Jumat, 22 Agustus 2014

MANFAAT BUAH KERSEN

Khasiat Dan Manfaat Buah Kersen (talok/seri) Kersen atau talok atau biasa di sebut dengan buah seri, pohonnya lumayan tinggi, awalnya tumbuh semai liar di tepi jalan, selokan atau di kebun kita. Tumbuh dengan cepat (biasanya dibiarkan saja) membesar sebagai pohon naungan. Walau sekarang banyak dipakai hanya sebagai tanaman peneduh, sebenarnya tanaman ini mempunyai manfaat kesehatan yang sangat berguna. Nah Agar tidak membingungkan mari kita simak ulasan buah ceri ini yang saya ambil dari beberapa sumber berikut. Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) adalah sejenis pohon sekaligus buahnya yang kecil dan manis berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri/seri. Kersen berasal dari Amerika tropis (Meksiko Selatan, Karibia, Amerika Tengah sampai Peru dan Bolivia). Dibawa masuk melalui Filipina pada akhir abad-19 dan lalu dengan cepat menyebar diseluruh wilayah teropis Asia Tenggara. Jus buah kersen, bahkan memiliki kandungan yang lebih baik daripada minuman isotonik yang telah menyebar dipasaran keluaran pabrik. Jus kersen dikatakan memiliki kandungan yang lebih dibutuhkan seorang atlet, yaitu untuk mencegah cendera otot saat beraktivitas. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah datiles, aratiles, manzanitas (Filipina); mât sâm (Vietnam); khoom sômz, takhôb (Laos); takhop farang (Thailand); krâkhôb barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia).Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito (bahasa Spanyol); Jamaican cherry, Panama berry, dan Singapore cherry (Inggris). Orang Belanda dulu menyebutnya Japanse kers ("ceri jepang"), yang lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam bahasa Indonesia atau ada yang menyebutnya ceri. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kersen) Beberapa kandungan yang dipunyai buah kersen dalam setiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan kira-kira mengandung : *.Air = 77,8 gram *.Protein = 0,324 gram *.Lemak = 1,56 gram *.Karbohidrat = 17,9 gram *.Serat = 4,6 gram *.Kalsium = 124,6 gram *.Fosfor = 84 gram *.Besi = 1,18 gram *.Karoten = 0,019 gram *.Thianin = 0,065 gram *.Riboflavin = 0,019 gram *.Vitamin C = 80,5 mg *.Nilai Energinya = 380 kJ/100 gram. Nah kalau bicara masalah gizi, dalam setiap 100 gram tanaman ini memiliki kandungan : 76,3 g air, 2,1 g protein, 2,3 g lemak, 17,9 g karbohidrat, (,0 g serat, 1,4 g abu, 125 mg kalsium, 94 mg fosfor, 0,015 mg vitamin A, 90 mg vitaminC. Nilai energinya 380 kJ/100 g Di Indonesia, banyak juga masyarakat yang menggunakan buah ini secara tradisional untuk mengobati penyakit asam urat. Biasanya apabila serangan datang, mereka mengkonsumsi buah kersen 9 butir, tiga kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Sedangkan untuk daun kersen, secara tradisional telah lama digunakan di Peru dengan pemakaian seperti mengkonsumsi teh (dibuat seduhan atau rebusan) untuk menghilangkan rasa sakit seperti sakit kepala dan juga anti radang. Beberapa Manfaat Kersen untuk Kesehatan yang saya kutip dari salah satu forum online dapat saya jabarkan sebagai berikut : 1. Anti-septik Rebusan daun kersen ini ternyata mempunyai khasiat dapat membunuh mikroba atau sebagai antiseptik.Rebusan daun kersen terbukti dapat membunuh bakteri C. Diptheriae , S. Aureus, P. Vulgaris, S. Epidemidis, dan K.Rhizophil. Diduga aktivitas anti bakteri dari daun kersen ini disebabkan oleh adanya kandungan senyawa seperti tanin, flavonoids dan saponin yang dimilikinya. 2. Anti-inflamasi Rebusan daun kersen juga mempunyai khasiat untuk mengurangi radang (antiinflamasi) dan juga menurunkan panas. 3. Anti-tumor Daun kersen dilaporkan juga mempunyaiefek anti tumor, dimana kandungan senyawa flavonoid yang dipunyai daun kersen ini ternyata dapat menghambat pertumbuhan sel kanker secara invitro/laboratoris. 4. Anti Uric Acid (Asam Urat) Di Indonesia secara tradisional buah kersen telah digunakan untuk mengobati asam urat dengan cara mengkonsumsi buah kersen sebayak 9 butir 3 kali sehari. Hal ini terbukti dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat tsb. 5. Anti-diabetes 50 – 100 gr daun kersen yang telah dicuci bersih direbus dalam 1 liter air hingga mendidih dan tersisa separuhnya. Hasil rebusan itu diminum 2 kali sehari. Jika menggunakan ekstrak daun kering, 2 – 5 gr diseduh dalam 200ml air. Sekian Postingan saya tentang Manfaat Buah Kersen (Seri) Untuk Kesehatan, semoga postingan ini membawa manfaat informasi bagi kita semua. Wassalam.

