Senin, 30 Maret 2015

5 NIKMAT YANG HARUS DISYUKURI ORANG ISLAM

DALAM hidup ini, seharusnya kita banyak-banyak bersyukur atas apa yang telah kita terima dan rasakan. Bersyukur atas semua yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepada kita adalah wajib. Karena dengan bersyukur, jiwa kita akan tenang dan nikmat yang kita terima dan rasakan akan semakin memberi berkah dalam hidup kita. Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-qur’anul Karim dalam surah Ibrahim sebagai berikut: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. (QS. Ibrahim [14]: 7) Ada banyak cara untuk bersyukur atas nikmat Allah kepada kita. Misalnya bagaimana kita mensyukuri rezeki yang dilimpahkan kepada kita? salah satu adalah dengan menafkahkan harta kita kejalan yang benar, berzakat, ber infak, sedekah dll yang diridhoi oleh Allah. Jika kita diberi kesehatan, syukurilah dengan menjaga kesehatan, menjaga badan serta anggota tubuh dari hal-hal yang bisa merugikah badan atau tubuh kita sendiri. Secara garis besar, ada lima nikmat Allah SWT yang harus kita syukuri. Diantaranya adalah sebagai berikut: Nikmat Fitriyah. Nikmat Fitriyah adalah nikmat yang ada pada diri kita atau personal kita. Misal: Allah memberikan kita hidup ini, tangan, kaki, wajah yang menawan, mata, telinga dan anggota tubuh yang lain. Ini wajib kita syukuri. Dan janganlah angkuh seandainya kita diberikan rupa yang menarik. Syukurilah bahwa itu nikat yang diberikan oleh Allah semata-mata untuk hak-hal kebaikan. Nikmat Ikhtiyariyah. Nikmat ini berupa nikmat yang kita peroleh atas usaha kita. Misalnya: Harta yang banyak, Kedudukan yang tinggi, Ilmu yang banyak, Pengaruh yang besar, Posisi, Jabatan, Tanah, Mobil dan lain-lain yang kita peroleh atas usaha kita. Nikmat ini harus kita syukuri. Sedekahkan harta yang kita miliki dan pergunakan ke jalan yang diridhoi Allah. Jika menjadi pemimpin dengan jabatan yang tinggi, jangan kita salah gunakan jabatan tersebut, karena itu semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Nikmat Alamah. Nikmat alam sekitar kita. Kita tidak bisa hidup jika Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya: Air, Udara, Tanah dan lain-lain. Mari kita syukuri semua ini dengan menjaga alam ini dari kerusakan. Menjaga udara dari pencemaran, banyak-banyak menanam pohon dan lain-lain. Nikmat Diiniyah. Nikmat Diiniyah adalah nikmat Agama Islam. Nikmat Iman. Bayangkan jika kita terlahir bukan dari rahim seorang muslimah? Mungkin saat ini kita menjadi kafir. Maka syukurilah nikmat-nikmat diin yang diberikan Allah kepada kita dengan menjalankan perintah-perintah agama serta menjauhi larangan Allah SWT. Nikmat Ukhrowiyah. Nikmat Ukhrowi adalah nikmat akhirat. Nikamt inilah yang akan kita petik nanti jika telah dihisab di yaumil mahsyar. Nikmat ini tergantung dari apa yang kita perbuat didunia ini. Jika semua nikmat diatas telah kita terima dan kita syukuri dengan baik, maka nikmat ukhrowi ini yang akan kita dapatkan dan rasakan jika nanti sudah di alam akhirat. Harus kita sadari bahwa hidup didunia ini hanyalah sementara. Ada batas waktu yang telah ditentukan Allah dan jika telah tiba waktunya kita semua akan mati. Begitu juga nikmat yang diberikan Allah adalah bukan milik kita melainkan titpan semata. Maka sudah sepantasnyalah kita menjaga dan bersyukur atas “titipan” itu karena suatu saat itu semua akan dikembalikan kepada Allah SWT.

