Sabtu, 25 April 2015

Daulah Islam apakah buatan Amerika?


Apakah IS Buatan Amerika?

Sebagian orang yang hobi teori konspirasi menduga bahwa Khilafah yang baru berdiri ini adalah buatan Amerika Serikat. Mereka menduga seperti itu dengan dalih:

1. Siapa yang mendanai dan memeberi persenjataan Daulah Islam, mengapa mereka bisa sekuat dan setangguh itu?
2. Mengapa Amerika Serikat mendiamkan deklarasi khilafah, dan tidak segera menghancurkannya?
3. Mengapa Daulah Islam justru memerangi rezim syiah dan tidak memerangi Israel?
4. Adanya dokumen bocor dari mantan intelijen AS, yatu Snowden yang mengatakan bahwa AS akan membentuk sebuah negara islam sunni yang akan diakui di Irak
5. Perkataan mantan mentri luar negri AS, yaitu Hillary Clinton yang mengatakan bahwa ada pertemuan negara-negara barat yang bersepakat untuk mendirikan negara islam sunni di Irak

Maka inilah jawabannya! Sesungguhnya senjata yang didapat oleh Daulah Islam memang kebanyakan dari AS, tapi bukan dengan cara mengemis. Melainkan melalui jihad yang dengannya banyak pasukan AS dan antek-anteknya kalah, sehingga Daulah Islam mendapatkan harta rampasan perang (ghanimah) berupa persenjataan. Pemerintahan boneka Irak dan Komunis Kurdi, sudah bukan rahasia lagi mereka mendapatkan bantuan persenjataan yang sangat banyak dari AS. Namun mental mereka ini pengecut dan kebanyakan memilih lari daripada berhadapan dengan singa-singa mujahidin Daulah Islam. Hal ini dicontohkan dari penaklukan kota Mosul yang hanya dengan pasukan kurang dari 1000 mujahidin dapat membuat 30.000 pasukan rezim boneka Irak lari terbirit-birit meninggalkan persenjataan lengkap di gudang mereka.

Daulah Islam bukanlah kumpulan orang primitif yang buta teknologi, sebagian mereka adalah ilmuan-ilmuan dan profesor. Mereka mampu membuat persenjataan yang dengannya musuh dibuat terkaget-kaget. Salah satunya adalah bom IED, yang menjadi prestasi Daulah Islam, dengannya tidak ada tank yang selamat jika terkena bom ini.

Kekuatan sesungguhnya bukanlah terletak pada senjata, melainkan mental. Mental mujahidin tidak akan terkalahkan oleh mental pasukan bayaran yang mengharap hidup dari menjadi tentara (cari makan), sementara mujahidin justru mencari mati agar menjadi bagian dari syuhada’. Inilah sebenarnya rahasia kekuatan Islam sejak zaman Nabi Shalallohu'Alayhi Wa Sallam hingga hari kiamat.

Umar bin Khaththab radhiyallohu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya Alloh memuliakan kita dengan Islam. Bagaimanapun kita mencari kemuliaan dengan selain Islam maka Alloh (justru) akan menjadikan kita hina”

Mengapa AS mendiamkan? Sesungguhnya AS tidak akan bisa berlama-lama pura-pura tidak khawatir dengan tegaknya Khilafah. Sesungguhnya AS sudah merasakan pahitnya bertempur dengan mujahidin Daulah Islam ketika masa pendudukan Irak. Terbukti, setelah bertempur bertahun-tahun melawan Daulah Islam Irak, AS gagal memenangkan pertempuran. Puluhan ribu nyawa pasukan AS melayang bersamaan dengan bangkai-bangkai Tank dan Heli yang mereka banggakan.

Rakyat AS pun menyalahkan presiden mereka saat itu, yaitu Bush dan mengecam kebijakan perang Irak tersebut karena perang ini menimbulkan kerugian luar biasa bagi AS. Kemudian rakyat AS pada pemilihan presiden lebih memilih Barack Obama yang menjanjikan menarik pasukan AS dari Irak.

Itulah mengapa AS yang memiliki trauma, tidak berani menerjunkan pasukan kembali ke Irak. Obama barangkali tidak mau menjilat ludah, alias mengingkari janji pada rakyatnya. Namun bagai buah simalakama, AS tetap tidak bisa menahan diri. Tidak berselang lama setelah Khilafah didirikan, AS memulai perang dengan cara memberi persenjataan kepada militan Syiah, FSA (pemberontak suriah sekuler) dan Komunis Kurdi untuk memerangi Khilafah. Namun dada AS kembali panas ketika mengetahui bukannya pasukan anteknya itu menang, namun semakin hari semakin kalah dan wilayah Khilafah semakin meluas. Persenjataan dan kendaraan tempur justru jatuh ke tangan Khilafah dan semakin memperkuat Khilafah.

Maka AS pun mengumpukan negara-negara kolaisinya dan negara-negara yang penguasanya adalah anteknya. Terbentuklah koalisi 50 negara (kemungkinan akan terus bertambah) yang dengannya mereka sepakat berperang melawan Khilafah, Tapi (ada tapinya...) hanya melalui udara alias serangan pesawat tempur. AS ternyata masih trauma jika harus menerjunkan pasukan daratnya. Dada koalisi AS dan 50 negara itu kembali sesak setelah mengetahui bahwa pasukan udara sama sekali tidak menghambat pergerakan mujahidin Khilafah, justru AS kembali rugi ratusan juta dolar karena operasi serangan pesawat tempur sangat mahal. AS sudah mengeluarkan rudal tercanggihnya yaitu Tomahawk, namun mujahidin Khilafah bukan pasukan culun, mereka bisa beradaptasi sehingga tidak terdeteksi oleh pesawat canggih itu. Sampai buku ini ditulis, AS masih malu-malu untuk memilih opsi serangan darat, namun itulah satu-satunya pilihan mereka.

Khilafah diharapkan oleh mereka (koalisi AS) akan hancur dengan serangan darat, sebagaimana hancurnya rezim Saddam Hussein. Tapi demi Alloh, turunnya pasukan koalisi AS itu sangat diharapkan oleh Khilafah, karena dengannya Khilafah akan menunjukkan “kekuatan yang sebenarnya”. Bagaimungkin bisa koalisi AS memenangkan pertempuran darat?! yang mana dulu saja, saat mujahidin beranggotakan ribuan dan kekuatan apa adanya, namun AS kalah telak. Sementara saat ini Daulah Islam jauh lebih kuat, pasukannya sudah berjumlah sekitar 100.000 mujahidin ditambah dukungan jutaan rakyatnya, persenjataan semakin canggih, dan dukungan tanpa henti dari seluruh dunia yang terus pergi berhijrah ke wilayah Khilafah untuk berperang bersamanya. Bahkan setelah dideklarasikannya Khilafah, banyak kelompok-kelompok mujahidin dari seluruh dunia bersumpah setia (bai'at) kepada Khalifah Abu Bakar Al-bagdadi. Jika akhirnya AS memilih perang darat, maka demi Alloh dada mereka akan semakin sesak dan tidak bisa tidur melihat bangkai-bangkai pasukan koalisi AS itu. Situasi semakin pelik, tatkala seluruh sel Daulah Islam di seluruh dunia dibangunkan dan mememerangi kekuatan koalisi AS diamanapun berada.

Mengapa Daulah Islam tidak memerangi Israel? Maka penulis katakan bahwa orang yang mengatakan ini tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti geografi. Lihatlah peta dan anda akan melihat bahwa keberadaan Daulah Islam terpisah dari Israel, dan ketika mau menyerang Israel maka Daulah Islam / Khilafah harus menaklukkan dulu negara-negara tetangganya yang selama ini menjadi penjaga kepentingan Israel.

Bukan berarti Daulah Islam berdiam diri, Daulah islam juga memiliki pasukan yang berada di Palestina, mereka dinamakan Anshar Bayt Almaqdis. Meskipun tidak sebanding dengan kekuatan Israel namun mereka dengan gagah berani berperang dengan israel. Saya tentu tidak akan bertanya pada para penuduh ini, apa yang sudah mereka lakukan untuk menghancurkan Israel? Biarlah hal itu menjadi renungan masing-masing.

