannya, serta tidak mengatakan : “Engkau benar, tapi caramu menasihatiku salah, seharusnya engkau nasihatiku secara diam-diam, tidak terang-terangan!” Tidak. Umar tidak sama sekali mengingkari cara wanita itu menasihatinya di depan banyak manusia. Bukan hanya itu, para sahabat yang melihatnya pun tidak pula mengingkari wanita tersebut. Jikalau wanita itu salah dalam penyampaiannya, maka tentunya serentak dia akan diingkari oleh banyak manusia saat itu. Faktanya tidak ada pengingkaran itu. Ini disebabkan karena keputusan khalifah Umar, akan membawa dampak bagi rakyatnya, maka meralatnya pun dilakukan secara terbuka. Metode ini juga dijalankan oleh para tabi’in serta generasi selanjutnya. Hal ini terekam dalam kitab-kitab para ulama. Jika, mereka menasihati pemimpin secara empat mata dan sembunyi-sembunyi, tentunya dari mana manusia bisa tahu peristiwa-peristiwa ini ? Jika ada manusia meriwayatkan Imam Fulan telah menasehati khalifah, atau gubernur, maka ini sudah tidak bisa disebut diam-diam atau empat mata, sebab ada orang lain yang mendengarkan atau melihat, lalu orang tersebut meriwayatkan ke generasi selanjutnya hingga ke tangan kita. Imam Ibnu Khaldun juga mengatakan tidak boleh dikatakan ‘memberontak’ bagi orang yang melakukan perlawanan terhadap pemimpin yang fasiq. Beliau memberikan contoh perlawanan Al Husein terhadap Yazid, yang oleh Ibnu Khaldun disebut sebagai pemimpin yang fasiq. Apa yang dilakukan oleh Al Husein adalah benar, ijtihadnya benar, dan kematiannya adalah syahid. Tidak boleh dia disebut bughat (memberontak/makar) sebab istilah memberontak hanya ada jika melawan pemimpin yang adil. (Muqaddimah, Hal. 113) Berikutnya, ini adalah beberapa contoh para Imam kaum muslimin : Sa’id bin Jubeir Radhiallahu ‘Anhu terhadap Al Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi Tentang kecaman keras Said bin Jubeir Radhiallahu ‘Anhu terhadap gubernur zalim di Madinah, sangat terkenal. Beliau berkata tentang Hajjaj bin Yusuf dan pasukannya, sebagai berikut : عن أبي اليقظان قال: كان سعيد بن جبير يقول يوم دير الجماجم وهم يقاتلون: قاتلوهم على جورهم في الحكم وخروجهم من الدين وتجبرهم على عباد الله وإماتتهم الصلاة واستذلالهم المسلمين. فلما انهزم أهل دير الجماجم لحق سعيد بن جبير بمكة فأخذه خالد بن عبد الله فحمله إلى الحجاج مع إسماعيل بن أوسط البجلي “Dari Abu Al Yaqzhan, dia berkata : Said bin Jubeir pernah berkata ketika hari Dir Al Jamajim, saat itu dia sedang berperang (melawan pasukan Hajjaj) : “Perangilah mereka karena kezaliman mereka dalam menjalankan pemerintahan, keluarnya mereka dari agama, kesombongan mereka terhadap hamba-hamba Allah, mereka mematikan shalat dan merendahkan kaum muslimin.” Ketika penduduk Dir Al Jamajim kalah, Said bin Jubeir melarikan diri ke Mekkah. Kemudian dia dijemput oleh Khalid bin Abdullah, lalu dbawanya kepada Hajjaj bersama Ismail bin Awsath Al Bajali.” (Imam Muhammad bin Sa’ad, Thabaqat Al Kubra, 6/265. Dar Al Mashadir, Beirut) Demikianlah salah satu kecaman keras terhadap pemimpin Madinah, oleh seorang ulama fiqih dan tafsir, salah satu murid terbaik Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, yakni Al Imam Sa’id bin Jubeir Rahiallahu ‘Anhu. Dia adalah imamnya para imam pada zamannya, dan manusia paling ‘alim saat itu. Dia tidak mengatakan : “Aku akan pergi ke Hajjaj dan akan menasihatinya empat mata!” Tidak, dan tak satu pun