Rabu, 13 Agustus 2014

JAWABAN ORANG BIJAK

سُـئِــل حَـكِـيْـــمٌ Seorang bijak ditanya: سُئِلَ حَكِيْمٌ : مَنْ أَسْوَأُ النَّاسِ حَالاً؟ 1. Siapakah manusia yang kondisinya paling buruk? قَالَ : مَنْ قَوِيَتْ شَهْوَتُهُ .. وَبَعُدَتْ هِمَّتُهُ.. وَقَصُرَتْ حَيَاتُهُ .. وَضَاقَتْ بَصِيْرَتُهُ Ia menjawab: Seseorang yang kuat syahwatnya, jauh cita-citanya, pendek hidupnya dan sempit bashirah-nya (mata hatinya) سُئِلَ حَكِيْمٌ : بِمَ يَنْتَقِمُ اْلإِنْسَانُ مِنْ عَدُوِّهِ…..؟ 2. Dengan apa seorang manusia membalas dendam kepada musuhnya? فَقَالَ : بِإِصْلاَحِ نَفْسِهِ Ia menjawab: dengan memperbaiki dirinya سُئِلَ حَكِيْمٌ : مَا السَّخَاءُ …… ؟ 3. Apa itu sifat derman? فَقَالَ : أَنْ تَكُوْنَ بِمَالِكَ مُتَبَرِّعاً، وَمِنْ مَالِ غَيْرِكَ مُتَوَرِّعاً Ia menjawab: Hendaklah engkau menyumbangkan hartamu dan wara’ dari harta yang bukan milikmu سُئِلَ حَكِيْمٌ : كَيْفَ أَعْرِفُ صَدِيْقِيْ اَلْمُخْلِصَ …..؟ 4. Bagaimana aku tahu mana teman yang tulus ikhlas? فَقَالَ : اِمْنَعْهُ .. وَاطْلُبْهُ..فَإِنْ أَعْطَاكَ ..فَذَاكَ هُوَ ,..وَإِنْ مَنَعَكَ..فَاللهُ الْمُسْتَعَانُ! Ia menjawab: Kalau dia memintamu, jangan dikasih, dan mintalah sesuatu darinya, jika ia tetap memberi, itulah dia teman sejati, dan jika ia tidak memberinya, maka, cukuplah Allah sebagai tempat meminta pertolongan قِيْلَ لِحَكِيْمٍ :مَاذَا تَشْتَهِيْ …..؟ 5. Apa yang menjadi kesenanganmu? فَقَالَ : عَافِيَةَ يَوْمٍ ! Ia menjawab, sehari saja saya selamat dan aman! فَقِيْلَ لَهُ : أَلَسْتَ فِي الْعَافِيَةِ سَائِرَ اْلأَيَّامِ …؟ Maka ditanyakan kepadanya: Bukannya sepanjang hari engkau selamat dan aman? فَقَالَ : اَلْعَافِيَةُ أَنْ يَمُرَّ يَوْمٌ بِلاَ.. ذَنْبٍ. Ia menjawab: Yang dimaksud dengan ‘selamat dan aman’ adalah ada satu hari berlalu dan engkau tidak berbuat dosa pada hari itu قَالَ حَكِيْمٌ : اَلرِّجَالُ أَرْبَعَةٌ : جَوَّادٌ وَبَخِيْلٌ وَمُسْرِفٌ وَمُقْتَصِدٌ 6. Seorang bijak berkata: Manusia ada empat; dermawan, pelit, berlebihan dan ekonomis فَالْجَوَّادُ : مَنْ أَعْطَى نَصِيْبَ دُنْيَاهُ لِنَصِيْبِهِ مِنْ آخِرَتِهِ. Dermawan yaitu seseorang yang memberikan jatah dunianya untuk akhiratnya وَالْبَخِيْلُ : هُوَ..اَلَّذِيْ لاَ يُعْطِيْ وَاحِداً مِنْهُمَا نَصِيْبَهُ. Seorang pelit yaitu seseorang yang tidak memberikan jatahnya, baik untuk dunia maupun untuk akhirat وَالْمُسْرِفُ : هُوَ الَّذِيْ يَجْمَعُهُمَا لِدُنْيَاهُ. Seorang musrif (yang berlebihan) adalah seseorang yang menggabungkan seluruh jatahnya untuk urusan dunia وَالْمُقْتَصِدُ: هُوَ الَّذِيْ يُعْطِيْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا نَصِيْبَهُ Seorang yang muqtashid (ekonomis) adalah seseorang yang memberikan kepada masing-masing jatahnya; dunia untuk dunia dan akhirat untuk akhirar قَالَ حَكِيْمٌ : أَرْبَعَةٌ حَسَنٌ، وَلَكِنْ أَرْبَعَةٌ أَحْسَنُ ! 7. Seorang bijak berkata: ada empat hal baik, namun, ada empat hal lebih baik; اَلْحَيَاءُ مِنَ الرِّجَالِ..حَسَنٌ، وَلَكِنَّهُ مِنَ النِّسَاءِ..أَحْسَنُ . a. Sifat malu dari kaum lelaki adalah baik, namun, sifat malu yang dimiliki kaum perempuan lebih baik وَالْعَدْلُ مِنْ كُلِّ إِنْسَانٍ..حَسَنٌ، وَلَكِنَّهُ مِنَ الْقُضَاةِ وَاْلأُمَرَاءِ..أَحْسَنُ. b. Keadilan dari semua manusia adalah baik, namun, keadilan dari para hakim dan pemimpin adalah lebih baik وَالتَّوْبَةُ مِنَ الشَّيْخِ ..حَسَنٌ، وَلَكِنَّهَا مِنَ الشَّبَابِ..أَحْسَنُ . c. Taubat dari seseorang yang sudah tua adalah baik, namun, taubat dari seorang muda lebih baik وَالْجُوْدُ مِنَ اْلأَغْنِيَاءِ..حَسَنٌ.. وَلَكِنَّهُ مِنَ الْفُقُرَاءِ..أَحْسَنُ . d. Derman bagi orang kaya adalah baik, namun, derma dari kaum fakir adalah ahsan قَالَ حَكِيْمٌ : إِذَا سَأَلْتَ كَرِيْماً …. فَدَعْهُ يُفَكِّرُ….