Sabtu, 14 Maret 2015

Menyongsong Perang Ahzab Jilid Dua

Aneh Umat ini, dan aneh pula orang-orang yang dianggap tokoh dan di-ulama-kan umat, seolah mereka tidak pernah membaca Al Qur’an dan mengkaji Sirah Nabawiyyah. Setiap kali fitnah dan tuduhan disematkan kepada Daulah Islamiyyah, maka Allah Ta’ala memberikan jawabannya dengan fakta realita yang nyata, namun setiap kali syubhat dan fitnah itu terbantahkan maka para pendengki dan musuh Daulah itu mendatangkan syubhat dan fitnah yang lain, dan begitulah seterusnya, ini semua tidak lain adalah dikarenakan Daulah Islamiyyah itu membawa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang benar-benar murni lagi segar seolah ia baru diturunkan, sedangkan setiap nabi itu memiliki musuh dari kalangan setan manusia dan jin yang melontarkan syubhat yang dikemas dengan kemasan yang indah dalam rangka menipu manusia, maka begitu juga setiap orang atau pihak yang membawa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang murni maka ia akan memiliki musuh dan pendengki dari kalangan setan jin dan manusia yang melontarkan syubhat dan fitnah dalam rangka menipu umat dan memalingkan mereka darinya, Allah Ta’ala berfirman: وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al An’am: 112). Ketahuilah dan ingatlah bahwa barangsiapa tidak mengenali al Haq dan Daulah Khilafah sekarang, maka dia tidak akan mengenali al Haq dan Daulah Khilafah di saat kemunculan Al Mahdiy dan datangnya Dajjal, dikarenakan syubhat semakin hari semakin besar dan pekat, bila dengan syubhat murahan saja banyak orang terpengaruh dan mengikutinya serta malah mencela pihak yang benar, maka bagaimana dengan fitnah Dajjal yang mana ia adalah fitnah paling besar yang tidak seorangpun merasa mantap dengan imannya terus ia mendatangi Dajjal dalam rangka menghujjahnya namun pada akhirnya ia malah jadi pengikut Dajjal, karena sangat dasyatnya syubhat yang dibawanya. Maka sadarlah wahai para pencela Daulah Khilafah, sambutlah karunia Allah Ta’ala yang sudah ada di depan mata kita yaitu Daulah Khilafah, dan kasihanilah diri kalian yang sekarang sudah berbaris bersama salibis, zionis dan para thaghut murtad serta para penyembah berhala di BARISAN dan fusthath (Tenda/Kubu) penentang Daulah Islamiyyah. Perang Ahzab (Multi Nasional) dalam memerangi dan mengepung Daulah Islamiyyah akan dimulai yang dipimpin oleh Amerika, dan itu adalah tanda awal kemenangan yang telah Allah Ta’ala janjikan, sebagaimana Perang Ahzab di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah disambut para sahabat dengan keyakinan datangnya janji Allah Ta’ala, di mana Allah Ta’ala berfirman: وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا “Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (Al Ahzab: 22), dikarenakan Nashrullah itu akan datang di saat puncak kesulitan dan puncak kesabaran: أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah: 214), dan Dia berfirman: فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Asy Syarh: 5-6). Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, dan pertolongan itu bersama kesulitan, serta bersama kesusahan itu ada kemudahan.” Akan tetapi orang-orang munafiq dan para pendengki Daulah Islamiyyah, maka di saat Daulah itu dikeroyok oleh pasukan Sekutu (Ahzab/Multi Nasional), maka mereka aka mencemoohkan Daulah Islamiyyah dan akan menyalahkannya dikarenakan telah mengundang banyak musuh serta mereka meyakini bahwa Daulah Islamiyyah itu pasti hancur dan mereka menyalahkan Manhaj Daulah Islamiyyah, sebagaimana kaum munafiqin di zaman Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meyakini hal yang sama di saat pasukan Ahzab mengepung Madinah, Allah Ta’ala mengisahkan: إِذْ جَاؤُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتْ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا “(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”.” (Al Ahzab: 10-12). Dengan kondisi itu orang-orang mu’min yang jujur meyakini bahwa itu justru awal dari datangnya Nashrullah, karena pertolongan Allah Ta’ala akan datang di atas puncak kesabaran dan puncak kesulitan, dan itulah yang terjadi pada perang Ahzab di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana di dalam kondisi yang sangat genting itu datanglah nashrullah: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (Al Ahzab: 9), dan berfirman: وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا “Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al Ahzab: 25). Dan setelah Ahzab itu maka tidak ada lagi kecuali invasi kaum muslimin ke negeri-negeri kafir, Rasulullah mengatakan setelah cerai-berainya Ahzab: الْآنَ نَغْزُوهُمْ وَلَا يَغْزُونَنَا “Sekarang kita yang menginvasi mereka dan mereka tidak akan menginvasi