ulama saat itu dan setelahnya, menjulukinya khawarij. Tentang Imam Sa’id bin Jubeir, berkata Abdussalam bin Harb, dari Khushaif, katanya : كان أعلمهم بالقرآن مجاهد، وأعلمهم بالحج عطاء، وأعلمهم بالحلال والحرام طاووس، وأعلمهم بالطلاق سعيد بن المسيب، وأجمعهم لهذه العلوم سعيد بن جبير “Yang paling tahu tentang Al Quran adalah Mujahid, yang paling tahu tentang Haji adalah ‘Atha, yang paling tahu tentang halal dan haram adalah Thawus, yang paling tahu tentang thalaq adalah Sa’id bin Al Musayyib, dan yang mampu mengkombinasikan semua ilmu-ilmu ini adalah Sa’id bin Jubeir.” (Imam Adz Dzahabi, Siyar A’lam An Nubala, 4/341. Muasasah Ar Risalah, Beirut) Sementara Ali Al Madini berkata : ليس في أصحاب ابن عباس مثل سعيد بن جبير. قيل: ولا طاووس ؟ قال: ولا طاووس ولا أحد. “Di antara sahabat-sahabat Ibnu Abbas tidak ada yang seperti Sa’id bin Jubeir.” Ada yang berkata : “Tidak pula Thawus ?” Ali Al Madini menjawab : “Tidak pula Thawus, dan tidak pula yang lainnya.” (Ibid) Imam Amr Asy Sya’bi Radhiallahu ‘Anhu terhadap Al Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi Beliau sezaman dengan Sa’id bin Jubeir, dan juga berhadapan dengan Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi, hanya saja dia tidak sampai melakukan perlawanan fisik. Imam Adz Dzahabi juga menceritakan, bahwa Imam Amr Asy Sya’bi telah mengkritik penguasa zalim, Hajjaj bin Yusuf dan membeberkan aibnya di depan banyak manusia. Dari Mujalid, bahwa Asy Sya’bi berkata : فأتاني قراء أهل الكوفة، فقالوا: يا أبا عمرو، إنك زعيم القراء، فلم يزالوا حتى خرجت معهم، فقمت بين الصفين أذكر الحجاج وأعيبه بأشياء، فبلغني أنه قال: ألا تعجبون من هذا الخبيث ! أما لئن أمكنني الله منه، لاجعلن الدنيا عليه أضيق من مسك جمل “Maka, para Qurra’ dari Kufah datang menemuiku. Mereka berkata : “Wahai Abu Amr, Anda adalah pemimpin para Qurra’.” Mereka senantiasa merayuku hingga aku keluar bersama mereka. Saat itu, aku berdiri di antara dua barisan (yang bertikai). Aku menyebutkan Al Hajaj dan aib-aib yang telah dilakukannya.” Maka sampai kepadaku (Mujalid), bahwa dia berkata : “Tidakkah kalian heran dengan keburukan ini ?! Ada pun aku, kalaulah Allah mengizinkan mengalahkan mereka, niscaya dunia ini akan aku lipat lebih kecil dari kulit Unta membungkusnya.” (Ibid, 4/304) Demikianlah Imam Amr Asy Sya’bi. Beliau mengkritik Al Hajjaj secara terang-terangan, di antara dua pasukan yang bertikai. Dia tidak mengatakan: “Aku akan temui Al hajjaj secara empat mata, lalu aku akan beberkan aib-aibnya dan menasihati dia secara sembunyi.” Tidak demikian. Siapakah Imam Amr Asy Sya’bi ? Dia adalah Imam Fiqih dan hadits pada masa tabi’in. Banyak sanjungan manusia kepadanya. Berkata Abu Usamah : كان عمر في زمانه رأس الناس وهو جامع، وكان بعده ابن عباس في زمانه، وكان بعده الشعبي في زمانه، وكان بعده الثوري في زمانه، ثم كان بعده يحيى بن آدم “Umar bin Al Khathab adalah pemimpin manusia pada zamannya, selanjutnya Ibnu Abbas adalah pemimpin manusia pada zamannya, lalu Asy Sya’bi pada zamannya, kemudian Sufyan Ats Tsauri pada masanya, lalu Yahya bin Adam pada masanya.” (Ibid, 4/302) Daud bin Abi Hindi berkata : ما جالست أحدا أعلم من الشعبي. “Belum pernah aku bermajelis dengan seorang pun yang lebih berilmu dibanding Asy Sya’bi.” (Ibid) Abu ‘Ashim bin Sulaiman berkata : ما رأيت أحدا أعلم بحديث أهل الكوفة والبصرة والحجاز والآفاق من الشعبي “Tidaklah aku melihat seorang pun yang lebih