Jika kita membaca sejarah pembebasan palestina era penguasaan pasukan salib, maka kita melihat bahwa Salahuddin Al-Ayyubi tidak langsung menyerang ke pasukan salib, namun terlebih dahulu memerangi syiah? Mengapa syiah? Karena syiah adalah duri dalam daging umat Islam. Selain mereka adalah kelompok yang sesat, mereka juga kerap bekerja sama dengan orang kafir dalam mencapai tujuan-tujuan mereka. Sebagian kita mungkin silau dengan opini-opini syiah yang sok anti AS, sok anti israel, sok membela Palestina, sok kuat dan tangguh, dan sok yang lainnya. Namun faktanya mereka adalah tentara penegcut yang takut mati, bahkan ketika invasi Irak, justru syiah iran membantu AS, dan pemerintahan boneka yang dibentuk AS juga dari syiah.

Maka diprioritaskan bagi Khilafah untuk memerangi syiah baik di irak, Suriah dan Iran dan para penguasa arab yang saat ini menjadi kaki-tangan AS dan israel. Bukankah suplai bahan bakar Israel berasal dari negara-negara arab yang menjadi sekutunya. Setelah itu maka diperangi AS dan barat pada umumnya, sebab tidak akan bisa mengalahkan Israel tanpa mengalahkan AS dan sekutunya yang merupakan penjaga Israel. Bukan rahasia lagi bahwa suplai senjata dan dana terbesar israel adalah AS dan sekutunya. Jika AS dan sekutunya telah dikalahkan, maka lebih masuk akal jika kita bisa mengalahkan Israel.
Israel memang kuat, namun kekuatannya bukan karena dirinya sendiri,melainkan pada sekutu-sekutunya. Israel dibeking oleh AS dan Eropa, merekalah yang memberikan peralatan-peralatan tempur canggih. Israel jelas adalah musuh utama,pada akhirnya perang akan sampai pada pembebasan Al-Aqsha. Mengalahkan Israel mau tidak mau harus dengan memotong bantuan persenjataan yang diberikan AS dan Eropa, menghancurkan sekat-sekat penjaganya, dan memotong supplai bahan bakarnya.
Perhatikan hadits berikut:

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Jarir dari Abdulmalik bin Umair dari Jabir bin Samurah dari Nafi' bin Utbah berkata: Kami bersama Rasululloh Shallallohu 'alayhi wa Salam dalam suatu peperangan. Ia berkata: Suatu kaum mendatangi nabi Shallallohu 'alayhi wa Salam dari maghrib, mereka mengenakan baju wool, mereka menemui beliau didekat suatu bukit. Mereka berdiri sementara Rasululloh Shallallohu 'alayhi wa Salam duduk. Ia (Nafi') berkata: Hatiku berkata: Datangilah mereka dan berdirilah diantara mereka dan Rasululloh Shallallohu 'alayhi wa Salam agar mereka tidak menyerang beliau lalu aku berkata: Mungkin beliau berbicara lirih dengan mereka. Aku mendatangi mereka lalu aku berdiri diantara mereka dan beliau. Aku menghafal empat kalimat dari beliau, aku menghitungnya dengan tanganku. Beliau bersabda: "Kalian akan memerangi jazirah arab lalu Alloh menaklukkannya, setelah itu Persia lalu Alloh menaklukkannya, kemudian kalian memerangi Romawi lalu Alloh menaklukkannya, selanjutnya kalian memerangi Dajjal lalu Alloh menaklukkannya." Kemudian Nafi' berkata: Hai Jabir, kami tidak berpendapat Dajjal muncul hingga Romawi ditaklukkan.” (HR Muslim, no. 5161)

Sedangkan mengenai tuduhan Snowden dan Hillary Clinton, jika penuduh ini beragama islam, maka penulis layak untuk mempertanyakan keimanannya pada Al-Qur’an. Bukankah telah tertulis didalamnya:

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat: 6)

Jika dalam ayat diatas, kita diwajibkan untuk mengecek kembali berita dari orang fasik (orang muslim yang gemar bermaksiat), apalagi dari orang kafir. Kafir bukan sembarang kafir, tapi Kafir Muhariban Fi’lan! Alias kafir yang memerangi kaum muslimin secara nyata. Bagaimana mungkin mereka bisa kita percaya? Sementara penuduh malah tidak percaya pada saudaranya sendiri (Daulah Islam)?

Tuduhan bahwa Daulah Islam adalah buatan AS, mungkin bisa dipercayai anak kemarin sore yang culun atau buta terhadap perkembangan dunia jihad Irak. Apalagi jika dalam dada orang itu terdapat dengki pada Daulah Islam, maka berita bohong pun akan dijadikan pegangan dalam menikam Daulah Islam. Bukankah perang Irak sudah berlangsung sejak 2003? Ketika AS membunuhi satu juta umat islam, menyiksa kaum muslimin di penjara Guantanamo, memperkosa wanita-wanitanya, bahkan menyodomi ikhwan-ikhwan kita, siapa yang bangkit membela mereka? Siapa yang bangkit melawan Koalisi AS? Siapa lagi kalau bukan pasukan Abu Mush’ab Azzarqawi (sang pelopor terbentuknya Daulah Islam). Wahai penuduh, anda dimana saat itu?

Mujahidin Daulah Islam telah berperang nyata bertahun-tahun dengan AS, dan kini bisa-bisanya ada tuduhan bahwa Daulah Islam dibentuk AS. Sungguh tuduhan ini pasti tertolak bagi mereka yang memiliki akal. Namun, baiklah penulis akan coba jawab.

AS memang hendak memecah Irak menjadi tiga bagian, yaitu negara syiah irak, negara kurdi / kurdistan dan negara islam sunni / sunnistan. Rencana ini dibuat agar meredakan konflik sunni-syiah dan mengabulkan permohonan merdeka Kurdi, dengan begitu AS akan lebih bebas menjarah kekayaan alam Irak. AS hendak membentuk pemerintah masing-masing negara tersebut yang tunduk dibawah kepentingan AS, dan dengan begitu juga rakyat diharapkan puas dengan pemerintahan-pemerintahan itu karena anggapan bahwa itu mewakili aspirasi mereka.

Namun rencana AS ini GATOT, alias gagal total! Siapa yang menggagalkannya? Siapa lagi kalau bukan Daulah Islam. Daulah Islam terus bergerak aktif menaklukkan semua wilayah Irak dan Suriah, dan akan terus meluas lagi. Tidak ada kurdistan, tidak ada republik irak, tidak ada sunnistan, semuanya dicaplok oleh Daulah Islam. AS jelas tidak terima rencananya gagal, dan itu terbukti hari ini AS rela menggelontorkan ratusan juta dolar uang rakyatnya untuk memerangi Daulah Islam.