فَإِنَّهُ لاَ يُفَكِّرُ إِلاَّ فِيْ خَيْرٍ. 8. Jika engkau bertanya kepada seorang mulia, maka biarkannya ia berfikir, sebab ia tidak berfikir kecuali yang terbaik وَإِذَا سَأَلْتَ لَئِيْماً.. فَعَجِّلْهُ.. لِئَلاَّ يُشِيْرَ عَلَيْهِ طَبْعُهُ ..أَنْ لاَ يَفْعَلَ ! Dan jika engkau bertanya kepada seorang yang buruk (tercela), maka segerakan, agar wataknya tidak memberi isyarat kepadanya untuk berkata: “Jangan lakukan”! قِيْلَ لِحَكِيْمٍ : اَلأَغْنِيَاءُ أَفْضَلُ أَمِ الْعُلَمَاءِ … ؟ 9. Manakah yang lebih afdhal; ulama atau orang kaya? فَقَالَ : اَلْعُلَمَاءُ أَفْضَلُ . Ia menjawab: Ulama lebih baik فَقِيْلَ لَهُ : فَمَا بَالُ الْعُلَمَاءِ يَأْتُوْنَ أَبْوَابَ اْلأَغْنِيَاءِ . وَلاَ نَرَى اْلأَغْنِيَاءَ يَأْتُوْنَ أَبْوَابَ الْعُلَمَاءِ..؟ Ditanyakan kepadanya: Lalu kenapa para ulama mendatagi pintu-pintu orang kaya?! Dan kami tidak melihat orang-orang kaya mendatangi pintu-pintu para ulama?! فَقَالَ : لِأَنَّ الْعُلَمَاءَ عَرَفُوْا فَضْلَ الْمَالِ ، وَاْلأَغْنِيَاءُ لَمْ يَعْرِفُوْا فَضْلَ الْعِلْمِ! Ia menjawab: Sebab para ulama mengetahui keutamaan harta, sementara orang-orang kaya tidak mengetahui keutamaan ilmu قَالَ حَكِيْمٌ : اَلنَّاسُ فِي الْخَيْرِ أَرْبَعَةٌ : فَمِنْهُمْ مَنْ يَفْعَلُهُ .. اِبْتِدَاءً، وَمِنْهُمْ مَنْ يَفْعَلُهُ … اِقْتِدَاءً . 9. Dalam hal kebajikan, manusia ada empat macam; ada yang memulai, ada yang melakukannya dalam rangka berqudwah وَمِنْهُمْ مَنْ يَتْرُكُهُ .. حِرْمَاناً ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَتْرُكُهُ .. اِسْتِحْسَاناً . Dan diantara mereka ada yang meninggalkannya karena tidak ada kesempatan dan diantara mereka ada yang meninggalkannya karena memandangnya sebagai sesuatu yang terbaik فَمَنْ يَفْعَلُهُ اِبْتِدَاءً …….. كَرِيْمٌ! a. Adapun yang melakukannya dalam rangka memulai, maka ia adalah seorang yang mulia وَمَنْ يَفْعَلُهُ اِقْتِدَاءً ……. حَكِيْمٌ ! b. Ada pula yang melakukannya karena mencontoh dan berteladan, maka ia adalah seorang yang bijaksana وَمَنْ يَتْرُكُهُ اِسْتِحْسَاناً …… غَبِيٌّ! c. Ada juga yang meninggalkannya karena menganggap baik, maka ia adalah seorang bodoh وَمَنْ يَتْرُكُهُ حِرْمَاناً …….. شَقِيٌّ ! d. Dan ada pula yang meninggalkannya karena tidak mendapatkan kesempatan, maka ia adalah seseorang yang celaka. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/08/18/14163/seorang-bijak-ditanya/#ixzz3AFzSvLIW Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Senin, 11 Agustus 2014

ALAT PERAGA PELAJARAN AGAMA ISLAM

A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat/media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Namun, meskipun begitu pentingnya alat/media bagi tercapainya tujuan pendidikan, masih banyak dijumpai lembaga-lembaga pendidikan yang kurang mementingkan suatu alat/media tersebut. Terbukti banyak ditemukan kasus pendidik yang tidak mempergunakan media sesuai dengan bahan yang diajarkan contoh dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, peserta didik mengalami banyak kesulitan dalam menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan, pendidik kesulitan menyampaikan bahan pelajaran, banyak peserta didik yang merasa bosan terhadap pelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini dapat diidentifikasikan sebagai masalah kurangnya pemahaman pendidik dalam pengaplikasian media dalam pembelajaran tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja macam-macam media dalam pembelajaran PAI? 2. Apa saja prinsip penggunaan media dalam pembelajaran PAI? 3. Bagaimana aplikasi media dalam pembelajaran PAI? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui macam-macam media dalam pembelajaran PAI? 