tahu tentang hadits di Kufah, Bashrah, Hijaz dan berbagai penjuru, dibandingkan Asy Sya’bi.” (Ibid) Dan masih banyak sanjungan lainnya. Imam Muhammad bin Sirin Radhiallahu ‘Anhu terhadap Ibnu Hubairah Beliau dikenal sebagai orang yang paling tegas terhadap Ahli bid’ah dan penguasa yang zalim. Dia pun secara terang-terangan menegur penguasa zamannya –yakni Ibnu Hubairah- di depan orang lain. Sebenarnya, Ibnu hubairah adalah salah satu pejabat tinggi dalam pemerintahan Khalifah Marwan. Berikut ini yang diceritakan Imam Abu Nu’aim Al Ashbahani : جعفر بن مرزوق، قال: بعث ابن هبيرة إلى ابن سيرين والحسن والشعبي، قال: فدخلوا عليه، فقال لابن سيرين: يا أبا بكر ماذا رأيت منذ قربت من بابنا، قال: رأيت ظلماً فاشياً، قال: فغمزه ابن أخيه بمنكبه فالتفت إليه ابن سيرين، فقال: إنك لست تسأل إنما أنا أسأل، فأرسل إلى الحسن بأربعة آلاف وإلى ابن سيرين بثلاثة آلاف، وإلى الشعبي بألفين؛ فأما ابن سيرين فلم يأخذها. Ja’far bin Marzuq berkata, “Ibnu Hubairah pernah memanggil Ibnu Sirin, Al Hasan (Al Bashri), dan Asy Sya’bi, dia berkata : “Masuklah kalian.” Maka dia bertanya kepada Ibnu Sirin : “Wahai Abu Bakar, apa yang kau lihat sejak kau mendekat pintu istanaku ?” Ibnu Sirin menjawab : “Aku melihat kezaliman yang merata.” Perawi berkata : Maka saudaranya menganggukan tengkuknya, dan Ibnu Sirin pun menoleh kepadanya. Lalu dia berkata (kepada Ibnu Hubairah) : “Bukan kamu yang seharusnya bertanya, tetapi akulah yang seharusnya bertanya.” Maka, Ibnu Hubairah akhirnya memberikan Al Hasan empat ribu dirham, Ibnu Sirin tiga ribu dirham, dan Asy Sya’bi dua ribu. Ada pun Ibnu Sirin dia mengambil hadiah itu.” (Hilyatul Auliya’, 1/330. Mauqi’ Al Warraq) Imam Adz Dzahabi mengatakan : قال هشام: ما رأيت أحدا عند السلطان أصلب من ابن سيرين “Berkata Hisyam : Aku belum pernah melihat orang yang paling tegas terhadap penguasa dibanding Ibnu Sirin.” (Siyar A’lam An Nubala, 4/615) Inilah Imam Muhammad bin Sirin Radhiallahu ‘Anhu, dia menegur kezaliman yang ada dalam istana, di depan banyak orang dan ulama. Mereka seperti Al Hasan dan Asy Sya’bi, pun tidak mengingkarinya. Ibnu Sirin tidak mengatakan kepada Ibnu Hubairah : “Aku ingin katakan kepadamu secara rahasia, bahwa kezaliman di istanamu telah merata!” Tidak demikian. Lagi pula, tahu dari mana Hisyam, kalau Ibnu Sirin adalah manusia paling tegas terhadap penguasa jika dia menegurnya secara sembunyi-sembunyi ? Siapakah Imam Muhammad bin Sirin Radhiallahu ‘Anhu ? Pada masanya dia dikenal orang yang sangat wara’, ahli fiqih, ahli tafsir mimpi, dan periang. Berikut ini parade pujian para ulama untuk Imam Ibnu Sirin Radhiallahu ‘Anhu. Sebagaimana yang dicatat oleh Imam Adz Dzahabi dalam kitab As Siyar-nya : قال ابن عون: كان محمد يأتي بالحديث على حروفه، وكان الحسن صاحب معنى. عون بن عمارة: حدثنا هشام، حدثني أصدق من أدركت، محمد بن سيرين. قال حبيب بن الشهيد: كنت عند عمرو بن دينار فقال: والله ما رأيت مثل طاووس، فقال أيوب السختياني وكان جالسا: والله لو رأى محمد بن سيرين لم يقله. معاذ بن معاذ: سمعت ابن عون يقول: ما رأيت مثل محمد بن سيرين. وعن خليف بن عقبة، قال: كان ابن سيرين نسيج وحده. وقال حماد بن زيد، عن عثمان البتي، قال: لم يكن بالبصرة أحد أعلم بالقضاء من ابن سيرين . وعن شعيب بن الحبحاب، قال: كان الشعبي يقول لنا: عليكم بذلك الاصم يعني ابن سيرين . وقال ابن يونس: كان ابن سيرين أفطن من الحسن في أشياء “Berkata Ibnu ‘Aun : “Muhammad bin Sirin meriwayatkan hadits dengan huruf-hurufnya, sementara