Selasa, 24 Februari 2015

15 hoax atas nama IS / Daulah Islam

15 hoax atas nama IS 1. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MENJUAL WANITA YAZIDI SEBAGAI BUDAK. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah menjual 150 wanita Yazidi. Mereka dirantai dan ditutupi wajahnya. Padahal ini adalah foto acara ritual kaum Syiah di Kota Nabatieh, Selatan Libanon, 2013. Link http://observers.france24.com/.../20140812-slavery... 2. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MEMAKSA WANITA NASRANI DI MOSUL MENIKAH DENGAN MUJAHIDIN. Dalam video yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah menikahkan wanita-wanita Kristen dengan paksa kepada Mujahidin Khilafah pasca penaklukan Mosul awal Ramadhan 2014. Padahal video menunjukkan upacara pernikahan seorang mujahid di Suriah. Dalam video tersebut, pembawa acara mengatakan [at 0:20] "Saya mengucapkan selamat kepada saudara kita dan teman pengantin pria ...". Ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah untuk satu orang saja. Video asli diterbitkan pada Juni 2013, jauh sebelum kedatangan ISIS di Irak. Link bisa dibuka di http://www.youtube.com/watch?v=AuYj1dHZ0qQ 3. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MENGEKSEKUSI 500 ORANG YAZIDI. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah membunuh massal warga Yazidi yang berhasil mereka tangkap di gunung. Padahal itu adalah foto eksekusi sekelompok pemberontak yang melawan Daulah Khilah Islamiyyah di Deir-Ezzo. Link http://observers.france24.com/.../20140812-slavery... Bahkan seorang reporter bule, Matthew Barber, menyatakan bahwa informasi tersebut itu tidak benar. Dia sendiri berada di lapangan dan melaporkan langsung bahwa tidak ada pembantaian di Hatimiyyah. Kalau pun keadaan menjadi kosong itu bisa diwajarkan. Warga Yazidi banyak yang ketakutan dan mengungsi. Namun tidak ada dari mereka yang dibunuhi oleh Mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah. Dan ini dibenarkan sendiri oleh Pentagon. 4. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MENGUBUR ANAK HIDUP-HIDUP. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah mengubur ratusan anak hidup-hidup. Berita ini mulai muncul pada 8 Agustus 2014 dengan sumber berita dari FOX News. Padahal itu adalah gambar anak-anak yang akan dikubur oleh mujahidin Daulah Khilafah akibat terkena serangan bom barrel dari pesawat tempur rezim Syiah Assad pada 3 Februari 2014 di Aleppo. 5. SEORANG MUJAHID MEMAKSA MENIKAHI ANAK NASRANI DIBAWAH UMUR. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa seorang Mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah menikahkan gadis cilik 9 tahun beragama Nasrani. Padahal itu merupakan gambar dari sebuah acara yang dilaksanakan Departemen Da'wah Khilafah untuk merecovery dan memberikan hiburan pada anak-anak pengungsi. Anak tersebut adalah seorang Muslimah. Dia menangis gugup karena malu ketika akan berbicara di depan publik. Sayang mujahid memberinya motivasi agar dapat meneruskan bacaan tersebut. Link - https://www.youtube.com/watch?v=JJEPB9hJmQc 6. KHALIFAH DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH, SYEIKH ABU BAKAR AL BAGHDAD, AGEN CIA/MOSSAD. Dalam berita-berita yang banyak disebar media kafir dan sebagian media Islam dikatakan bahwa Syeikh Abu Bakar al Bagdadi pernah dan sedang menjadi agen Mossad. Semua berdasarkan pada pengakuan Snowden yang menegaskan hal tersebut. Padahal di dalam situsnya, Snowden tidak pernah sekali pun berkata demikian. bahkan pengacaranya, Glen Greenwald, mengatakan bahwa Snowden tidak pernah berbicara seperti itu. Link http://liberalconspiracy.org/.../the-isis-leader-was-not.../ 7. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MENYALIBI ORANG NASRANI. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah menyalibi warga Nasrani yang tertangkap di Mosul. Padahal itu adalah gambar-gambar para tentara rezim Syiah Assad yang telah terbukti bersalah melakukan pemerkosaan dan pembantaian terhadap warga Sunni. Bahkan ada juga gambar dari seorang mujahid dari Daulah Khilafah Islamiyyah yang terbukti telah melakukan perampokan dan penganiyayaan terhadap warga Khilafah. Link http://wewritewhatwelike.com/.../crucifixion-of.../ 8. SYEIKH ABU BAKAR AL ABGHADADI MAIN PEREMPUAN DI KLUB MALAM. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Syeikh Abu Bakar al Baghdadi sedang minum minuman beralkhohol dan duduk dengan seorang wanita di sebuah club malam. Padahal itu adalah poto seorang anggota band bernama Motaz Hattar. Dia adalah seorang Nasrani yang tinggal di Yordania. Link https://www.facebook.com/motaz.hattar?fref=ts 9. SYEIKH ABU BAKAR AL ABGHADADI MELAKUKAN PERTTEMUAN DENGAN SENATOR MC'CAIN. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Syeikh Abu Bakar al Baghdadi pernah bertemu Senator Mc Cain terkait pembahasan revolusi di Suriah dan Irak. Padahal itu merupakan gambar dari seorang anggota pemerintahan Syiah Assad, Ahmed Hayyad. Dia dan rekan-rekannya di pemerintahan rezim Syiah Assad sedang meminta masukan dan berbincang-bincang dengan Mc Cain sebagai perwakilan dari badan intelejen Amerika. Link https://www.metabunk.org/.../claim-pictures-show-abu.../ 10. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MENYEMBELIH KEPALA PEREMPUAN NASRANI. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah melakukan penyembelihan terhadap gadis kecil Nasrani. Padahl gamabr itu adalah gambar lama. Ini gambar dari seorang gadis Sunni yang kepalanya hancur terkena serangan udara pesawat tempur rezim Syiah Assad. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah melakukan penyembelihan terhadap gadis Nasrani. Padahl gamabr itu adalah gambar lama. Ini gambar dari seorang gadis Nasrani yang kepalanya dipenggal dalam kasus Poso di Indonesia. 11. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MEMBAKAR GEREJA. Dalam gambar yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah melakukan pembakaran terhadap gereja tua dan diagungkan, Gereja St. Etchmiadzin, ketika penyerangan di Mosul. Padahal yang terbakar adalah adalah sebuah mobil yang berada tepat disamping gereja akibat serangan roket. Gereja tersebut hingga sekarang masih berdiri tegak. Link https://www.youtube.com/watch?v=VcfpFBwsAYs 13. MUJAHIDIN DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MEMPERKOSA WANITA NASRANI. Dalam video yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah melakukan pemerkosaan di jalanan kota Mosul. Padahal video itu merupakan video kerusuhan yang terjadi di Mesir. Link http://www.youtube.com/watch?v=AKNxBgsCwQk&feature=youtu.be 14. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH MEWAJIBKAN WANITA DAN ANAK PEREMPUAN NASRANI DIKHITAN Dalam berita yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah telah mengeluarkan fatwa agar wanita-wanita dan anak-anak perempuan nasrani dikhitan. Padahal fatwa seperti ini pernah diposting di sebuah media Iran pada tahun 2013. 15. DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH BUATAN AMERIKA Dalam berita yang tersebar luas di banyak media dikatakan bahwa Daulah Khilafah Islamiyyah merupakan bentukan Amerika Serikat. hal ini didasarkan pada buku memoarnya mantan Luar negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton. Tak lama berselang, setelah berita ini banyak dijadikan oleh media sebagai pembenaran bahwa Khilafah merupakan bentukan Amerika Serikat, Kedutaan Amerika Seikat di Beirut menolak klaim sejumlah kabar di media sosial setempat dan menyangkal bahwa Amerika Serikat adalah sang pembuat dan membenarkan berdirinya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kedubes AS segera bertindak dengan mengklarifikasi bahwa buku yang diterbitkan Hillary tidak memiliki referensi apapun tentang keterlibatan AS dalam penciptaan ISIS atau berencana untuk mengakuinya sebagai organisasi yang sah. Dan Wikileaks pun membatah statemen tersebut serta menyatakan tidak ada pernyataan tersebut dalam situsnya False images used to ‘prove’ slavery, genital mutilation under ISIS The savagery of ISIS jihadists rampaging through... observers.france24.com setiap kali fitnah kepada Daulah Islamiyah .....Allah hancurkan fitnah itu .... Dalam Al-Qur'an surat Ali Imran/3 : 54 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya"