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penggunaan media dalam pembelajaran PAI? 3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi media dalam pembelajaran PAI? BAB II PEMBAHASAN A. Media dalam Pembelajaran PAI Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pembelajaran. Dalam kondisi semacam ini, proses pembelajaran sangat tergantung kepada guru sebagai sumber belajar. Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan oleh guru secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada manusia hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia. Akan tetapi guru dapat menggunakan berbagai macam alat bantu dalam menyampaikan pengejaran. Alat bantu belajar inilah yang dimaksud dengan media atau alat peraga pembelajaran.[1] Terkait dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka media yang digunakan juga bermacam-macam. Usaha Nabi dalam menanamkan aqidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya tidak lain dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan baik Nabi sendiri (Uswatun Khasanah). Istilah “Uswatun Khasanah” dalam dunia pendidikan dapat diidentifikasikan dengan istilah “demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu digunakan Nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain. Selanjutnya, melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru agama akan dapat menumbuh-kembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik. Oleh sebab itu, media Pendidikan Agama Islam dapat diartikan semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama Islam, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.[2] B. Macam-macam Media dalam Pembelajaran PAI Media pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber atau penyalurnya yaitu pendidik, kepada sasaran atau penerima pesan, yakni peserta didik yang belajar pendidikan agama Islam.[3] Tujuan penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut adalah supaya proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berlangsung dengan baik. Dari jenisnya, media pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni media yang bersifat materi (benda) dan media yang bersifat non materi (bukan benda). 1. Media yang Bersifat Materi Media pembelajaran yang bersifat materi ialah media yang berupa benda mati yang dapat mendukung proses kegiatan belajar-mengajar yang disebut juga dengan media peraga, seperti ruang kelas, perlengkapan belajar, dan lain sebagainya. Media ini mempunyai cakupan yang sangat luas, di antaranya adalah: a. Media Audio Media audio ialah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar. Media audio berkaitan dengan indra pendengar, dimana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ( kedalam kata-kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Hubungan media audio ini dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam sangat erat. Dari sisi kognitif media audio ini dapat dipergunakan untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip. Dari segi afektif media audio ini dapat menciptakan suasana pembelajaran dan segi psikomotor, media audio ini untuk mengajarkan media ketrampilan verbal. Sebagai media yang bersifat auditif, maka media ini berhubungan erat dengan radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, atau mungkin laboratorium bahasa.[4] Beberapa kelebihan yang dapat diambil dengan menggunakan media ini diantaranya: 1) Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pendengar/pemakai. 2) Media audio dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak. 3) Media audio dapat merangsnag partisipasi aktif para pendengar. Misalnya sambil mendengar siaran, siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang terhadap pencapaian tujuan. 