Al Hasan yang mengetahui maknanya.” “Aun bin ‘Imarah, bercerita keada kami Hisyam, telah bercerita kepadaku bahwa orang yang paling jujur yang pernah aku temui adalah Muhammad bin Sirin. Habib bin Asy Syahid berkata: Aku bersama Amr bin Dinar, dia berkata : “Demi Allah aku tidak pernah melihat orang seperti Thawus.” Maka, Ayyub As Sukhtiyani sambil duduk menimpali : “Demi Allah, seandainya dia melihat Muhammad bin Sirin, tidak akan dia berkata seperti itu.” Muadz bin Muadz berkata, aku mendengar Ibnu ‘Aun berkata : “Aku belum pernah melihat orang semisal Muhammad bin Sirin.” Dari Khalifah bin ‘Uqbah, dia berkata: “Adalah Ibnu Sirin dia menenun (pakaiannya) sendiri.” Dari Hammad bin Zaid, dari Utsman Al Bati : “Tidak pernah ada di Bashrah orang yang paling tahu tentang kehakiman (hukum) dibanding Ibnu Sirin.” Ibnu Yunus berkata : “Ibnu Sirin lebih cerdas dibanding Al Hasan Al Bashri di banyak hal.” (Siyar A’lam An Nubala, 4/608) Sufyan Ats Tsauri Radhiallahu ‘Anhu terhadap Khalifah Al Mahdi Siapa yang tidak kenal dengan nama ini ? Imam Ahlus Sunnah, muara para ulama pada zamannya. Di depan para sahabatnya, dia pun pernah secara terang-terangan menegur dan menasihati Khalifah Al Mahdi yang sedang bersama pengawalnya, bahkan membuatnya marah. Berikut ini ceritanya, sebagaimana diceritakan oleh Imam Abu Nu’aim Al Ashbahani. Dari ‘Ubaid bin Junad, katanya : عطاء بن مسلم، قال: لما استخلف المهدي بعث إلى سفيان، فلما دخل خلع خاتمه فرمى به إليه، فقال: يا أبا عبد الله هذا خاتمي فاعمل في هذه الأمة بالكتاب والسنة، فأخذ الخاتم بيده، وقال: تأذن في الكلام يا أمير المؤمنين. قال عبيد: قلت لعطاء: يا أبا مخلد قال له: يا أمير المؤمنين. قال: نعم، قال: أتكلم علي أني آمن. قال: نعم، قال: لا تبعث إلي حتى آتيك، ولا تعطني شيئاً حتى أسألك، قال: فغضب من ذلك وهم به فقال له كاتبه: أليس قد أمنته يا أمير المؤمنين. قال: بلى، فلما خرج حف به أصحابه، فقالوا: ما منعك يا أبا عبد الله وقد أمرك أن تعمل في هذه الأمة بالكتاب والسنة؟ قال: فاستصغر عقولهم ثم خرج هارباً إلى البصرة. ’Atha bin Muslim berkata : “Ketika masa kekhalifahan Al Mahdi, dia berkunjung ke rumah Sufyan. Ketika dia masuk, dia melepaskan dan melemparkan cincinnya kepada Sufyan. Lalu dia berkata : “Wahai Abu Abdillah, inilah cincinku maka berbuatlah terhadap umat ini dengan Al Qur'an dan As Sunnah.” Maka Sufyan mengambil cincin itu dengan tangannya, lalu berkata : “Izinkan aku berbicara wahai amirul mu’minin.” Berkata ‘Ubaid : Aku berkata kepada ‘Atha bin Muslim : “Hai Abu Makhlad, dia (Sufyan) berkata kepada Al Mahdi : “Wahai Amirul mu’minin ?” ‘Atha menjawab : “Ya.” Sufyan berkata : “Apakah aku akan aman jika aku bicara ?” Al Mahdi menjawab : Ya.” Sufyan berkata : “Jangan kau kunjungi aku hingga aku lah yang mendatangimu, dan janganlah memberiku apa-apa sampai aku yang memintanya kepadamu.” ‘Atha berkata : “Maka marahlah Al Mahdi karena itu, dan dia berangan ingin memukulnya karenanya. Maka, berkatalah sekretarisnya kepadanya : “Bukankah kau sudah mengatakan bahwa dia aman wahai Amirul Mu’minin ?” Al Mahdi menjawab : “Tentu.” Maka, ketika dia keluar, maka para sahabat Sufyan mengelilinginya dan bertanya : “Apa yang dia larang kepadamu wahai Abu Abdillah, apakah dia memerintahkanmu untuk memperlakukan umat ini dengan Al Quran dan As Sunnah ?” Sufyan menjawab : “Remehkanlah akal mereka.” Lalu Sufyan Ats Tsauri melarikan diri ke Bashrah.” (Hilyatul Auliya’, 