kita lagi.” Maka setelah itu disapu bersihlah kaum Yahudi Banu Quraidhah yang membantu musyrikin Quraisy di Ahzab, di mana mereka dikepung oleh pasukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di benteng-benteng mereka dan akhirnya mereka menyerah pasrah, Allah Ta’ala mengisahkan: وَأَنزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُم مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَّمْ تَطَؤُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا “Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.” (Al Ahzab: 26-27). Di mana tanah, harta dan rumah-rumah mereka menjadi rampasan perang milik kaum muslimin, dan anak-anak dan para wanita mereka menjadi hamba-sahaya bagi kaum muslimin, serta laki-laki yang sudah baligh mereka dipenggali lehernya satu persatu dalam satu hari atas perintah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dan dimasukkannya mayat-mayat mereka itu di parit-parit yang digali di pasar-pasar Madinah, sedang jumlah yang dibunuh itu berkisar antara 600-900 orang Yahudi. Dan setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menaklukkan suku-suku kafir dan memberikan pelajaran kepada suku-suku kafir yang telah menindas kaum muslimin, dan kemudian perjanjian Hudaibiyyah di mana eksistensi kenegaraan Daulah Islam di Madinah diakui oleh Otoritas Jazirah Arab yaitu musyrikin Quraisy, dan setelah itu terjadilah Futuh Mekkah. Dan in syaa Allah kondisi itu akan dilalui juga oleh Daulah Islamiyyah atau Daulah Khilafah, baik musuh atau pendengki itu suka maupun tidak suka. Di saat Ahzab jilid dua itu terjadi dengan Koalisi pimpinan Amerika menyerang Daulah Islamiyyah, maka kafirlah setiap orang yang menginginkan kehancuran Daulah Islamiyyah oleh Ahzab itu, dan munafiq-lah orang yang menyembunyikan keinginan itu di hatinya, dan keinginan hati itu akan Allah tampakkan di dalam ungkapan-ungkapan lisan samar mereka, Allah Ta’ala berfirman: أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ وَلَوْ نَشَاء لَأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُم بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ “Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.” (Muhammad: 29-30). Walau akan ada segolongan pihak yang akan menjadi penonton yang menunggu siapa pemenang di dalam Perang Ahzab itu, dan mereka akan mengikuti pihak pemenang, sebagaimana kaum arab pedalaman zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi penonton dan menggantungkan keagamaan mereka kepada pihak yang menang, di mana mereka menyandarkan kebenaran ajaran kepada kemenangan pihak yang berperang, Allah Ta’ala mengisyaratkan kepada mereka itu di dalam firman-Nya: يَحْسَبُونَ الْأَحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوا وَإِن يَأْتِ الْأَحْزَابُ يَوَدُّوا لَوْ أَنَّهُم بَادُونَ فِي الْأَعْرَابِ يَسْأَلُونَ عَنْ أَنبَائِكُمْ وَلَوْ كَانُوا فِيكُم مَّا قَاتَلُوا إِلَّا قَلِيلًا “Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badwi, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu. Dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.” (Al Ahzab: 20). Oleh sebab itu di saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menaklukkan Mekkah maka berbondong-bondonglah berbagai suku pedalaman masuk Islam. Dan kondisi ini in Syaa Allah akan terjadi pula, di mana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa dien ini akan sampai ke semua tempat yang ada malam dan siang, dien ini akan masuk ke setiap rumah, baik rumah yang terbuat dari tanah maupun dari bulu-bulu hewan dengan kejayaan orang yang jaya dan kehinaan orang yang hina. Maka ambillah bagian posisimu wahai kawan, apakah bersama Daulah Islamiyyah, atau bersama Ahzab (Amerika dan sekutunya dari kalangan para thaghut juga para ulama suu’ yang merapat dengan thaghut dan rela menjadi sepatu mereka) atau menjadi penonton seperti orang-orang arab badui menunggu siapa pemenang?! Abu Sulaiman Al Arkhabiliy

Strategi Khilafah Islamiyah Taklukkan Israel.

Dalam sebuah rilisan resmi sayap media Daulah Islam yg dimuat beberapa waktu silam, terkait serangan Yahudi ke jalur Gazza. Daulah Islamiyah menuliskan tahapan-tahapan mereka dalam rencana penaklukan Yahudi, yg terbagi ke dalam lima tahapan. 