4) Program audio dapat menggugah rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu, sehingga dapat merangsang kreatifitas. 5) Media audio dapat menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap para pendengar yang sulit dicapai dengan media lain. Disamping beberapa kelebihan, media ini juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut: 1) Sifat komunikasi satu arah (one way communication). Dengan demikian, sulit bagi pendengar untuk mendiskusikan hal-hal yang sulit dipahami. 2) Media audio yang lebih banyak menggunakan suara atau bahasa verbal, hanya mungkin dapat dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik. 3) Media audio hanya akan mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah mampu berpikir abstrak. 4) Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan verbalisme bagi pendengar. 5) Media audio yang menggunakan program siaran radio, biasanya dilaksanakan serempak dan terpusat, sehingga sulit untuk melakukan pengontrolan.[5] b. Media Cetak Dalam proses pembelajaran, media cetak merupakan media yang paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Secara sederhana, media cetak dapat diartikan sebagai media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan simbol-simbol yang mengandung arti. Hubungan media cetak ini untuk tujuan kognitif dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi yang bersifat nyata. Untuk tujuan afektif media cetak ini dapat menunjang suatu materi dalam hubungannya dengan perubahan sikap dan tingkah laku. Untuk tujuan psikomotor media cetak ini dapat menunjukkan posisi sesuatu yang sedang terjadi dan mengajarkan berbagai langkah dan prinsip dalam proses pembelajaran.[6] Macam-macam media cetak diantaranya: gambar/foto, diagram, bagan, poster, grafik, buku. 1) Gambar/foto Gambar atau foto merupakan salah satu media cetak paling umum digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena gambar atau foto memiliki beberapa kelebihan, yakni sifatnya konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal; dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja; murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam menyampaikannya. Namun demikian, di samping kelebihan, gambar dan foto memiliki kelemahan di antaranya yakni hanya menekankan persepsi indera mata dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. 2) Diagram Diagram adalah gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menunjukkan hubungan antara komponen atau menggambarkan suatu proses tertentu. Dengan menggunakan diagram pesan yang bersifat kompleks akan lebih sederhana, sehingga pesan dapat lebih mudah ditangkap dan dipahami. 3) Bagan Bagan atau sering disebut chart adalah media cetak yang didesain untuk menyajikan ringkasan visual secara jelas dari suatu proses yang penting. Agar pesan yang disampaikan melalui bagan dapat dimengerti dan mudah dipahami, maka biasanya dalam bagan disertai dengan media lainnya, seperti gambar, foto, atau lambang-lambang verbal lainnya. suatu bagan dianggap baik jika berbentuk sederhana, tidak rumit dan berbelit-belit. 4) Poster Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran, atau ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan tersebut. Misalnya poster tentang keluarga berencana, poster tentang kebersihan, dan lain sebaiknya. Suatu poster yang baik harus mudah diingat, mudah dibaca, dan mudah untuk ditempelkan dimana saja. 5) Grafik Grafik adalah media cetak yang berupa garis atau gambar yang dapat memberikan informasi mengenai keadaan atau berkembangan sesuatu berdasarkan data secara kuantitatif. Melalui grafik, siswa dapat menangkap gambaran secara lebih mudah tentang data-data statistik.