3/166. Mauqi’ Al Warraq) Demikianlah Imam Sufyan Ats Tsauri, memberikan teguran yang mendalam, bahkan meminta agar para sahabatnya meremehkan akal/kecerdasan Al Mahdi dan pengikutnya. Dia tidak mengatakan : “Biarkanlah dia, aku akan menasihatinya secara empa mata.” Tidak. Dia langsung menegurnya, walau di depan orang yang bersangkutan dan para pengawalnya. Inilah Imam Ahlus Sunnah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah Selain seorang ulama yang agung, beliau juga seorang mujahid. Tidak seperti prasangka sebagian kecil manusia, yang menuduhnya tidak pernah ikut berperang bersama kaum muslimin. Justru beliau adalah bintangnya dan pemimpin mereka. Berkata Al Alusi tentang Imam Ibnu Taimiyah : “Adapun keberanian dan jihadnya, maka suatu penjelasan apa pun tidak dapat mencakupnya secara sempurna. Ia sebagaimana yang diceritakan Al Hafizh Sirajuddin Abu Hafsh dalam Manaqib-nya adalah orang yang paling berani dan tegar hati menghadapi musuh. Aku belum pernah melihat manusia yang keberaniannya melebihi Ibnu Taimiyah dan semangat jihad melawan musuh melebihi semangatnya Ibnu Taimiyah. Ia selalu berjihad di dalan Allah dengan hati, lisan, dan tangannya dan tidak takut hinaan orang yang suka menghina dalam membela agama Allah Ta’ala. Banyak orang menceritakan bahwa Syaikh Ibnu Taimiyah juga sering ikut bersama pasukan Islam dalam peperangan melawan musuh. Apabila ia melihat pasukan yang gelisah dan takut, maka ia memberikan semangat kepadanya, memantapkan hatinya, menjanjikan kemenangan dan ghanimah kepadanya, dan menjelaskan keutamaan jihad dan mujahidin.” (Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, Hal. 796. Pustaka Al Kautsar) Syaikh Ahmad Farid juga menceritakan keberanian Imam Ibnu Taimiyah di medan tempur : “Seorang panglima perang mencertakan tentang perang Syaqhab. Ia mengatakan, “Syaikh Ibnu Taimiyah berkata kepadaku ketika dua pasukan sudah terlihat, ”Wahai kamu, perlakukanlah aku seolah aku sudah mati.” Lalu aku membawanya (Ibnu Taimiyah) ke depan, sementara musuh-musuh sudah turun bak banjir yang mengalir dengan deras. Peralatan perang mereka terlihat di sela-sela debu yang berterbangan. Lalu, aku berkata kepadanya : Ini akan mengantarkanmu pada kematian. Batalkan keinginanmu itu!” Ia menengadahkan mukanya ke langit, meluruskan pandangannya, dan menggerakkan kedua bibirnya dalam waktu yang lama kemudian bangkit dan maju ke medan perang. Aku tidak melihatnya lagi sampai Allah memberikan kemenangan pada umat Islam yang berhasil masuk ke kota Damaskus.” (Ibid, Hal. 798-799) Imam Ibnu Rajab Al Hambali juga meceritakan tentang Imam Ibnu Taimiyah : قدم إلى الشام هو وإخوته سنة اثنتي عشرة بنية الجهاد، لما قدم السلطان لكشف التتر عن الشام. فخرج مع الجيش، وفارقهم من عسقلان، وزار البيت المقدس. “Beliau bersama saudaranya, dua belas tahun, datang ke Syam dengan niat berjihad, ketika datangnya sultan untuk mengusir Tartar dari Syam. Ibnu Taimiyah keluar bersama pasukan, dan berpisah dengan mereka dari Asqalan, dan berziarah ke Baitul Maqdis.” (Imam Ibnu Rajab, Dzail Thabaqat Al Hanabilah, 1/343. Mauqi’ Al Warraq) Beliau juga sangat tegas dengan penyimpangan penguasa walau pun penguasa itu muslim. Hal itu dia buktikan dengan nasihatnya yang berani dan secara terbuka kepada Sultan Ibnu Ghazan. Syaikh Ahmad Farid berkata : “Tatkala Sultan Ibnu Ghazan berkuasa di Damaskus, Raja