1). Menaklukkan Iraq 2). Menaklukkan Persi 3). Menaklukkan Romawi 4). Menaklukan negeri-negeri arab 5). Pembebasan alquds. Hal ini berdasarkan kepada pendalaman dalil-dalil nubuwwat dan sejarah-sejarah pembebasan alquds. Dimana pasukan- pasukan terdahulu menaklukkan alquds dengan tahapan yg kurang lebih sama. MENAKLUKKAN IRAQ DAN PERSIA Jihad Suriah memiliki daya tarik, dimana kurang lebih 10.000 mujahidin yg berasal dari eropa dan amerika bergabung. Eksotisme syam yg disebut-sebut dalam hadits-hadits akhir zaman dan kitab-kitab jihad mampu menarik kaum muslimin di seluruh dunia. Terlebih kuatnya penerapan syariat Islam di daerah yg dikuasai mujahidin. Luasnya kekuasaan, Dan harapan-harapan yg didengung-dengu ngkan mujahidin akan kembalinya khilafah \'ala minhaj nubuwwah. Sama dengan Tandzim Alqoidatul Jihad (alqaeda), IS yg telah mendeklarasikan kekhilafahan menggunakan strategi yg sama ketika runtuhnya gedung kembar WTC. Runtuhnya gedung kembar WTC memaksa negara-negara Barat mendatangi medan pertempuran yg menjadi kuburannya yg jaraknya beribu-ribu kilometer. Terlepas dari teori konspirasi serangan WTC. Umat Islam mendapatkan dua \"kemenangan \" dari serangan WTC, yaitu : 1). Meningkatnya potensi dakwah Islam di negeri-negeri barat, sehingga perkembangan Islam di negara Barat tumbuh hingga 300% ! 2). Tergerogrotinya mental, dan ekonomi negara Barat akibat strategi perang gerilya mujahidin yg tidak kunjung berakhir. Terhadap perang Suriah dan merembet ke Iraq. ISIS menyebabkan Iran dan sekutu-sekutu syi\'ah mengirimkan pasukan-pasukannya ke medan pertempuran Suriah dan Iraq. Tentu hal ini akan menguras segala kemampuan, materi, dan pemikiran sekutu-sekutu Suriah baik di Iran maupun Iraq. Hal ini tidak cukup disitu, karena ISIS pada hakikatnya telah berhasil memenangkan perang Psikologi dengan sebuah strategi jitu saat menaklukkan Mosul dengan strategi ganda, Blitzkrieg (serangan cepat) dan sell tidur. Strategi yg tidak pernah dilakukan semenjak Nazi menjalankannya. Pemerintahan Nuri al-Maliki bener-bener terkejut saat mengetahui hampir seluruh pasukan Iraq dari partai Ba\'ats yg beragama Islam (sunni) ikut memberontak dan melancarkan strategi perlawanan terhadap pemerintah. Baik itu kurdi maupun Sunni dari partai Ba\'ats berperang dalam satu komando di bawah kepemimpinan Syaikh Baghdadi. Syaikh Baghdadi berhasil mengembalikan ketauhidan Islam dengan isu syariah dan khilafah dikalangan masyarakat Sunni Iraq, suku-suku arab, maupun partai ba\'ats. Syaikh Baghdadi berhasil menjadikan ideologi-ideolo gi sosialisme dicampakkan oleh anggota sunni partai ba\'ats dan mengembalikan mereka ke dalam aqidah ahlussunnah wal jama\'ah. Saya masih teringat demo besar-besaran setahun silam yg digelar ahlussunnah wal jama\'ah Iraq di berbagai wilayah Iraq. Mungkin, ini merupakan moment awal \'perlawanan\' ahlussunnah terhadap pemerintahan Nuri al-Maliki yg terkesan diskriminatif dan pro syi\'ah. Ditambah strategi jitu \'penggembosan\ ' pasukan pemerintah dari partai ba\'ats yg memang mayoritas muslim (sunni). Alhasil, \'dharbul \'alaqot \' mujahidin terhadap pemerintahan boneka Nuri al-Maliki berhasil dilakukan dengan isu syi\'ah. Hal ini menyebabkan pasukan pemerintah banyak yg membelot kepada pihak mujahidin. Inilah kenapa, selain kepentingan strategis hancurnya batas nasionalisme sykess dan picot, IS (khilafah) menjadikan perang Iraq dan Suriah untuk menaklukkan Iraq, dan menghabisi sumber daya Iran (Persia). Bila Damaskus dan Baghdad telah berhasil dikuasai secara utuh oleh mujahidin, maka secara kekuatan mujahidin akan sangat mudah menaklukkan Persia dengan beberapa opsi geografis : 1). Menggempur Iran dari sepanjang perbatasan timur Iraq. 2). Memotong pipa minyak Iran yg bermuara di Kuwait melewati Basrah, dan Turki yg melewati Kurdi. 3). Menggempur Iran dari sisi Utara (kurdi). 4). Menggempur Iran dari sisi timur oleh kesepakatan bersama Imaroh Islam Afghanistan. 5). Menggempur Iran dari dalam negeri dengan pengaktifan sel-sel tidurnya. MENAKLUKKAN ROMAWI (BARAT) Bergejolaknya kawasan Timur Tengah juga akan berpengaruh terhadap barat. Ada beberapa hal yg akan berakibat terhadap barat : 1). Secara politik akan mengancam kepentingan politik Barat khususnya terhadap boneka-bonekany a. 2). Secara ekonomi akan mengancam kepentingan ekonomi barat, khususnya pasokan minyak, pesar, dan industri. 3). Secara keamanan akan mengancam dominasi Barat di timur tengah. Seperti halnya saat Rusia ikut bermain di konflik Suriah. Dilapangan, IS (islamic state / khilafah) nampak berusaha menguasai tambang-tambang minyak, setelah dikuasainya beberapa tambang minyak penting di Kirkuk, Anbar, Mosul maupun Suriah. Tercatat, 35% tambang minyak Iraq dikuasai Mujahidin. Dan sejak seminggu silam khilafah mengeluarkan ultimatum kepada penduduk sipil dan wanita untuk meninggalkan Basrah. Khilafah berencana bergerak ke kota Bashrah yang juga memiliki jalur pipa minyak. Bila benar, maka langkah selanjutnya bagi khilafah adalah menaklukkan Kuwait dan siap menghadapi perang laut dengan armada laut NATO, Arab, dan Iran. PENAKLUKAN ROMAWI Saat khilafah bertempur menaklukkan Iran, pasukan islam juga harus bersiap diri menghadapi serangan dari Romawi dan sekutunya. Dalam hal ini, Amerika Serikat dan negara- negara timur tengah seperti Kuwait, UEA, dan Saudi. Maka yg dilakukan oleh sel-sel tidur khilafah adalah : 1). Memberikan perlawanan di dalam negeri di kawasan timur tengah. 