[7] c. Media Elektronik Media ini diciptakan untuk menyampaikan informasi pendidikan yang dapat dimanfaatkan secara umum, baik di kalangan pendidikan maupun masyarakat secara luas. Beberapa media elektronik yang di maksud antara lain: 1) Slide dan film strip Merupakan gambar yang diproyeksikan dan dapat dilihat, serta dapat dioprasikan secara mudah. Media ini berfungsi untuk memeudahkan penyajian seperangkat materi tertentu, membangkitkan minat anak dan menjangkau semua bidang pelajaran , termasuk pendidikan agama Islam. 2) Film Media ini mempunyai nilai tertentu, seperti dapat melengkapi berbagai pengalaman yang dimiliki peserta didik, dapat memancing inspirasi baru, menarik perhatian, serta dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya. 3) Televisi Penggunaan media ini dapat dilakukan dengan alternatif dari melihat siaran televisi. Dengan menggunakan media ini materi pembelajaran yang diberikan dapat bersifat langsung dan nyata, jangkauannya luas, dan memungkinkan penyajian aneka ragam peristiwa. 4) Radio Radio selain sebagai media audio juga merupakan media elektronik. Melalui media ini peserta didik dapat mendengarkan siaran dari berbagai penjuru dan berbagai peristiwa. Media ini dapat memberikan berbagai berita yang sesuai dengan pembelajaran, menarik minat, jangkauannya luas, dapat mendorong timbulnya kreatifitas dan mempunyai nilai-nilai yang rekreatif.[8] 5) Komputer Komputer merupakan jenis media elektronik yang mampu menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Teknologi komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentik suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoelh informasi dan ilmu pengetahuan yang aktual dalam berbagai bidang studi. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web di sekolah.[9] 2. Media yang Bersifat Non-Materi Media pendidikan yang bersifat non materi memiliki sifat yang abstrak dan hanya dapat diwujudkan melalui perbuatan dan tingkah laku seorang pendidik terhadap anak didiknya. Diantara media yang termasuk dalam kategori ini adalah: keteladanan, perintah, tingkah laku, ganjaran dan hukuman. a. Keteladanan Pada umumnya, manusia memerlukan figure (sosok) identifikasi yang dapat membimbing manusia ke arah kebenaran. Untuk memenuhi keinginan tersebut, Allah mengutus Muhammad menjadi tauladan bagi manusia dan wajib diikuti oleh umatnya. Untuk menjadi sosok yang ditauladani, Allah memerintahkan manusia termasuk pendidik selaku khalifah fi al-ardh untuk mengerjakan perintah Allah dan Rasul-Nya sebelum mengajarkannya kepada orang yang akan dipimpin. b. Perintah dan Larangan Seorang muslim diberi oleh Allah tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan “Amar ma’ruf nahi munkar”. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan media dalam pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu. Suatu perintah akan mudah ditaati oleh peserta didik jika pendidik sendiri menaati peraturan tersebut, atau apa yang dilakukan si pendidik sudah dimiliki atau menjadi pedoman pula bagi hidup si pendidik. Sementara larangan dikeluarkan apabila si peserta didik melakukan sesuatu yang tidak baik atau membahayakan dirinya. Larangan sebenarnya sama dengan perintah. Kalau perintah merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka larangan adalah keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan. c. Ganjaran dan Hukuman Ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan (penghargaan) dan dijadikan sebuah hadiah bagi peserta didik yang berprestasi, baik dalam belajar maupun sikap prilaku. Selain ganjaran, hukuman juga merupakan media pendidikan. Dalam Islam hukuman disebut dengan iqab. Sejak dahulu, hukuman dianggap sebagai media yang istimewa kedudukannya, sehingga hukuman itu diterapkan tidak hanya dibidang pengadilan saja, tetapi juga diterapkan pada semua bidang, termasuk bidang pendidikan.