Al Karaj datang kepadanya dengan membawa harta yang banyak agar Ibnu Ghazan memberikan kesempatakan kepadanya untuk menyerang kaum musimin Damaskus.” (Demikianlah rencana jahat Sultan, ingin bekerja sama dengan raja musuh untuk menyerang kaum muslimin). Lalu Syaikh Ahmad Farid melanjutkan : “Namun berita ini sampai ke telinga Syaikh Ibnu Taimiyah. Sehingga ia langsung bertindak menyulut api semangat kaum muslimin untuk menentang rencana tersebut dan menjanjikan kepada mereka suatu kemenangan, keamanan, kekayaan, dan rasa takut yang hilang. Lalu bangkitlah para pemuda, orang-orang tua dan para pembesar mereka menuju sultan Ghazan.” (Inilah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, ia bersama umat Islam lainnya menuju istana Sultan untuk menentang kebijakan dan rencana jahatnya bersama Raja Al Karaj untuk menyerang kaum muslimin Damaskus. Inilah yang orang sekarang bilang demonstrasi. Imam Ibnu Taimiyah tidak mengatakan : “Aku akan nasihati Sultan Ghazan secara empat mata.” Justru ia melakukannya bersama umat Islam secara terang-terangan. Apa yang akan dikatakan dan dilakukan oleh Imam Ibnu Taimiyah, jika saat ini dia melihat ada sebuah negara muslim yang meminta pertolongan Amerika Serikat untuk menyerang kaum muslimin Iraq ? Atau mengizinkan tentara kafir membuka pangkalan militer di negeri muslim agar mereka mudah mengendalikan negeri-negeri muslim ? Dahulu ada Sultan Ibnu Ghazan dan Raja Al Karaj yang bermesraan, namun masih ada Imam Ibnu Taimiyah. Saat ini, ada pemimpin negeri muslim bermesraan dengan pemimpin kolonialisme modern, AS, namun, saat ini tidak ada yang seperti Imam Ibnu taimiyah!) Selanjutnya Syaikh Ahmad Farid mengatakan : “Tatkala Sultan Ghazan melihat Syaikh Ibnu Taimiyah, Allah menjadikan hati Sultan Ghazan mengalami ketakutan yang hebat terhadapnya sehingga ia meminta Syaikh Ibnu Taimiyah agar mendekat dan duduk bersamanya. Kesempatan tersebut digunakan Syaikh Ibnu Taimiyah untuk menolak rencananya, yaitu memberikan kesempatan kepada Raja Al Karaj yang hina untuk menghabisi umat Islam Damaskus. Ibnu Taimiyah memberitahu Sultan Ibnu Ghazan tentang kehormatan darah mslimin, mengingatkan dan memberi nasihat kepadanya. Maka Ibnu Ghazan menurut nasihat Ibnu Tamiyah tersebut. Dari situ, terselamatkanlah darah-darah umat Islam, terjaga isteri-isteri mereka, dan terjaga budak-budak perempuan mereka.” (Selengkapnya lihat 60 Biografi Ulama Salaf, Hal. 797-798) Imam Izzuddin bin Abdissalam Rahimahullah Beliau dijuluki Shulthanul ‘Ulama (pemimpinnya para ulama) pada masanya. Dialah ulama yang sangat pemberani terhadap kesewenangan penguasa. Ia menegur pemimpin yang menyimpang langsung di depannya dan dihadapan banyak manusia, bahkan juga di mimbar khutbah Jumat. Kami akan kutipkan sebuah peristiwa heroik beliau berikut ini : Syaikh Al Baji (murid Imam Izzudn bin Abdisalam) mengatakan : “Syaikh kami, Izzuddin pergi kepada Sultan Najmuddin Ayyub pada hari ‘Id di Qal’ah (benteng Shalahuddin). Di sana ia menyaksikan para prajurit yang berbaris di depan Sultan Najmuddin dan dewan kerajaan saat itu. Suasana kerajaan saat itu sangat megah. Sultan Najmuddin keluar kepada mereka dengan memakai perhiasan sebagaimana adat para Sultan di Mesir. Para pejabat saat itu pun sujud mencium tanah di depan sang Sultan. Melihat peristiwa tersebut Syaikh Izzuddin menoleh kepada