Jumat, 24 April 2015

YA ISIS KHAWARIJ

Oleh: Ganna Pryadharizal, Alumnus Universitas al Azhar, Mesir
Sejak kemunculannya pada April 2013, Daulah Islam Iraq dan Syam (ISIS) yang didirikan demi mengembalikan supremasi syariat Islam, tidak pernah berhenti didera berbagai macam bentuk demonisasi. Secara sederhana, “demonisasi” (demon=setan) berarti sebuah bentuk propaganda untuk menjelek-jelekkan satu pihak sampai sejelek-jeleknya. Sehingga pihak tersebut dianggap sebagai setan oleh orang-orang yang termakan propaganda tersebut.
Demonisasi menjadi sebuah bagian proses dari “demonologi” yang diartikan Noam Chomsky (1991) dalam bukunya Pirates and Emperor: International Terrorism in the Real World, sebagai sebuah “rekayasa sistematis untuk menempatkan sesuatu agar ia dipandang sebagai ancaman menakutkan, sehingga ia harus dimusuhi, dijauhi, dan bahkan dibasmi”.
Upaya kriminal ini benar-benar dialami ISIS. Begitu banyak upaya dilakukan para musuh untuk mendistorsi setiap tindak-tanduk institusi yang dipimpin oleh Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi.
Salah satu bentuk demonisasi terhadap ISIS terjadi melalui labelisasi stigma (ciri negatif) dari orang-orang Islam yang sepertinya sangat keberatan dengan tegaknya Daulah Islam. Sangat disayangkan, orang-orang yang mengklaim berafiliasi kepada Islam, ajaran salaf, penuntut ilmu, dan lain sebagainya, justru secara keji mencap ISIS dengan berbagai terminologi (istilah) negatif dan destruktif.
Di antaranya adalah stigma “Khawarij”.
“Khawarij!”
“Khawarij! Khawarij! Khawarij!” Inilah komentar dari para ulama komprador (agen) yang menyokong hegemoni para penguasa thaghut kafir tentang qiyadah (pimpinan) dan Mujahidin ISIS. Mereka tidak henti-hentinya menyematkan label “Khawarij” di setiap mimbar masjid, bedah buku, seminar, dialog, dan forum diskusi.
Selain melancarkan serangan dalam pertempuran fisik, musuh-musuh ISIS memahami pentingnya serangan propaganda melalui perang terminologi. Mereka membombardir ISIS dengan serangkaian istilah buruk untuk meruntuhkan kepercayaan umat. Musuh mengeksploitasi berbagai nama dan istilah yang sesungguhnya sangat tidak tepat disematkan kepada para pejuang tauhid dan Mujahidin. Strategi yang nampak sederhana, namun mematikan.
Musuh telah menabuh genderang perang istilah. Maka tidak salah jika kita pun bermain dalam Perang Terminologi ini.
Kita tegaskan; memang benar bahwa ISIS adalah “Khawarij”! Namun menurut makna etimologis (asal-usul kata), yang artinya adalah ‘keluar’.
Dalam bahasa Arab, kata “Khawarij” merupakan derivasi (bentukan) dari nomina (kata benda) khuruj yang artinya adalah ‘keluar’. Sedangkan menurut istilah dalam aliran pemikiran Islam, Khawarij adalah golongan yang keluar dari barisan penyokong Khalifah Ali bin Abi Thalib, dan selanjutnya menjelma menjadi satu sekte dengan dogma keagamaan ekstrem.
Sekali lagi kita tegaskan, ISIS adalah “Khawarij” dan pemimpinnya Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi adalah pemimpin “Khawarij”, namun dalam pengertian ahistoris yang beririsan dengan pengertian dalam studi sejarah Islam.
ISIS adalah “Khawarij” (keluar). Ya, ISIS keluar di saat kaum Muslimin menggelepar bak ikan yang diburu oleh nelayan. ISIS keluar dari sikap acuh dan berpangku tangan, dan bergerak memompa semangat jihad umat dan memotivasi mereka untuk mendobrak belenggu para thaghut kafir. ISIS keluar dari gerahnya ruang gelap kesyirikan dan kekafiran yang merajalela di bumi kepunyaan Allah Swt, menuju angin segar ditaman hijau yang berpendaran cahaya tauhid.
ISIS adalah “Khawarij”. Benar, karena ISIS keluar menuju medan jihad Irak dan Suriah untuk menegakkan kalimat la ilaha illallah (tiada sesembahan yang layak disembah selain Allah) dan mengerjakan proyek Khilafah Islamiyah.
ISIS adalah “Khawarij”, karena mereka keluar dari poros Iblis menuju penyembahan Allah semata. ISIS keluar dari kungkungan para pejabat Gedung Putih (baca: Amerika Serikat) dan negara Zionis Israel. ISIS keluar untuk mencabik-cabik Protokol Zionis dan menghadang orang-orang Zionis yang berkeliaran untuk  membuat kerusakan.
ISIS adalah “Khawarij”? Betul, karena mereka keluar dari kepatuhan terhadap undang-undang “bumi”, menuju ketaatan mutlak kepada ajaran-ajaran “langit”. Mereka membuang jauh-jauh undang-undang internasional, dan memeluk erat-erat lembaran-lembaran Al-Quran. ISIS keluar untuk meluluh-lantakkan berhala-berhala profan kontemporer, sebagaimana dulu berhala Hubal, Manat, Lata, dan Uzza dihancurleburkan.
ISIS adalah “Khawarij”? Ya, mereka keluar dari penghambaan sesama manusia, menuju penghambaan kepda Allah Yang Maha Kuasa. Mereka keluar dengan menghunus pedang kemuliaan untuk menuntut balas kepada orang-orang kafir yang telah membuat anak-anak muslim menjadi yatim dan merampas harta-benda kaum muslimin. ISIS keluar dari penderitaan tiada henti, menuju impian eskatologi Islam (kehidupan akhirat).
ISIS adalah “Khawarij”? Ya, mereka keluar dari jalan tak berujung yang telah membuat banyak manusia tersesat, menuju jalan kebenaran yang mengantarkan manusia menuju kebahagiaan nyata. Mereka keluar dari rumah dan kampung mereka yang fana menuju ‘kampung’ keabadian melalui jalan mati syahid.
ISIS adalah “Khawarij”! Ya, mereka keluar untuk meniti teladan Rasulullah yang dulu keluar dari Makkah menuju Madinah demi menggembleng keimanan dan kekuatan fisik, serta mendirikan Daulah Islam yang berwibawa. Mereka keluar dari kamp-kamp pelatihan (I’dad)dan kawah candradimuka jihad untuk menaklukkan markas-markas musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dulu Rasulullah keluar dari Madinah untuk menaklukkan Makkah agar tidak ada lagi manusia menghamba kepada selain Allah.
Ya, ISIS adalah “Khawarij”, karena mereka keluar dari keburukan dengan segenap maknanya, menuju segalakebaikan menurut Allah dan Rasul-Nya. Allah pun akan membantu mereka keluar dari kegelapan, menuju cahaya. Allah berfirman tentang hal ini: “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 257). Mujahidin siap berjibaku melawan musuh, di setiap peperangan dalam bentuk apapun (!)
Editor : Arkan al Fadhil, Shoutussalam