[10] C. Prinsip-prinsip Penggunaan Media dalam Pembelajaran PAI Apabila umat Islam mau mempelajari pelaksanaan pendidikan Islam sejak zaman silam sampai sekarang, tentunya para pendidik itu telah mempergunakan media pendidikan Islam yang bermacam-macam, walaupun diakui media yang digunakan ada kekurangannya. Oleh karena itu, media pendidikan ini harus searah dengan Al-Qur’an dan as-sunnah, tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan as-sunnah. Prinsip-prinsip yang dapat dijadikan dasar dalam pengembangan atau penggalian kesejahteraan manusia di dunia yaitu:[11] Sabda Rasul yang artinya; “Mudahkanlah, jangan engkau persuli, berilah kabar-kabar yang menggembirakan dan jangan sekali-kali engkau memberikan kabar-kabar yang menyusahkan sehingga mereka lari menjauhkan diri darimu, saling ta’atlah kamu dan jangan berselisih yang dapat merenggangkan kamu”. ( Al-Hadits ). Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan untuk kesejahteraan hidup manusia, yang termasuk didalamnya penyelenggaraan media pendidikan Islam harus mendasarkan kepada dua prinsip, yaitu: 1. Memudahkan dan tidak mempersulit. 2. Menggembirakan dan tidak menyusahkan. D. Aplikasi Media dalam Pembelajaran PAI Sebelum pendidik mengajarkan pokok bahasan pembelajaran terlebih dahulu harus menyiapkan dan memperhitungkan alat bantu/media apa saja yang dapat dipakai dari berbagai kegiatan pembelajaran yang mungkin dilakukannya sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Dalam menerapkan media pembelajaran pendidikan agama Islam harus dilakukan cara yang tepat dan praktis yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain hal tersebut pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan media pembelajaran juga sangat penting karena akan berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Demikian juga halnya dengan penyesuaian antara media pembelajaran yang dipakai dengan kebutuhan peserta didik yang banyak dan bermacam-macam, namun secara garis besarnya pemilihan media pembelajaran tersebut harus sesuai dengan kebutuhan kebanyakan peserta didik. Berikut adalah penerapan media pembelajaran sesuai mata pelajaran pendidikan agama Islam: 1. Media pembelajaran al-Qur’an dan Hadis Pembelajaran al-Qur'an dan Hadis menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Media pembelajaran al-Qur’an dan hadis dapat menggunakan media audio, yaitu misalnya dengan menggunakan media tape recorder, peserta didik mendengarkan rekaman yang berisi ayat-ayat al-Qur’an atau hadis-hadis Nabi, sehingga peserta didik dapat mengetahui, menulis, dan melafalkan bacaan-bacaan yang didengarkannya. 2. Media pembelajaran akhlak Media pembelajaran akhlak mencakup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran agama Islam, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat pada diri seseorang, maka ada beberapa media pembelajaran yang dapat membantu pencapaian pembelajaran akhlak, antara lain: a. Melalui bahan bacaan atau bahan cetak. Melalui bahan ini peserta didik akan memperoleh pengalaman dengan membaca. Yang termasuk media ini buku teks akhlak, buku teks agama pelengkap, bahan bacaan umum seperti, majalah, koran dan sebagainya. b. Melalui alat-alat audio visual (AVA). Melaui media ini peserta didik akan memperoleh pengalaman secara