2). Memberikan perlawanan di wilayah yg menjadi titik strategis AS baik secara ekonomi maupun militer. Misal di kawasan selat malaka, maupun terusan Suez (sinai barat). Terkuasainya kedua wilayah ini akan menyebabkan dampak luas terhadap AS. Gaya pertempuran kota dengan jangka waktu yg panjang akan benar-benar menguras kekuatan Romawi karena akan berkonsentrasi kepada beberapa hal : 1). Mengalahkan pertempuran kota 2). Mengalahkan perang gerilya Sedang apa yg disebut politik belah bambu barat trhdp sunni dan syiah justru berbalik mengancam eksistensi dan kepentingan AS di kawasan teluk. Bibit-bibit tersebut telah muncul di berbagai wilayah, sebut saja UEA, Yaman, Yordania, Libanon, bahkan Arab Saudi. Survey 92% penduduk saudi bukan semata-mata dilatar belakangi oleh keberhasilan ISIS di lapangan, namun juga sedikit banyak akibat meluasnya konflik Sunni dan syiah. Meluasnya konflik Sunni dan Syiah juga terjadi di seluruh wilayah negeri-negeri Islam. Dari Al Jazair, hingga Indonesia. Di satu sisi, AS berusaha menciptakan konflik agar umat teralihkan dengan permasalahan ini, di lain sisi AS berusaha meredam konflik tersebut agar tidak berkembang secara liar. Tidak terkendalinya konflik sunni-syiah di seluruh negeri- negeri muslim akan mempengaruhi kepentingan AS di luar negeri. Khususnya bila konflik tersebut memicu meluasnya pengaruh khilafah Ibrahim. Belum pula, apabila serangan pasukan khilafah Ibrahim terjadi di pusat pemerintahan Amerika, dan negeri-negeri barat lainnya. Baik pasukan yg dikirimkan, maupun sell yg telah tertanam di seluruh lini dan wilayah. Salah satu hal yg bisa kita baca adalah aturan bai\'at didalam hati bagi setiap muslim yg berada di luar wilayah kekhilafahan. Karena, tolok ukur dan identifikasi akan sangat sulit dilakukan. Secara tidak langsung pula khalifah Ibrahim memberikan soft message : 1). Bagi setiap muslim, baik telah berbai\'at ataukah belum. Baik mendukung ataukah tidak. Akan dipandang sama oleh barat. Sehingga fitnah dan tuduhan tidak akan berbeda. 2). Bagi khalifah, hal tersebut adalah ancaman secara langsung terhadap penguasa barat dan antek-anteknya. Dan pernyataan bahwa mereka telah memiliki kekuatan sell di jantung lawan. 3). Bagi penguasa barat / boneka. Akan lebih sulit mengidentifikasi setiap muslim. Karena setiap muslim berpotensi menjadi ancaman yg sama. Karena kaitannya dg dukungan yg berasal didalam hati. PENAKLUKAN NEGERI ARAB Meluasnya dukungan dan kekuatan daulah khilafah akan menjadikan misi penaklukan negeri arab seolah seperti tsunami yg tidak terbendung. Kekalahan Barat akan membuat dampak psikologis terhadap penguasa arab yg selama ini menjadi bonekanya. Penguasa arab akan dihadapkan kepada pilihan \"melawan mujahidin\" yg berarti melawan rakyatnya sendiri, ataukah menyerahkan kekuasaannya kepada mujahidin. PEMBEBASAN ALQUDS Sehingga moment pembebasan alquds akan berjalan sempurna saat semuanya terselesaikan. Insya Allah akan menghadapi fitnah terbesar, yaitu dajjal. (Src : Bahrunnaim)/khilafahbaqiyah.blogspot.com

Selasa, 03 Maret 2015

BANTAHAN TELAK KESHAHIHAN HADIST JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU ADALAH JIHAD AKBAR

. بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Catatan ini saya buat untuk membantah argumentasi kaum liberal, para orientalis serta orang2 yg sudah terjangkit Al-Wahn akut dalam dirinya yang ingin merubah makna jihad yg sebenarnya. Diantara kesalahan tentang pemahaman Jihad yang menyebabkan ummat enggan untuk melaksanakannya adalah pemahaman jihad besar (jihad melawan hawa nafsu) dan jihad yang lebih rendah. Seiring dengan keyakinan ini, berjuang melawan hawa nafsunya sendiri dipertimbangkan sebagai jihad yang terbesar, yang menjadikan jihad dengan berperang di medan pertempuran merupakan jihad yang paling rendah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sewaktu pulang dari perang Tabuk, رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الْأَكْبَرِ . قَالُوْا وَمَا الْجِهَادُ الْأَكْبَرُ ؟ قَالَ جِهَادُ الْقَلْبِ “Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar.” Mereka berkata, “Apakah jihad yang lebih besar itu?” Beliau menjawab, “Jihad hati.” (HR. Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd (384) dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad (Bab Al-Wawi/Dzikr Al-Asma` Al-Mufradah) dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhuma. Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal (biografi Ibrahim bin Abi Ablah Al-Adawi/210) dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (biografi Ibrahim bin Abi Ablah); dari Ibrahim bin Abi Ablah. Imam As-Suyuthi mengatakan, “Diriwayatkan Ad-Dailami, Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd, dan Al-Khathib.”[Jami’ Al-Ahadits (15164)] Dalam riwayat Al-Khathib disebutkan, bahwa ketika NabiShallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat baru saja dari suatu peperangan, beliau bersabda kepada mereka, قَدِمْتُمْ خَيْرَ مَقْدَمٍ مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الْأَكْبَرِ . قَالُوْا : وَمَا الْجِهَادُ الْأَكْبَرُ ؟ قَالَ : مُجَاهَدَةُ الْعَبْدِ هَوَاهُ “Kalian telah kembali ke tempat kedatangan terbaik, dari jihad yang lebih kecil menuju jihad yang lebih besar.” Para sahabat berkata, “Apakah jihad yang lebih besar itu? Nabi bersabda, “Jihad seorang hamba melawan hawa nafsunya.” Konsepsi ini walaupun secara fakta didasarkan atas sebuah hadits, akan tetapi hadits ini dapat disangkal dari beberapa aspek, yang akan saya sebutkan berikut ini. 1. Status Keshahihannya hadits jihaad al-nafs lemah (dhaif), baik ditinjau dari sisi sanad maupun matan. Dari sisi sanad, isnad hadits tersebut lemah (dha'if). Al-Hafidz al-'Iraqiy menyatakan bahwa isnad hadits ini lemah. Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalaaniy, hadits tersebut adalah ucapan dari Ibrahim bin 'Ablah. (lihat kitab Al Jihad wal Qital fi Siyasah Syar’iyah karya Dr. Muhammad Khair Haikal) Hadits ini tidak bisa digunakan untuk sebuah hujjah, karena al-Baihaqi berkata berkaitan dengan ini, Al-Baihaqi berkata, “Hadits ini sanadnya lemah." As-Suyuthi menukil dari Ibnu Hajar, “Hadits ini sangat terkenal dan sering diucapkan. Ia adalah perkataan Ibrahim bin Abi Ablah dalam Al-Kunanya An-Nasa`i.”[Ad-Durar Al-Muntatsarah fi Al-Ahadits Al-Musytaharah (1/11)] Al-Iraqi mendha’ifkan hadits ini dalam Takhrij Ahadits Al-Ihya` (2567). As-Suyuti juga berpendapat bahwa aspek hukumnya lemah, hal ini beliau utarakan dalam bukunya, Jami’ As-Shaghir. Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa hadits dha’if bisa diterima dalam persoalan keutamaan amal. Pendapat ini tidak bisa diterima, karena kami tidak percaya bahwa jihad bisa digunakan untuk keutamaan amal. Jika hal itu memang benar, bagaimana mungkin Rasulullah saw. bersabda bahwa, “Diamnya ummat ini adalah penghianatan terhadap jihad” Selanjutnya, siapapun yang mengikuti Yahya Ibn al-‘Ala’, sebagai seorang perowi hadits maka akan menemukan dalam biografinya sesuatu yang akan menyebabkannya meninggalkan hadits tersebut.. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata (berpendapat) tentangnya dalam At-Taqrib, “Dia tertuduh sebagai pemalsu hadits”. Adz-Dzahabi berkata dalam Al-Mizan, “ Abu Hatim berkata bahwa dia bukanlah seorang perowi yang kuat, Ibnu Mu’in menggolongkannya sebagai perawi yang lemah. Ad-Daruqutni berkata bahwa dia telah dihapuskan (dalam daftar perawi) dan Ahmad bin Hanbal berkata “ Dia adalah seorang pembohong dan pemalsu hadits”. Bahkan Ibnu Taimiyah mengkategorikannya sebagai hadist mungkar. Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak ada dasarnya dan tidak seorang pun ahli makrifat yang meriwayatkannya sebagai perkataan dan perbuatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Bagaimanapun, jihad melawan kaum kafir adalah termasuk amalan yang terbesar dan paling utama.”[ Majmu’ Al-Fatawa: 11/197, dan Al-Furqan Baina Awliya` Ar-Rahman wa Awliya` Asy-Syaithan: 46] Dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah (2460), Syaikh Al-Albani berkata, “Hadits mungkar.” Dan dalam Dha’if Al-Jami’ Ash-Shaghir (8510), Al-Albani mendha’ifkannya Dari sisi matan hadits (redaksi), redaksi hadits jihaad al-nafs di atas bertentangan dengan nash Al Qur’an maupun Hadits yang menuturkan keutamaan jihaad fi sabilillah di atas amal-amal kebaikan yang lain. Oleh karena itu, redaksi (matan) hadits jihad al-nafs tidak dapat diterima karena bertentangan dengan nash-nash lain yang menuturkan keutamaan jihad fi sabilillah di atas amal-amal perbuatan yang lain. Hadits ini secara tegas dan jelas bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Allah Yang Maha Kuasa berfirman: لَّا يَسْتَوِى ٱلْقَٰعِدُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُو۟لِى ٱلضَّرَرِ وَٱلْمُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلْمُجَٰهِدِينَ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى ٱلْقَٰعِدِينَ دَرَجَةًۭ ۚ وَكُلًّۭا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلْمُجَٰهِدِينَ عَلَى ٱلْقَٰعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًۭا Tidaklah sama antara mu`min yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai `uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk [340] satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk [341] dengan pahala yang besar, دَرَجَٰتٍۢ مِّنْهُ وَمَغْفِرَةًۭ وَرَحْمَةًۭ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًا (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.An-Nissa':95-96) ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍۢ مِّنْهُ وَرِضْوَٰنٍۢ وَجَنَّٰتٍۢ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمٌۭ مُّقِيمٌ Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌۭ mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.At-Taubah:20-22) Hadits ini (hadits tentang jihad melawan hawa nafsu) juga bertentangan dengan hadits-hadits mutawatir yang disampaikan oleh Nabi saw., yang menjelaskan tentang keutamaan jihad. Kami akan menyebutkan beberapa diantaranya. “Waktu pagi atau sore yang digunakan di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Bukhari dan Muslim) “Berdiri satu jam dalam perang di jalan Allah lebih baik daripada berdiri dalam shalat selama 60 tahun.” (shahih al-Jami’) Abu Hurairah ra berkata, “ Apakah ada diantara kamu yang mampu berdiri dalam shalat tanpa berhenti dan terus melakukannya sepanjang hidupnya?” Orang-orang berkata, “Wahai Abu Hurairah! Siapa yang mampu melakukannya?” Beliau berkata “Demi Allah! Satu harinya seorang mujahid di jalan Allah adalah lebih baik daripada itu.”Pernyataan dari orang yang mengatakan bahwa “Berjuang melawan dirinya sendiri adalah jihad yang terbesar karena tiap individu mendapatkan ujian siang dan malam”, dapat disangkal dengan hadits berikut:Dari Rasyid, dari Sa’ad r.a., dari seorang sahabat, seorang laki-laki bertanya, “ Ya Rasulallah! Kenapa semua orang-orang yang beriman mendapatkan siksa kubur kecuali orang-orang yang syahid?” Beliau saw. menjawab: “Pertarungan dari pedang di atas kepalanya telah cukup sebagai siksaan (ujian) atasnya.” (Shahih Jami’) Berkata Ibnu Hajar pengertian yg segera dapat ditangkap dari kata2 fisabilillah adalah jihad Kalau fisabilillah disebutkan secara mutlak (tdk tersambung dg kata lain) secara bebas artinya adalah jihad. Ada sebagian org yg merubah pengertian syar’i dg memperluas pengertian fisabilillah menafsirkan sabda Rasulullah ini Sungguh berangkat dipagi hari atau di sore hari fi sabilillah itu lebih baik daripada bumi dan seisinya (HR.Bukhari) Mereka menafsirkan hadist ini dg tabligh, kutbah, pidato!!! Menafsirkan dg duduk menyadarkan seseorang agar sholat, puasa!!! Inikah perang fisabilillah yg lebih baik daripada dunia & seiisinya?! Ini adalah perluasan arti dalam bhsa yg memang memungkinnya. Tetap istilah syar’I tidak memperbolehkannya. Rasulullah bila mengucapkan secara mutlak kata2 fisabilillah, kata2 itu berarti jihad jika dimutlakan, karena itu kletika seseorang bertanya kepada rasulullah : Tunjukanlah kepada kami amal yg menyamai jihad, beliau menjawab: “aku tdk mendapatkannya, lalu beliau bersabda: apakah kamu mampu bila seoarang mujahid keluar(berperang) kamu masuk ke dalam masjid lalu berdiri utk sholat tanpa terputus, & berpuasa tanpa berbuka. Orang itu berkata :siapakah yg dapat melakukan itu? (HR.Bukhari) 2. Kesalahpahaman dari penafsiran hadist ini termasuk dalam bentuk ketidak adilan dan salah dalam menempatkan status para mujahid. Allah ta’ala telah memerintahkan kita untuk menegakkan keadilan sebagaimana dalam firman-Nya, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Maidah:8) Apakah adil, kita mengatakan perang yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di medan perang adalah jihad yang paling rendah? Ketika dalam hitungan menit saja tubuh-tubuh mereka meledak, berpencarlah kaki-kaki mereka, tubuh-tubuh mereka melayang (mengambang) di air, darah berceceran dimana-mana, sampai-sampai jenazah-jenazah mereka tidak bisa dikuburkan (karena telah hancur). Itu semua mereka lakukan untuk mendapatkan keridhoan-Nya. Dimana letak kerendahan dari jihad yang dilakukan oleh pemuda-pemuda tadi jika dibandingkan dengan aktivitas puasa kita, yang berbuka dengan makanan lezat, lalu bagaimana mungkin aktivitas puasa itu dinilai sebagai jihad yang paling besar? Demi Allah! Ini adalah pemberian nilai yang tidak sesuai, jika anda menyampaikan permasalahan ini sebelumnya pada generasi pertama (Islam) maka mereka tidak akan pernah menyampaikan pandangan hukum berbeda. Dr.Muhammad Amin, seorang penduduk Mesir berkata dalam kitabnya, bagian dari dakwah Islam adalah jihad dengan dirinya sendiri, adapun jihad dengan harta tidak menunjukkan atas penegakkan seruan atas kebenaran dan berpendirian di atas kebenaran, menyeru kepada kebenaran dan melarang kemunkaran serta memberikan kontribusi hidup dan hartanya di jalan Allah merupakan jihad yang kurang sempurna. Ini adalah ungkapan yang aneh!!! Tatkala kita ditimpa ujian yang sangat berat dimana kaki ikut terguncang dan hati selalu was-was akan ancaman, bisakah itu disebut jihad yang rendah? Ketika kita merasakan keadaan aman dan nyaman di rumah, berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, bisakah ini disebut dengan tingkatan jihad yang tertinggi ! Keadaan ini seperti ungkapan seseorang yang gembira dalam keadaan duduk membelakangi perintah Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya. Seperti orang yang mendapati kesenangan dan kenyamanan dalam hidupnya padahal realitanya mereka hanya menipu jiwa mereka sendiri yang lemah karena nilai-nilai kebenaran amal seluruhnya mereka tentang. 