Kamis, 23 April 2015

Daulah Islamiyah itu janji Allah

Sesungguhnya Daulah Islamiyyah itu adalah janji Allah Ta’ala -In Syaa Allah-

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًۭا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًۭٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (An Nuur: 55)
Dan itu merupakan ketentuan Allah Ta’ala yang sudah digariskan, di mana bila kaum mu’minin mustadl’afin kembali kepada ajaran Allah dan para thaghut semakin durjana, maka itu adalah awal tanda kehancuran para thaghut dan keberkuasaan orang-orang mu’min:
وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةًۭ وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَ وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَنُرِىَ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَحْذَرُونَ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu” (Al Qashash: 5-6)
Dan Dia sekarang memperlihatkan kepada para thaghut dan aparatnya kehancuran diri dan kekuasaan mereka lewat tangan bala tentara Daulah Khilafah, dan kehancuran mereka akan terus berkelanjutan dan mereka akan jatuh satu demi satu.
Dan itu dikarenakan syari’at jihad di atas kejelasan tauhid ditegakkan oleh Daulah Islamiyyah. Dan ini adalah bukti nyata sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam.
Al Imam Ahmad meriwayatkan (18406) juga  Ath Ath Thayalisiy (439) dan Al Bazzar (2796) dari Hudzaifah radliyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها، ثم تكون ملكا عاضا، فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكا جبرية، فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة “.
“Kenabian itu ada di tengah kalian selama waktu yang Allah kehendaki untuk berada, kemudian Dia mengangkatnya bila Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian jadilah khilafah di atas minhaj kenabian, di mana ia berada di tengah kalian selama waktu yang Allah kehendaki untuk berada, kemudian Allah mengangkatnya bila Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian jadilah kerajaan yang menggigit, di mana ia berada di tengah kalian selama waktu yang Allah kehendaki untuk berada, kemudian mengangkatnya bila Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian jadilah kerajaan yang otoriter, di mana ia berada di tengah kalian selama waktu yang Allah kehendaki untuk berada, kemudian mengangkatnya bila Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian muncullah khilafah di atas minhaj kenabian.”
Yaitu fase terakhir umat ini setelah dikungkung oleh mulkan jabariyyah yang satu demi satu berjatuhan di tangan mujahidin Daulah Khilafah yang dengan izin Allah Ta’ala akan sampai ke Indonesia dan bahkan menguasai dunia dengan hukum Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
ليبلغن هذا الأمر ما بلغ الليل والنهار ولا يترك الله بيت مدر ولا وبر إلا أدخله الله هذا الدين بعز عزيز أو بذل ذليل عزا يعز الله به الإسلام وذلا يذل الله به الكفر
“Sungguh urusan ini benar-benar akan sampai ke seluruh penjuru bumi, dan Allah tidak membiarkan satu rumah tembok dan rumah bulu-pun melainkan Dia masukan dien ini ke dalamnya dengan kejayaan orang yang jaya atau dengan kehinaan orang yang hina, kejayaan yang dengannya Allah jayakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah hinakan kekafiran.” (Hadits Riwayat Ahmad)
Ini adalah janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan beliau itu tidak berkata kecuali berdasarkan wahyu:
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌۭ يُوحَىٰ
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (An Najm: 2-4).
Dan yang dimaksud dengan kehinaan bagi kekafiran di dalam hadits ini adalah bahwa orang-orang kafir asli akan dikalahkan dan bertekuk lutut kepada kekuasaan kaum muslimin, sehingga yang tidak mau masuk Islam di antara mereka mau tidak mau menjadi orang-orang kafir dzimmiy yang harus menunaikan jizyah kepada Daulah Islam, Allah Ta’ala berfirman:
قَٰتِلُوا۟ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَا بِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ ٱلْحَقِّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ حَتَّىٰ يُعْطُوا۟ ٱلْجِزْيَةَ عَن يَدٍۢ وَهُمْ صَٰغِرُونَ
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (At Taubah: 29)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
بعثت بالسيف بين يدي الساعة حتى يعبد الله وحده لا شريك له وجعل رزقي تحت ظل رمحي وجعل الذل والصغار على من خالف أمري ومن تشبه بقوم فهو منهم
“Aku diutus dengan pedang sebelum hari kiamat sampai Allah sajalah yang diibadati lagi tidak ada sekutu bagi-Nya, dan rizqi-ku dijadikan dibawah bayangan tombakku, serta kehinaan dan kerendahan dijadikan atas orang yang menyalahi perintahku…” (Riwayat Abu Dawud).
Kita sekarang bisa mengetahui bagaimana orang-orang kafir nasrani di Raqqah dan Mosul mereka menerima menjadi Ahli Dzimmah dan menunaikan jizyah kepada Daulah Khilafah. Sehingga makar atau upaya musuh untuk menghancurkan Daulah Islam ini tidak akan berhasil, dan justru suatu saat nanti Daulah Islam-lah yang akan menghapus negara-negara kafir itu dari peta kekuasaan mereka dan tapal-tapal batas negara-negara itu akan dihapus, dan ini adalah suatu kepastian yang tidak bisa ditolak, dan pada gilirannya akan masuk ke negeri ini dengan izin Allah Ta’ala. (Abu Sulaiman Al Arkhabiliy)

Rabu, 22 April 2015

UNTUK UMAT ISLAM INDONESIA

"WAHAI UMAT ISLAM INDONESIA."

Semboyan kita bukanlah BHINNEKA TUNGGAL IKA, tetapi LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADURRASULULLAH Dasar negara kita seharusnya bukanlah PANCASILA DAN UUD 1945, tetapi AL QURAN DAN AS SUNNAH Kita tidak mengenal NASIONALISME DAN PATRIOTISME, yang kita kenal adalah JIHAD FI SABILILLAAH DAN UKHUWAH ISLAMIYAH DEMOKRASI adalah BERHALA yang sesat dan menyesatkan HAM adalah SAMPAH PEMIKIRAN PLURALISME adalah KEKAFIRAN DAN KESESATAN SEKULERISME adalah AJARAN IBLIS DAN SETAN SAUDARA-SAUDARA KITA adalah umat islam di belahan bumi manapun mereka berada MUSUH-MUSUH KITA adalah orang-orang yg memusuhi ALLAH dan RASULNYA meski mereka adalah keluarga dan kerabat kita Ridha Allah adalah tujuan kita Rasulullah adalah panutan kita Al Quran dan As sunnah adalah undang-undang kita Jihad adalah jalan kita Syahid di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi kita.

 Sungguh mengherankan jika kita melihat dialog-dialog di TV dimana mereka begitu mengagung-agungkan undang-undang buatan manusia, sehingga jika ada perbuatan yg bertentangan dgn undang-undang mereka langsung bilang : INKONSTITUSIONAL. Tapi jika ada perbuatan yang bertentangan dengan Al quran dan sunnah mereka diam seribu bahasa dan sama sekali gak protes, bahkan mungkin bilang "agama adalah urusan individu, negara gak perlu campur tangan". Tentu kita gak tau apa isi hati mereka, masihkah tersisa iman di hati mereka? ataukah sebenarnya mereka orang-orang munafik dan kafir? Dalamnya laut dapat diduga, dalamnya hati siapa yg tau ? Orang-orang sesat itu begitu mensakralkan PANCASILA dan KONSTITUSI, tapi menginjak-injak ALQURAN dan SUNNAH. ! Mereka membuang ajaran islam kebelakang punggung mereka dan menjunjung tinggi sampah-sampah pemikiran yang bertentangan dengan ajaran islam. Lantas apa gunanya mengaku beragama islam ?! Jangan-jangan agama mereka bukan agama ISLAM, tetapi agama DEMOKRASI. Dan kitab suci mereka bukan ALQURAN tetapi KONSTITUSI, Paling tidak, mereka termasuk MUJAHIRUN, yaitu orang yg berbuat dosa secara terang-terangan, bahkan menyebarluaskan kesesatan/dosa mereka secara terang-terangan ke tengah masyarakat. Mereka adalah corong-corong ajaran iblis dan setan. Mereka adalah setan dalam jasad manusia. dengan mulutnya mereka mengajak manusia ke neraka. Padahal agar dosa mudah diampuni seharusnya perbuatan dosa itu harus disembunyikan dan jgn sampai ketahuan manusia, sebagai wujud malu kepada Allah, tetapi para penyeru sekulerisme dan pluralisme itu malah menyerukan kesesatan mereka melalui berbagai media massa tanpa malu-malu lagi "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya [tidak mengamalkan isinya] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (QS Al Jumu'ah : 62)

 Orang-orang yg mendukung sekulerisme dan menolak penerapan syariat islam adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal, karena meskipun mereka mengetahuii Al quran dan as sunnah tetapi mereka enggan menerapkannya di negara ini dan malah mencampakkan syariat islam serta mendukung sekulerisme. "APAKAH HUKUM JAHILIYAH YANG MEREKA KEHENDAKI, DAN (HUKUM) SIAPAKAH YANG LEBIH BAIK DARI (HUKUM) ALLAH BAGI ORANG-ORANG YANG YAKIN ?" [QS. AL-MAAIDAH 5 : 50].

Senin, 13 April 2015

Kenapa harus berjihad.?