Sultan Najmuddin dan berteriak memanggilnya, Wahai Ayyub! Apa hujjahmu di hadapan Allah ketika Dia berkata kepadamu,”Aku telah berikan kerajaan Mesir kepadamu lalu kamu memperbolehkan khamr!” Sultan Najmuddin Ayyub berkata, “Apakah ini terjadi ?” Syaikh Izzuddin menjawab, “Ya, di toko seorang perempuan telah dijual minuman khamr dan hal-hal lain yang munkar, sementara kamu bergelimang dalam kenikmatan kerajaan ini.” Syaikh Izzuddin memanggilnya (sultan) dengan suara sangat keras, sementara itu para prajuritnya membisu dan keheranan. Lalu Sultan Najmuddin Ayyub berkata, :Wahai Tuanku, itu bukan perbuatanku, ini sudah ada sejak zaman ayahku.” Syaikh Izzuddin berkata : “Kamu termasuk golongan orang yang mengatakan : "Sesungguhnya Kami mendapati bapak-bapak Kami menganut suatu agama,...” (QS. Az Zukhruf (43): 22) Lalu Sultan Ayyub merencanakan memusnahkan toko tersebut.” (Ibid, 747-748) Inilah Imam ‘Izzuddin (Al ‘Izz) bin Abdissalam, dengan suara lantang dia mengkritik sultan di depan banyak manusia, dan hal itu efektif sebagai presure (tekanan) agar sultan mau menerima nasihatnya. Bahkan, lebih berani lagi Imam Izzuddin bin Abdissalam menganggap bahwa para sultan saat itu masih terjerat hukum perbudakan sehingga para sultan adalah milik baitul mal kaum muslimin. Para sultan ini boleh dijual untuk kemaslahatan kaum muslimin. Hingga wakil sultan marah dan berkata : “Bagaimana Syaikh ini memanggil kami dan ingin menjual kami ? Sementara kami adalah raja-raja dunia. Demi Allah, aku akan penggal kepalanya!” Namun yang terjadi ketika wakil sultan datang ke rumah Imam Izzuddin bin Abdissalam, justru pedangnya terjatuh, badannya gemetar karena kewibawaan Imam Izzuudin. Wakil sultan berkata : “Wahai Tuanku, apa yang kau inginkan ?” Syaikh Izzuddin menjawab : “Aku memanggil dan menjual kalian.” Wakil sultan bertanya: “Untuk apa kau menjual kami ?” Syaikh Izzuddin menjawab : “Demi kemaslahatan umat Islam.” Wakil sultan bertanya lagi : “Siapa yang menerimanya ?” Syaikh Izzuddin menjawab : “Akulah yang menerimanya.” Lalu para pejabat pemerintah dipanggil satu persatu dan dijual dengan harga mahal. Hasil penjualan mereka digunakan untuk kemaslahatan umat Islam. Ini adalah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.” (Ibid, Hal. 749-750) Ada peristiwa yang mirip dengan masa Imam Ibnu Tamiyah. Ibnu As Subki menceritakan tentang penguasa Damaskus bernama Shalih Ismail, panggilannya Abu Al Khaisy. Dia berkolaborasi dengan pasukan Eropa untuk menyerahkan kota Shida dan beneng Asy Syaqif kepada Eropa. Tindaka ini dikecam oleh Syaikh Izzuddin sehingga dia tidak mendoakannya dalam khutbah. Beliau tidak sendiri dalam hal ini. Beliau ditemani oleh Abu Amr bin Al Hajib Al Maliki. Pengecaman tersebut telah membaut sultan marah. (Ibid, Hal. 750) Inilah Al Imam Al ‘Izz bin Abdissalam, salah satu Imam Ahlus Sunnah bermadzhab syafi’i. Imam Ad Dzahabi menyebutnya sebagai seorang yang sudah taraf mujtahid, dan Imam As Suyuhi juga menyebukan di akhir hayatnya dia tidak lagi terika madzhab, sudah berfatwa dengan fatwanya sendiri. Demikianlah. Sebenarnya masih banyak contoh lain dari para ulama. Namun, nampaknya ini sudah cukup menggambarkan bahwa menasihati penguasa secara terbuka, bukanlah hal yang tercela dan bukan pula barang baru. Justru ini adalah perbuatan mulia yang membutuhkan keberanian sebagaimana