3. Pertimbangan Jihad Sebagian orang mungkin heran ketika mereka mendengar orang yang menggambarkan jihad (di medan perang) adalah jihad yang terendah atau orang yang menganggap berperang di jalan Allah merupakan aktivitas yang kecil dibandingkan dengan perbuatan yang lain. Jika kita menelusuri kehidupan orang-orang tersebut, melihat sejarah mereka dan mempelajari alasan-alasan mereka atas penolakan persoalan ini, maka akan kita temukan bahwa penjelasan atas pendirian mereka adalah sangat sederhana. Orang-orang tersebut meremehkan jihad dan memberikan prioritas kepada studi di Universitas, menulis di majalah-majalah dan berpidato di konferensi-konferensi untuk mengakhiri perang dan mengakhiri aksi syahid. Dengan melihat kehidupan mereka, maka akan ditemukan sebuah ancaman terhadap kesatuan ummat, karena ummat ini akan digiring pada pandangan mereka. Ummat akan merasa bahwa dirinya lemah dan menahan diri dari aktivitas jihad (mereka hanya menerima teori dan konsepnya saja) akan tetapi tidak berpartisipasi dalam jihad. Tidak ada keinginan atas dirinya untuk bersama-sama dengan orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah (Syahid), mereka juga menganggap tidak memiliki keuntungan untuk bergabung dengan camp-camp mujahid. Sebuah camp yang serba sederhana, jauh dari kemewahan dan kekurangan akan bahan pokok, yang akan menjadikan mereka merasakan perbedaannya antara kehidupan di camp tersebut dengan kehidupan yang dijalaninya di universitas yang penuh dengan makanan-makanan, hiburan dan ruangan kelas yang berAC. Bagaimana mungkin orang-orang tersebut dapat menerima kebenaran nilai dari jihad ketika mereka tidak berpartisipasi dalam dunia perang, tidak juga masuk ke dalam arena kerusuhan dalam perang? Jika seorang terjun ke dalam sebuah pertempuran maka cukup untuk membenarkan atas semua kesalahpahamannya. Seorang mujahid, hanya dalam hitungan beberapa jam saja dapat melihat segala sesuatu yang menakutkan yang akan menyebabkan rambut anak-anak pun menjadi beruban. Bom-bom yang meledak akan membersihkan jiwa-jiwa saudara-saudara kita yang kita cintai yang ikut andil dalam perjuangan dan jihad. Mereka akan melihat bagaimana situasi dari orang-orang ketika roket-roket meledak di atas kulit kepala mereka atau di bawah kaki mereka? Bagaimana situasi ketika mereka melihat dengan mata kepala sendiri anggota tubuh seperti lengan, kaki dan usus hancur berhamburan, anggota tubuh yang sehat menjadi cacat, hilang ingatan atau lumpuh? Inilah alasan pokok atas penolakan orang-orang yang meremehkan jihad. Dalam beberapa jam atau hari seorang mujahid melihat dengan mata kepalanya sendiri bentuk-bentuk kekerasan, ujian dan kesengsaraan yang dialami tatkala jihad, tidakkah yang lainnya melihat hal ini selama 10 tahun terakhir ini? Akan menjadi sesuatu hal yang mustahil bagi seseorang untuk melaksanakan aktivitas jihad secara fisik kecuali ia dapat berpartisipasi di dalamnya. Oleh karena itu orang yang masih berselisih dengan mujahid dalam persoalan jihad ini atau orang-orang menyeru manusia untuk meninggalkan perang maka sebaiknya bergabung dengan camp jihad walaupun hanya sebagai pembantu atau dia seharusnya berpartisipasi dalam perang walaupun hanya sebagai orang yang masak, lalu setelah itu kita akan melihat pendapat-pendapatnya, apakah masih dia mengatakan bahwa pena sebanding atau sama dengan kalashnikov ? Di akhir tulisan ini, saya kutipkan beberapa kalimat yang telah dikirim oleh seorang mujahid Abdullah bin Al-Mubaraq dari tanah jihad kepada temannya Al-Fudail bin Iyyad, orang yang menasihati para penguasa dan membuatnya menangis, beliau tidak meminta bayaran akan tetapi murni muncul dari keikhlasan. يَاعَابِدَ الْحَرَمَيْنِ لَوْ أَبْصَرْتَنَا لَعَلِمْتَ أَنَكَ بِالعِبَادَةِ تَلْعَبُ مَنْ كَانَ يَخْضَبُ خَدُهُ بِدُمُوْعِهِ فَنُحُوْرُنَا بِدِمَائِنَا تَتَخَضَبُ “ Wahai orang yang beribadah di Masjid Haromain, seandainya engkau melihat kami tentu engkau tahu bahwa engkau dalam beribadah itu hanya main-main saja, kalau orang pipinya berlinang air mata, maka, leher kami dilumuri darah “