ILMU SYAR'I March 13, 2015 862 Daulah Islamiyyah Departemen Wakaf, Dakwah Dan Urusan Masjid Wilayah Al Barakah, Kantor Dakwah Syaddadi Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah yang diutus dengan pedang menjelang kiamat sebagai rahmat bagi sekalian alam. Amma Ba’du. Telah muncul di hadapan kita hari-hari ini orang yang berkoar-koar di dalam layar televisi dan radio sembari memotong beberapa patah kata dari kitab-kitab induk, mengumpulkan topik-topik yang berbeda, membedakan topik-topik yang serupa, dan berpaling dari ungkapan-ungkapan yang muhkam (jelas/baku maknanya) demi memuaskan para pengikut hawa nafsu, dan dia melontarkan berbagai syubhat kepada kaum muslimin, serta mendatangkan kesesatan-kesesatan besar, seperti pengguguran ayat-ayat yang sangat jelas tentang puncak menara segala ibadah (yakni jihad), demi melindungi darah tuan-tuannya dari kalangan para penyembah salib dan kaum murtaddin yang loyal kepada mereka, serta dalam rangka pengguguran gratis bagi nyawa setiap muslim dan mujahid. Dan bencana besarnya adalah bahwa mereka itu dianggap sebagai para ulama!! Bahkan sebagian mereka itu menyandang gelar-gelar akademi dalam bidang ilmu syari’at!! Alangkah seringnya gelar-gelar ini berbuat aniaya terhadap umat ini akibat tindakan orang-orang yang mengumpulkan ilmu namun mereka tidak menjaganya, dan mereka menimba ilmu syari’at dengan hati syaitan dan niat orang-orang munafiq. “Mereka memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah, lalu mereka menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Sungguh betapa buruknya apa yang mereka kerjakan.” (At Taubah 9) Engkau heran sekali terhadap orang yang menghalalkan darah kaum muslimin dan mengharamkan darah orang-orang kafir!! Di mana bila ada orang kafir salibis atau orang murtad pendengki dibunuh, maka dia bangkit mencela tindakan itu, padahal pada waktu yang bersamaan dia itu tidak mengusik apapun dan tidak berbicara sepatah katapun tentang hukum membunuh satu bangsa muslim secara keseluruhan. Ya sesungguhnya mereka itu ulama pemerintah (Salafiy Klaimer anak-cucu Bul’am Ibnu Ba’ura!) dan begitu juga Ahbar (ulama) Al Hizb Al La Islamiy (para pemakai surban busuk dan para pemilik fatwa-fatwa bayaran, yang mana mereka itu tidak singgah di bumi jihad kecuali mereka hanya merusaknya!), mereka telah meninggalkan syari’at yang muhkam dan mereka telah menukar cahaya langit dengan kegelapan-kegelapan bumi berupa sampah-sampah pendapat, dan pahatan pemikiran dan hawa nafsu, di mana mereka itu berdamai dengan penjajah salibis dan melegalkan agama demokrasi serta menyematkan padanya gaun keabsahan, sehingga tepatlah bagi mereka itu firman Allah ‘Azza wa Jalla: “Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat.” (Al A’raf 175) Dan tatkala syubhat-syubhat ini telah merebak dan apinya telah melahap para pengikut syahwat, maka wajib atas kaum muslimin untuk kembali kepada Kitab Rabb mereka dan Sunnah Nabi mereka sesuai dengan pemahaman Salaf mereka supaya mengetahui hukum Pencipta mereka tentang apa yang menimpa mereka berupa musibah-musibah yang besar dan bencana-bencana yang sangat dasyat itu. Maka kami katakan kepada kaum muslimin di Negeri Dua Aliran Sungai (Iraq): Sesungguhnya penegakkan syari’at Allah Ta’ala dan pengembalian hak-hak yang dirampas serta pengusiran penjajah salibis dan kaki tangannya itu tidak bisa dengan cara melebur ke dalam dinas keamanan pemerintah boneka atau dengan ikut serta di dalam pemilu demokrasi yang menjadikan kedaulatan hukum pada tangan rakyat bukan pada Allah Ta’ala, dan tidak juga dengan cara mengadakan konfrensi-konfrensi dan demontrasi-demontrasi damai, tapi hal-hal itu hanya bisa diraih dengan jalan jihad dan perang, dan hal itu telah ditunjukkan oleh nash-nash syar’iy dan ijma ulama Islam. Allah Ta’ala berfirman: “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. ” (At Taubah 41) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah memberitahukan kepada kita bahwa meninggalkan jihad dan cenderung kepada dunia itu adalah sebab kehinaan dan kenistaan, dan bahwa kembali kepada jihad adalah kembali kepada dien dan ‘izzah (kejayaan), di mana beliau berkata: “Bila kalian berjual beli dengan cara ‘inah (riba), dan kalian mengikuti ekor-ekor kerbau, dan kalian merasa puas dengan pertanian, serta kalian meninggalkan jihad, maka Allah pasti kuasakan atas diri kalian kehinaan yang tidak akan Dia angkat sampai kalian kembali kepada dien kalian.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud serta dishahihkan oleh Al Hakim) Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radliyallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Tidaklah satu kaum-pun meninggalkan jihad melainkan Allah pasti menimpakkan adzab secara merata kepada mereka.”(Diriwayatkan oleh Ath Thabaraniy – Shahih) Oleh sebab itu, wahai para pemuda Islam, kalian adalah para pendekar Hiththin, Yarmuk dan Qadisiyyah. Jalan kalian adalah jalan kemuliaan dan panji kejayaan adalah milik kalian, pegang-teguhlah Manhaj Panglima Mujahidin Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat beliau berkata: “Demi Dzat Yang jiwaku ada di Tangan-Nya, ingin sekali aku berperang di jalan Allah terus aku terbunuh, kemudian aku berperang lagi dan kemudian aku terbunuh, kemudian aku berperang lagi dan kemudian aku terbunuh lagi.” (Diriwayatkan oleh Muslim) Ibnu ‘Abidin yang mana beliau adalah tergolong ahli fiqh senior di Madzhab Hanafiy (rahimahullah) berkata seraya menjelaskan hukum syari’at prihal melawan musuh yang menjajah lagi menyerang: “Dan fardlu ‘ain, bila musuh menyerang salah satu tsughur Islam, maka ia menjadi fardlu ‘ain atas orang yang dekat darinya, dan adapun orang yang di belakang mereka yang jauh dari musuh maka ia adalah fardlu kifayah bila mereka tidak dibutuhkan, namun bila mereka dibutuhkan, umpamanya orang-orang yang dekat dengan musuh tidak mampu melawan musuh atau mereka itu sebenarnya mampu namun mereka itu malas-malasan dan tidak berjihad, maka hal itu menjadi fardlu ‘ain atas orang-orang yang dekat dengan mereka seperti fardlu ‘ain-nya shalat dan shaum, mereka tidak boleh meninggalkannya, kemudian yang berikutnya dan kemudian yang berikutnya sampai menjadi fardlu atas semua orang islam di timur dan barat, sesuai dengan urutan ini.” (Hasyiyah Ibnu ‘Abidin 3/238) Dan terakhir, kami katakan kepada kaum muslimin: Jauhilah manhaj kepengecutan dan kehinaan yang panjinya dihusung oleh Al Hizb Al Istislamiy dan oleh sebagian kelompok-kelompok yang pernah melakukan perlawanan atau mengklaim perlawanan yang mulia!!! Maka apa yang mereka raih dari akibat manhaj mereka yang busuk itu selain kekalahan dan tambahan kenistaan di hadapan Salibis Penjajah serta upaya tulus pelayanan kepadanya lewat jalan keikutsertaan mereka di dalam mendirikan batalion-batalion kemurtaddan dengan nama Shahawat, semua itu dalam rangka meraih kepentingan-kepentingan pribadi dan jabatan-jabatan dunia. “Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.” (Asy Syu’ara 227) “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapinkebanyakan manusia tidak mengerti.” (Yusuf 21) (1). Lihat (Kitab Ad Difa’ ‘An Aradli Al Muslimin Ahammu Furudlil A’yan) milik Asy Syaikh Asy Syahid Abdullah ‘Azam rahimahullah. ____________________ Alih Bahasa: Syaikh Abu Sulaiman Al Arkhabiliy