Senin, 23 Februari 2015

RAHMATAN LIL ALAMIN ITU APA?

Apakah Rahmatan lil Alamin Hanya Identik dengan Kelembutan? Ketika mendengar istilah Islam rahmatan lil ‘alamin, mungkin yang pertama kali muncul dalam benak masyarakat adalah Islam agama damai dan penuh kasih sayang, lemah lembut dan jauh dari aksi kekerasan. Sehingga ketika ada aksi perlawanan sebagian umat Islam terhadap tindakan orang-orang kafir, maka langsung dicap Islam fundamentalis, teroris dan aliran keras yang tidak rahmatan lil ‘alamin. Jika istilah Islam rahmatan lil alamin hanya dimaknai dengan kelembutan atau kedamaian semata, mungkin kita tidak pernah membaca sejarah peperangan dalam Islam. Demikian juga, kita mungkin tidak akan pernah mendengar kisah heroik para pahlawan mengusir penjajah disertai pekikan takbir. Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan kasih sayang dalam kehidupannya, bersikap lemah lembut dan cinta terhadap sesama. Namun demikian, bukan berarti umat Islam harus selalu lembut dalam menyikapi persoalan. Terutama jika terkait masalah keyakinan yang mulai dilecehkan, ataupun ketika saudaranya diserang dan dizalimi oleh musuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok teladan yang cukup agung dalam masalah ini. Beliau dikenal dengan sosok yang paling santun, penuh kasih sayang, rendah hati dan pemaaf. Tidak hanya terhadap kaum muslimin, sikap yang sama ditunjukkan Rasulullah ketika bermuamalah dengan orang kafir. Beliau pernah menjenguk anak Yahudi yang lagi sakit. Selain itu, sikap lembut juga ditunjukkan terhadap musuh yang hendak membunuh beliau. Namun demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap bersikap tegas ketika ajarannya dilecehkan atau sosoknya dinistakan. Bahkan, tidak sedikit dari mereka diperintahkan untuk dibunuh karena menghina beliau. Sebut saja misalnya, Abhalah bin Ka’ab ibnu ‘Auf Al-Aswad Al-Ansi dari Yaman, Ka’ab bin Asyraf tokoh Yahudi yang sering menghina beliau, juga Abu Rafi’ Abdullah bin Abi Al-Huqaiq yang divonis mati karena melecehkan beliau. Lebih dari itu, Rasulullah juga memberi apresiasi terhadap beberapa sahabatnya yang berhasil membunuh langsung para penghujat tanpa seizin beliau. Islam memang tidak identik dengan kekerasan, namun bukan berarti Islam hanya identik dengan lemah lebut dan diam ketika dilecehkan. Islam juga tidak berkutat dengan kewajiban jihad saja, ataupun tampil dengan senyum dan toleransi semata. Ada saatnya bersikap lemah lembut dan tegas. Sebagaimana contoh Rasululllah sallallahu ‘alaihi wa sallam saat memutuskan hukuman terhadap tujuh ratus orang bani Quraidhoh dengan hukuman pancung lantaran pengkhianatan mereka saat Perang Ahzab. Rahmatan Lil Alamin adalah Tegaknya Syariat Istilah rahmatan lil ‘alamin sebenarnya merujuk kepada firman Allah ta’ala yang mensifati tujuan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu sebagai rahmatan lil ‘alamin (Rahmat bagi seluruh alam). Allah ta’ala berfirman: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya': 107) Sifat rahmatan lil ‘alamin yang dinisbatkan kepada pengutusan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam tidak lain karena syariat yang beliau bawa menjadi penyelamat manusia, di dunia maupun di akhirat. hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh para mufassir ketika menjelaskan ayat di atas. Dalam tafsir Fathul Qodir, Imam As-Syaukani menafsirkan bahwa, “Tidaklah Kami mengutus engkau wahai Muhammad dengan membawa syariat dan hukum kecuali menjadi rahmat bagi seluruh manusia.” (Fathul Qodir, 3/509) Keterangan serupa juga diungkapkan oleh Imam Al-Baidhawi dalam tafsirnya, beliau berkata, “Karena tidaklah dia (Muhammad) diutus dengannya (syari’at) melainkan sebagai sebab kebahagiaan dan kebaikan mereka di dunia dan akhirat.” (Tafsir Al-Baidhowi, 4/62) Lebih jelas lagi Imam Ibnu Katsir menerangkan, “Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Maksudnya adalah Dia mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat untuk semua orang. Barang siapa menerima rahmat ini dan bersyukur atas kenikmatan ini, dia akan bahagia di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang menolak dan mengingkarinya maka dia akan rugi di dunia dan akhirat.”(Tafsir Ibnu Katsir, 5/338) Penafsiran di atas memberikan gambaran bahwa diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan seluruh syariat yang dibawanya menjadi rahmat bagi seluruh alam. Namun dengan hadirnya rahmat ini, manusia menyikapinya dengan dua sikap. Pertama, mereka yang menerima dan mensyukuri rahmat tersebut sehingga bahagia di dunia dan akhirat. Kedua, mereka yang menolak dan mengingkari syariat tersebut sehingga akan merugi di dunia dan akhirat. Namun demikian, rahmat di sini bukan berarti hanya dirasakan oleh kaum muslimin saja, tetapi juga merata bagi seluruh umat manusia. Selain menjadikan kehidupan yang lebih teratur sesuai dengan petunjuk Sang Pencipta, hadirnya Rasulullah juga memberi rahmat bagi mereka yang tidak mau beriman, yaitu dengan di tundanya azab dari Allah ‘azza wa jalla. Kesimpulan ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Abbas di dalam tafsirnya. Beliau berkata: من آمن بالله واليوم الآخر كتب له الرحمة في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما أصاب الأمم من الخسف والقذف “Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka akan memperoleh rahmat Allah dengan sempurna di dunia dan akhirat. Sedangkan orang yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka akan diselamatkan dari azab yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu ketika masih di dunia seperti ditenggelamkan atau diterpa gelombang besar.” (lihat: Tafsir At-Thabari, 18/552) Oleh karena itu, ketika sebagian sahabat mengusulkan kepada beliau, agar mendoakan keburukan bagi orang-orang musyrik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَة “Aku diutus bukanlah sebagai pembawa kutukan, tetapi aku diutus sebagai pembawa rahmat.” (HR. Muslim) Keterangan lebih lanjut disebutkan oleh Qadhi ‘Iyadh dalam kitab Asy-Syifa, beliau menjelaskan bahwa rahmat bagi orang beriman adalah hidayah dan bagi orang munafik adalah keamanan untuk tidak diperangi, sementara rahmat bagi orang kafir adalah dengan ditundanya adzab. (Lihat: Asy Syifa 1/91) Sehingga dalam kitab Shafwatut Tafasir, Ash-Shabuni ketika menerangkan ayat di atas beliau berkata, “Maksud ayat ‘Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk’ semakna dengan sabda beliau, “Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah).” Jadi sangat salah dan sangat tidak logis jika istilah rahmatan lil alamin hanya ditafsirkan pada hal-hal yang lembut saja. Lebih fatal lagi jika istilah tersebut dijadikan sebagai dalil untuk saling mengasihi sesama orang kafir atau melarang untuk melakukan aksi pembalasan terhadap penindasan orang-orang kafir. Islam bukanlah ajaran yang hanya mengajarkan senyum dan sedekah, namun Islam juga menganjurkan umatnya untuk beramar ma’ruf nahi mungkar dan menegakkan jihad terhadap mereka yang tidak mau tunduk kepada syariat. Setiap perkara, ditempatkan Islam sesuai dengan tempatnya. Wallahu a’lam bishawab!