Imam Ibnu Taimiyah dan Imam Izzuddin bin Abdissalam. Menasihati pemimpin, baik secara sembunyi atau terbuka, tidaklah kita melihat dari sisi benar-salah. Melainkan dari sisi mana di antara keduanya yang lebih tepat guna dan efektif dalam merubah penyimpangan penguasa. Tentu hal ini perlu kejelian dan analisa. Bisa jadi ada penguasa yang hanya bisa berubah dengan tekanan dari rakyatnya, ada juga yang sudah bisa berubah walau di nasihati oleh orang terdekatnya secara rahasia. Oleh karena itu, ketenangan dan kejelian sangat diperlukan dalam memutuskan masalah ini. Dan, yang jelas tak satu pun para ulama Islam mengatakan, bahwa menasihati pemimpin secara terbuka adalah bentuk pemberontakan bahkan khawarij. Ini adalah pengertian yang amat jauh. Tidak pantas menyamakan pemberontakan dengan nasihat. Sebab yang satu berdosa, dan yang lain berpahala dan mulia. Tak pantas pla hal itu disamakan dengan keluarnya kaum khawarij terhadap pemerintahan Ali. Sebab, yang kita bahas adalah tentang penguasa atau pemimpin yang zalim, bukan pemimpin yang adil seperti Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu. وعامتهم : dan orang-orang umumnya Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan : وَأَمَّا نَصِيحَة عَامَّة الْمُسْلِمِينَ وَهُمْ مَنْ عَدَا وُلَاة الْأَمْر فَإِرْشَادهمْ لِمَصَالِحِهِمْ فِي آخِرَتهمْ وَدُنْيَاهُمْ ، وَكَفّ الْأَذَى عَنْهُمْ فَيُعَلِّمهُمْ مَا يَجْهَلُونَهُ مِنْ دِينهمْ ، وَيُعِينهُمْ عَلَيْهِ بِالْقَوْلِ وَالْفِعْل ، وَسِتْر عَوْرَاتهمْ ، وَسَدّ خَلَّاتهمْ ، وَدَفْع الْمَضَارّ عَنْهُمْ ، وَجَلْب الْمَنَافِع لَهُمْ ، وَأَمْرهمْ بِالْمَعْرُوفِ ، وَنَهْيهمْ عَنْ الْمُنْكَر بِرِفْقٍ وَإِخْلَاصٍ ، وَالشَّفَقَة عَلَيْهِمْ ، وَتَوْقِير كَبِيرهمْ ، وَرَحْمَة صَغِيرهمْ ، وَتَخَوُّلهمْ بِالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَة ، وَتَرْك غِشِّهِمْ وَحَسَدِهِمْ ، وَأَنْ يُحِبَّ لَهُمْ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنْ الْخَيْر ، وَيَكْرَه لَهُمْ مَا يَكْرَه لِنَفْسِهِ مِنْ الْمَكْرُوه ، وَالذَّبّ عَنْ أَمْوَالهمْ وَأَعْرَاضهمْ ، وَغَيْر ذَلِكَ مِنْ أَحْوَالهمْ بِالْقَوْلِ وَالْفِعْل ، وَحَثّهمْ عَلَى التَّخَلُّق بِجَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ مِنْ أَنْوَاع النَّصِيحَة ، وَتَنْشِيط هَمِّهِمْ إِلَى الطَّاعَات . “Ada pun nasihat bagi umumnya kaum muslimin, dan mereka adalah selain para pemimpin, yakni : - dengan membimbing mereka untuk mendapatkan kebaikan baik dunia dan akhirat, -menahan diri untuk menyakiti mereka, -mengajarkan mereka apa-apa yang mereka tidak tahu dari perkara agama, -menolong mereka dengan ucapan dan perbuatan, -menutupi aurat mereka, - memenuhi kekosongan mereka, -mencegah kerusakan bagi mereka, -memberikan manfaat untuk mereka, memerintahkan kepada kebaikan, - mencegah mereka dari kemungkaran dengan lembut dan ikhlas, -menyayangi mereka, menghormati yang tua, menyayangi yang muda, - memperhatikan mereka dengan mauizhah hasanah, - tidak menipu dan dengki, - mencintai untuk mereka apa-apa yang dia cintai berupa kebaikan, - membenci untuk mereka apa yang dia benci berupa hal yang dibenci, -melindungi harta dan kehormatan mereka, -selain hal itu melindungi keadaan mereka baik dengan ucapan dan perbuatan, -dan menganjurkan mereka dengan akhlak yang telah kami sebutkan yang merupakan bagian dari jenis nasihat, dan membangkitkan hasrat mereka kepada ketaatan. (Al Minhaj, 1/144) Wallahu a'lam.