Rabu, 01 April 2015

PERBEDAAN TENTARA THOGUT & TENTARA ALLAH

KEUTAMAAN JIHAD DI JALAN ALLAH سبحانه و تعلى, DAN ANCAMAN BAGI SIAPA SAJA YANG LARI MENINGGALKAN-NYA 1. Jihad di jalan Allah adalah amalan yang tertinggi martabatnya dalam Islam. Rasulullah Saw bersabda kepada Muadz bin Jabal ra : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ : بَلَى يَا رَسُولَ الله قَالَ : رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ Sukakah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya dan puncak ketinggiannya?” Saya (Muadz) berkata: “Pastilah wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah: “Kepala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak ketinggiannya adalah Jihad.” (Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 2616) Dalam sebuah hadis yang lain diriwayatkan bahawa Rasulullah Saw bersabda: رَأْسُ هَذَا الأَمْرِ الإِسْلاَمُ، وَمَنْ أَسْلَمَ سَلِمَ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ اْلجِهَادُ، لاَ يَنَالُهُ إِلاَّ أَفْضَلُهُمْ Kepala urusan ini adalah Islam dan sesiapa yang memeluk Islam maka dia akan selamat, dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya ketinggiannya adalah Jihad, tidaklah (sesiapa) mencapainya kecuali yang paling utama.” (Majma al-Zawa‘id (Bughyat al-Ra’id fi tahqiq Majma az-Zawa‘id) – no: 2167.) Kedua-dua hadis di atas jelas menerangkan puncak ketinggian Jihad dalam Islam. Ia juga adalah satu amalan yang menjanjikan kemuliaan kepada hamba yang mengamalkannya. Dengan Jihad Islam dan umatnya akan menjadi tinggi lagi mulia di hadapan seluruh umat yang lain di bumi ini sedangkan tanpa Jihad Islam dan umatnya akan menjadi hina lagi diperlecehkan 2. Jihad di jalan Allah adalah jalan utama bagi tegaknya Daulah Islamiyah, dan Allah menolong para Mujahidin dan menghinakan orang-orang kafir. Allah Tabaraka wa Ta‘ala berfirman: “Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan (sehingga) menjadilah agama itu semata-mata untuk Allah. Kemudian jika mereka berhenti maka tidaklah ada permusuhan lagi melainkan terhadap orang-orang yang zalim.” (QS. al-Baqarah 2: 193) Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), Padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka Padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. dan Allah menerima taubat orang yang dikehendakiNya. Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah 9: 13-15) 3. Jihad di jalan Allah menjamin seseorang itu Syurga, diampun segala dosa dan diberi kemenangan Dunia dan Akhirat. Allah berfirman : Wahai orang-orang yang beriman! Maukah Aku tunjukkan sesuatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab siksa yang sangat pedih? Iaitu, kamu beriman kepada Allah dan RasulNya, serta kamu berjihad membela dan menegakkan agama Allah dengan harta benda dan diri kamu; yang demikian itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui (hakikat yang sebenarnya). (Dengan iman dan jihad itu) Allah akan mengampunkan dosa-dosa kamu, dan memasukkan kamu ke dalam taman-taman sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, serta tempat-tempat tinggal yang baik dalam Syurga “And”. Itulah kemenangan yang besar. Dan ada lagi limpah kurnia yang kamu sukai, iaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang cepat (masa berlakunya). Dan sampaikanlah berita yang mengembirakan itu kepada orang-orang yang beriman.” (QS. al-Shaff 61: 10-13) Rasulullah Saw bersabda : انْتَدَبَ اللهُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِهِ لاَ يُخْرِجُهُ إِلاَّ إِيمَانٌ بِي وَتَصْدِيقٌ بِرُسُلِي أَنْ أُرْجِعَهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ أَوْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَلَوْ لاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي مَا قَعَدْتُ خَلْفَ سَرِيَّةٍ وَلَوَدِدْتُ أَنِّي أُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ Allah menjamin bagi orang yang keluar di jalan Allah (fi sabilillah), (di mana) tidak dia keluar melainkan kerana iman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, bahawasanya Dia akan mengembalikannya (kerumahnya) dengan mendapat pahala dari Allah atau membawa harta rampasan perang atau Dia memasukkannya ke dalam Syurga. Dan jika tidak memberatkan umaku, niscaya aku tidak akan ketinggalan menyertai ekspedisi perang. Sesungguhnya aku sangat ingin terbunuh di jalan Allah lalu dihidupkan lagi kemudian terbunuh dan dihidupkan lagi lalu terbunuh lagi.” (HR. Sahih al-Bukhari – no: 36) Rasulullah Saw bersabda selanjutnya : إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ ؛ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ Sesungguhnya di dalam Jannah ada seratus derajat, Allah menjanjikannya bagi orang yang berjihad di jalan Allah. Jaraknya di antara dua derajat itu seperti langit dan bumi.” (HR Bukhari – no: 2581) Imam at-Tirmidzi menafsirkan derajat (tingkatan) dengan 100 tahun. Al-Imam an-Nasa’i menafsirkan derajat dengan 500 tahun. Rasullullah Saw bersabda lagi: مَقَامُ الرَّجُلِ فِي الصَّفِّ فِي سَبِيلِ اللهِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الرَّجُلِ سِتِّينَ سَنَةً . “Posisi (kedudukan) seseorang di dalam barisan perang fie sabilillah lebih utama di sisi Allah daripada Ibadah selama 60 tahun.” (HR ad-Daarimi – no: 2289) Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah Saw bersabda: لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا “Seorang berangkat berperang di pagi hari fie sabilillah atau petang hari, lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya.” (HR Bukhari – no: 2583) Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah Saw bersabda: مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ فُوَاقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ . “Siapa yang berperang fie sabilillah sepanjang (selama) waktu memeras susu unta, wajib baginya masuk Jannah.” (HR Tirmidzi – no: 1581) Rasulullah Saw bersabda: مَوْقِفُ سَاعَةٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عِنْدَ الْحَجَرِ الأَسْوَدِ . Berdiri sesaat (satu jam) fie sabilillah lebih baik dari pada bangun di malam Lailatul Qadar di sisi Hajar al Aswad.” (HR Ibnu Hibban) 4. Jihad di Jalan Allah adalah amal yang paling utama yang tiada tandingannya. Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Saw ditanya : مَا يَعْدِلُ الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ: لاَ تَسْتَطِيعُونَهُ. قَالَ: فَأَعَادُوا عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا. كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ: لاَ تَسْتَطِيعُونَهُ. وَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ: مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللهِ لاَ يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلاَ صَلاَةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللهِ تَعَالَى Apakah yang dapat menyamai Jihad di jalan Allah ‘Azza wa Jalla ?” Baginda menjawab: “Kamu tidak akan mampu melakukannya.”Pertanyaan itu diulang dua atau tiga kali dan setiap kali pertanyaan. baginda menjawab: “Kamu tidak akan mampu melakukannya.” Pada kali ketiga baginda menjawab: “Perumpamaan seseorang Mujahid di jalan Allah adalah seumpama berpuasa, mendirikan shalat – berdiri membaca ayat-ayat Allah, dia tidak berhenti daripada puasa dan shalat tersebut sehingga kembalinya mujahid di jalan Allah Ta‘ala tersebut.” (HR. Sahih Muslim – no: 1878) Abu Hurairah ra juga melaporkan bahawa salah seorang sahabat Rasulullah Saw berjalan-jalan di satu lembah, ternampak olehnya sebuah mata air yang indah sehingga mengkagumkan dia. Dia berkata Andainya saya mengasingkan diri dari manusia (uzlah) dan tinggal di lembah ini, akan tetapi saya tidak akan melakukannya melainkan setelah meminta izin daripada Rasulullah Saw. Maka hal ini dikhabarkan kepada Rasulullah Saw lalu baginda menjawab: لاَ تَفْعَلْ فَإِنَّ مُقَامَ أَحَدِكُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ سَبْعِينَ عَامًا. أَلاَ تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ الْجَنَّةَ ؟ اغْزُو فِي سَبِيلِ اللهِ مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَوَاقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ Jangan melakukannya kerana sesungguhnya kedudukan seseorang kamu di (medan Jihad) di jalan Allah adalah lebih utama daripada melakukan shalat dalam rumahnya selama 70 tahun. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunkan bagi kamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga ? Berperanglah di jalan Allah, barangsiapa yang berperang di jalan Allah selama tempoh memerah susu unta maka wajib ke atasnya Syurga.” (HR. Sahih Sunan Tirmizi – no: 1650) 5. Amalan Jihad di Jalan Allah dan berada di medan Jihad diberikan ganjaran berlipat ganda. Ganjaran yang diberikan oleh Allah kepada para Mujahid tidak terbatas kepada berperang saja. Apa saja yang berkaitan dan berhubungan dengan Jihad di Jalan Allah akan diberikan ganjaran dan keutamaan yang berlipat kali ganda. Allah berfirman : Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh mengeluarkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi Meliputi ilmu pengetahuan-Nya“ (QS. al-Baqarah 2: 261) Seorang yang mengulurkan bantuan kepada orang-orang yang pergi berjihad di Jalan Allah, dia akan diberikan ganjaran yang berlipat ganda. Bantuan yang diberikan bisa berupa wang, peralatan, makanan dan minuman, pakaian, perobatan, pengangkutan dan berbagai lagi. Khuraim bin Fatik ra berkata, Rasulullah Saw telah menjanjikan: مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ Sesiapa yang menafkahkan satu perbelanjaan untuk Jihad di Jalan Allah maka ditulis baginya tujuh ratus ganda ganjaran.” (Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 1625) 6. Kematian didalam jihad merupakan kematian yang paling Mulia. Allah Swt berfirman : Bagi orang yang mati syahid Allah tidak akan menyia-nyiakan pekerjaan mereka. Allah tunjuki dan perbaiki keadaan mereka, dan Allah masukkan mereka ke dalam Jannah yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka.” (QS Muhammad, 47: 4-6) Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah Saw bersabda : مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى اْلأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ الشَّهِيدُ ؛ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنْ الْكَرَامَةِ . وفي رواية : لِمَا يَرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ Tidak seorangpun yang telah masuk ke dalam Jannah ini kembali lagi hidup di dunia walaupun ia memiliki kekayaan sedunia melainkan orang-orang yang mati syahid. Maka sesungguhnya ia ingin dikembalikan ke dunia lalu ia terbunuh sebanyak sepuluh kali, karena ia melihat kemuliaan (orang yang mati syahid). Dan dalam satu riwayat, karena melihat keutamaan orang-orang yang syahid. (HR Bukhari – no: 2606) Rasulullah Saw bersabda : وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ ، لَوَدِدْتُ أَنِّي أَغْزُو فِي سَبِيلِ اللهِ فَأُقْتَلُ ، ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh aku ingin berperang fie sabilillah hingga terbunuh, kemudin hidup dan berperang lagi dan terbunuh, kembali berperang dan terbunuh.” (HR Bukhari – no: 35, 2588, 6685, 6686) Miqdam Ibnu Ma’dikariba berkata, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ ؛ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ ، وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا ، وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ Bagi orang yang syahid terdapat 6 hal yang akan diterimanya, yaitu: Pertama, Allah memberi ampunan ketika pertama kali bergerak dan akan melihat tempatnya di Jannah. Kedua, selamat dari siksa kubur. Ketiga, selamat dari goncangan hari kiamat. Keempat, akan diberikan kepadanya mahkota kebesaran yang terbuat dari permata Yaqut sebagai tanda kehormatan yang jauh lebih mahal daripada dunia seisinya. Kelima, akan dikawinkan dengan 72 bidadari. Dan keenam, dapat memberi syafa’at kepada 70 keluarganya.”(HR Ahmad – no: 16553, 17115; Tirmidzi – no: 1586; Ibnu Majjah – no: 2789) 7. Medan jihad adalah destinasi perlancongan umat Islam. Abi Umamah ra melaporkan, bahawa seorang lelaki bertanya: يَا رَسُولَ اللهِ ائْذَنْ لِي فِي السِّيَاحَةِ ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ سِيَاحَةَ أُمَّتِي الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ تَعَالَى Wahai Rasulullah ! Izinkan aku untuk pergi melancong.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Sesungguhnya perlancongan untuk umat aku adalah Berjihad di Jalan Allah ‘Azza wa Jalla.” (Sahih Sunan Abu Daud – no: 2486) 8. Kematian adalah satu kepastian dan sebaik-baik tempat kematian adalah di medan Jihad di Jalan Allah. Allah Swt berfirman: Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan).” (QS. al-Ankabut 29: 57) Dan jangan sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur Syahid) pada jalan Allah itu mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka adalah hidup (secara istimewa) di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki; (Dan juga) mereka bersukacita dengan kurniaan Allah (balasan mati Syahid) yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan mereka bergembira dengan berita baik mengenai (saudara-saudaranya) orang-orang (Islam yang sedang berjuang), yang masih tinggal di belakang, yang belum (mati dan belum) sampai kepada mereka, (iaitu) bahwa tidak ada kekhawatiran (dari berlakunya kejadian yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita.” (QS. Ali ‘Imran 3: 169-170) Imam Muslim bin Hajjaj dalam kitab Sahih-nya telah meriwayatkan sebuah kisah benar tentang seseorang sahabat Rasulullah Saw yang sangat-sangat menginginkan kehidupan yang bahagia di Hari Akhirat, di dalam Syurga Allah. Kisah ini berlaku di saat Perang Badar, apabila Rasulullah memberi perintah kepada tentera Islam untuk maju ke barisan terdepan : قُومُوا إِلَى جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ. قَالَ: يَقُولُ عُمَيْرُ بْنُ الْحُمَامِ الأَنْصَارِيُّ: يَا رَسُولَ اللهِ جَنَّةٌ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: بَخٍ بَخٍ ! فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا يَحْمِلُكَ عَلَى قَوْلِكَ بَخٍ بَخٍ ؟ قَالَ: لاَ, وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ إِلاَّ رَجَاءَةَ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِهَا ؟ قَالَ: فَإِنَّكَ مِنْ أَهْلِهَا. فَأَخْرَجَ تَمَرَاتٍ مِنْ قَرَنِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ مِنْهُنَّ ثُمَّ قَالَ: لَئِنْ أَنَا حَيِيتُ حَتَّى آكُلَ تَمَرَاتِي هَذِهِ إِنَّهَا لَحَيَاةٌ طَوِيلَةٌ. قَالَ فَرَمَى بِمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ التَّمْرِ ثُمَّ قَاتَلَهُمْ حَتَّى قُتِلَ Bangkitlah ke arah Syurga yang seluas langit dan bumi !” Berkata ‘Umair bin al-Hammam al-Ansari: “Wahai Rasulullah ! Syurga yang seluas langit dan bumi ? ”Baginda menjawab : Ya Berkata Umair: “ Bakhin! bakhin! Beruntunglah ! Beruntunglah !” Bersabda baginda: “Mengapa engkau berkata Bakhin ! bakhin ! Beruntunglah ! Beruntunglah ! ?” Berkata Umair: “Tidak mengapa, Demi Allah wahai Rasulullah, aku hanya ingin menjadi salah seorang daripada penghuninya.” Rasulullah bersabda: Maka sesungguhnya engkau termasuk ahlinya.” Lalu Umair mengeluarkan beberapa biji kurma dari tempat simpanan dan memakannya, kemudian berkata: “Jika saja aku hidup untuk makan kurma ini pasti ia adalah kehidupan yang lama.”Maka dibuangnya kurma tersebut kemudian terus ke medan peperangan sehinggalah dia terbunuh.” (HR. Sahih Muslim – no: 1901) Demikianlah kesungguhan seseorang untuk mengejar Syurga Allah yang seluas langit dan bumi, memakan beberapa biji kurma terasa sebagai satu tempo waktu yang amat lama dan panjang untuk disia-siakan. 