langsung dan mendekati kenyataan, misalnya dengan alat dua atau tiga dimensi, maupun dengan alat-alat teknologi modern seperti televisi, internet, dan lain sebagainya. c. Melalui contoh-contoh kelakuan. Melalui profil pendidik yang baik, dalam menyampaikan bahan pembelajaran diharapkan peserta didik bisa meniru tingkah laku pendidik, misalnya mimik, berbagai gerakan badan dan anggota badan, dramatisasi, suara dan perilaku sehari-hari. d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar. Untuk memperoleh suatu pemahaman dan pengalaman yang komprehensif, pendidik dapat membawa anak ke luar kelas untuk memperoleh pengalaman langsung dan masyarakat maupun alam sekitar.[12] 3. Media pembelajaran Fiqih Media pembelajaran sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar harus disesuaikan dengan orientasi dan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran fiqih, media yang sering digunakan adalah media bahan cetakan seperti buku bacaan, koran, majalah, dan sebagainya. Kemudian media suara yang didengar, sebenarnya masih ada media yang bias memperjelas pemahaman peserta didik, misalnya untuk memehami jenis dan bentuk transaksi ekonomi tertentu biasa digunakan media video yang menceritakan berbagai macam transaksi ekonomi. Bahkan bisa digunakan media yang bersumber dari lingkungan, misalnya bank, pegadaian, pasar modal dan sebagainya. 4. Media pembelajaran sejarah kebudayaan Islam Hendaknya pendidik menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan menggunakannya demi pemahaman anak didik. Dalam menguraikan peristiwa hijrah Nabi misalnya pendidik dapat menggunakan slide atau film yang tersedia, memperdengarkan rekaman tentang drama yang sering diputar dari pemancar radio pada hari-hari besar seperti Maulid, Hijrah Nabi ataupun Isra’ Mi’raj.[13] BAB III PENUTUP Kesimpulan Media Pendidikan Agama Islam dapat diartikan semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama Islam, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Tujuan penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut adalah supaya proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berlangsung dengan baik. Media pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni media yang bersifat materi dan media yang bersifat non-materi. Penyelenggaraan media pendidikan Islam harus mendasarkan kepada dua prinsip, yaitu: (1) Memudahkan dan tidak mempersulit, dan (2) Menggembirakan dan tidak menyusahkan. Dalam menerapkan media pembelajaran pendidikan agama Islam harus dilakukan cara yang tepat dan praktis yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain hal tersebut pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan media pembelajaran juga sangat penting karena akan berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran. [1]Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), h. 199. [2]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), h. 107. [3]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 199. [4]Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ( Jakarta: Ciputat Pers. 2002 ), h. 101. [5]Wina Sanjaya, Perencanaan, h. 216-217. [6]Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: CV Misaka Galiza, 2003), h. 105. [7]Wina Sanjaya, Perencanaan, h. 214-215. [8]Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), h. 299-300. [9]Sudjarwo S, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 76. [10]Abuddin Nata, Perspektif, h. 286. [11]Ibid., h. 283. [12]Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pembelajaran Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 133 – 134 [13]Chabib Thoha, dkk., Metodologi, h. 222-223.