9. Medan Jihad adalah tempat menyaksikan mukjizat Allah SWT. Lazimnya mukjizat Allah hanya dikurniakan kepada para Rasul-Nya dan hanya dapat disaksikan oleh umat yang hidup sezaman dengan Rasul tersebut. Namun ada segolongan lagi umat yang layak untuk melihat mukjizat-mukjizat Allah, yaitu mereka yang turun ke medan Jihad memerangi kaum kufar demi menegakkan kalimah Allah. Mukjizat Allah adalah segala keistimewaan dan keajaiban yang berlaku di luar kebiasaan kehidupan. Salah satu daripada kemukjizatan ini adalah sebagaimana khabar Allah ‘Azza wa Jala: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Anfal 8: 17) Dalam peristiwa perang Badar, diterangkan bahawa apabila para Mujahid mengayun pedang ke arah musuh, banyak tentera musuh yang gugur sekalipun mereka itu berada di luar jarak jangkaun pedang. Apabila tentera Muslim melempar tombak dan panah, banyak tentera musuh yang gugur sekalipun yang dilempar hanyalah satu tombak atau satu anak panah. Kerana itu para Mujahid yang sedikit berjaya mengalahkan tentera kafir banyak jumlahnya. Semua kemukjizatan ini adalah kerana bantuan Allah kepada orang-orang yang membantu agama-Nya, sebagaimana janji Allah: Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu membela (agama) Allah nescaya Allah membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu.” (QS. Muhammad 47: 7) Bantuan Allah boleh wujud dalam perbagai cara yang sukar digambarkan dengan perkataan. Akan tetapi Allah Ta‘ala telah sedia mengkhabarkan sebahagian daripadanya di dalam al-Qur’an. Antaranya diturunkan pasukan tentera daripada kalangan malaikat: Sesungguhnya Aku (Allah) akan membantu kamu dengan seribu (bala tentera) dari malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal 8: 9) Bahkan jika kamu bersabar dan bertaqwa, dan mereka (musuh) datang menyerang kamu dengan serta-merta, nescaya Allah membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang bertanda. Dan Allah tidak menjadikan bantuan tentera malaikat itu melainkan kerana memberi khabar gembira kepada kamu, dan supaya kamu tenteram dengan bantuan itu. Dan (ingatlah bahwa) pertolongan yang membawa kemenangan itu hanya dari Allah Yang Maha kuasa, lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran 3: 125-126) Ancaman terhadap Orang-orang yang Meninggalkan Jihad Kaum Muslimin yang mengabaikan dan tidak memperdulikan jihad dan tidak mengadakan persiapan untuk berjihad, maka mereka akan menerima sangsi. Antara lain: 1. Mereka akan disiksa dengan adzab yang pedih. Firman Allah Swt: “Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal keni’matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS at‑Taubah, 9: 38‑39) 2. Mereka akan ditimpa kehinaan yang sangat parah, dan kehinaan itu tidak akan hilang sehingga mereka kembali berjihad. Dari Ibnu Umar ra berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ Bila kamu berjual‑beli dengan ‘inah (dengan cara riba dan penipuan), mengikuti ekor‑ekor sapi, menyukai bercocok tanam, dan kamu meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kehinaan ke atas kamu yang tidak akan dicabut sehingga kamu kembali kepada agamamu.” (HR Ahmad – no: 4765, 5304; Abu Dawud 3003) 3. Mereka akan ditimpa dedngan azab yang merata dimana-mana dan kehinaan yang parah. Abu Bakar as-Shiddiq ra berkata: أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ e عَامُ أَوَّل فِيْ هَذَا الشَّهْرِ عَلَى هَذَا الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَقُوْلُ : مَا تَرَكَ قَوْمٌ الْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ أَذَلَّهُمُ اللهُ وَمَا تَرَكَ قَوْمٌ الأَمْرَ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْي عَنِ الْمُنْكَرِ إِلاَّ عَمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابٍ Wahai manusia sesungguhnya pada tahun pertama di dalam bulan seperti bulan ini aku telah mendengar Rasulullah berbicara di atas mimbar: Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah melainkan Allah hinakan mereka, dan tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar melainkan Allah ratakan azab atas mereka.” (HR Said bin Mansur di dalam Syifaa’ ash Shuduur) 4. Allah akan menimpakan kefakiran kepada suatu kaum yang meninggalkan jihad. Dari Mujalid, dari Sya’bi ia berkata: لَمَّا بويع أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْق صَعَدَ الْمِنْبَرَ فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ وَقَالَ فِيْهِ : لاَ يَدَعُ قَوْمٌ الْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ ضَرَبَهُمُ الله بِالْفَقْرِ Ketika Abu Bakar as‑Shiddiq naik mimbar, beliau menyebutkan hadits dan di dalam hadits itu beliau mengatakan: “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah, melainkan Allah timpakan kefakiran terhadap mereka.” (HR Ibn ‘Asakir) Kefakiran yang dimaksud bukanlah kefakiran dalam harta benda semata tetapi fakir jiwa, sehingga mereka sangat takut dan khawatir berhadapan dan menentang musuh-musuh Allah ? dan musuh-musuh mereka. Rasulullah Saw menerangkan definisi kaya. لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ . “Bukanlah kaya itu dengan banyakknya harta benda, tetapi kaya yang sebenar adalah jiwa yang kaya.” (HR Bukhari – no: 5965; Muslim – no: 1741) 5. Orang yang mengatakan bahwa sekarang bukanlah zaman jihad, dilaknat oleh Allah, malaikat dan semua manusia. Sabda Rasulullah Saw: لاَ يَزَالُ الْجِهَادُ حُلْوًا خَضِراً مَا قَطرَ الْقَطْرُ مِنَ السَّمَاءِ وَسَيَأْتِيْ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَقُوْلُ فِيْهِ قُرَّاء مِنْهُمْ : لَيْسَ هَذَا بِزَمَانِ جِهَادٍ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ الزَّمَانَ فَنِعْمَ الزَّمَانُ الْجِهَادُ ، قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَو أَحَدٌ يقُوْلُ ذَلِكَ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، مَنْ لَعَنَهُ اللهُ وَالْمَلاَئِكَةُ وَالنَّاسُ أَجْمَعُوْنَ Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Jihad itu akan senantiasa manis dan segar selama hujan turun dari langit. Akan datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman itu ada ulama di antara mereka yang mengatakan: “Sekarang ini bukan zaman jihad lagi. Sesiapa yang mengalami zaman tersebut, maka sebaik‑baik zaman adalah jihad.” Mereka (para sahabat) berkata: Wahai Rasulullah adakah orang yang berkata macam itu? “Beliau n menjawab: Ya, iaitu orang yang dilaknat oleh Allah, malaikat dan manusia semuanya.” (HR. Said bin Mansur di dalam Syifaa’ ash Shuduur.) Lihat as Sunan al Waaridah fi al Fitan – Abu ‘Amr Utsman bin Sa’iid al Muqri ad Daani 3/751. 6. Orang yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak pernah tergerak hatinya untuk berperang, ia mati pada satu cabang kemunafikan. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw berabda: مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِاْلغَزْوِ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنَ النِّفَاقِ . Sesiapa yang mati sedangkan belum pernah berperang dan tidak pernah hatinya untuk berperang maka ia mati pada satu cabang kemunaifikan. (HR Muslim – no: 3533; Ahmad – no: 8510;Abu Dawud – no: 2141; Nasa’ie – no: 3046) 7. Orang yang tidak berperang atau tidak membantu perlengkapan orang yang berperang atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, ia akan ditimpa kegoncangan sebelum hari kiamat. Dari Abu Umamah, dari Nabi Saw, beliau bersabda: مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ يُجَهِّزْ غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللهُ بِقَارِعَةٍ قَالَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ فِي حَدِيثِهِ : قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ Sesiapa yang tidak berperang atau tidak membantu persiapan orang yang berperang, atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, niscaya Allah timpakan kepadanya kegoncangan.” Yazid bin Abdu Rabbihi berkata: “Didalam hadith yang diriwayatkannya ada perkataaan “sebelum hari qiamat.” (HR Abu Dawud – no: 2142; Ibnu Majah – no: 2752; ad-Daarimi – no: 2311) Demikian secara ringkas ayat-ayat dan hadits-hadits sohih yang menjelaskan celaan dan acaman bagi orang-orang yang tidak mau berjihad dengan sengaja. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. Qs. Al Hujurat-15 اللهم انصر إخواننا المجاهدين في كل مكان _____ امين يا رب العالمين أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمد رسول الله