Kamis, 19 Februari 2015

Pengaruh Shalat Dan Maksiat Terhadap Rezeki

Pengaruh Shalat Dan Maksiat Terhadap Rezeki dosa, maksiat, rejeki, rezeki, rizki, Shalat Pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa perbuatan dosa seseorang dapat menahan rezeki Allah kepadanya dan ketakwaan dapat melancarkannya. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an: اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (45) “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al-‘Ankabuut: 45) Tafsir Ringkas “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an),” Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan kepada kita untuk membaca wahyunya, yaitu Al-Qur’an. Arti dari membacanya adalah mengikuti semua yang terkandung di dalamnya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berjalan di atas petunjuk-Nya, membenarkan seluruh pengabaran-Nya, merenungi makna-makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan membaca lafaz-lafaznya. Maksud dari penyebutan “bacalah” dalam ayat ini hanyalah penyebutan sebagian makna untuk mewakili makna yang lain. Dengan demikian, kita mengetahui bahwa arti perkataan “bacalah” adalah menjalankan agama seluruhnya. Sehingga perintah berikutnya, yaitu “dan dirikanlah shalat!” hanyalah penyebutan sebagian hal dari keumuman perintah untuk menjalankan seluruh agama. Di dalam ayat ini terdapat perintah khusus untuk mengerjakan shalat, karena shalat memiliki banyak keutamaan, kemuliaan dan akibat-akibat yang sangat indah, di antaranya (disebutkan pada ayat ini) “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” Al-Fahsyaa’ (perbuatan-perbuatan keji) artinya seluruh dosa yang dianggap besar dan sangat buruk dan jiwa terpancing untuk melakukannya. Al-Munkar adalah setiap maksiat yang diingkari oleh akal dan fitrah manusia. Mengapa shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar? Ini dikarenakan seorang hamba jika mengerjakannya dengan menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syarat shalat serta memperhatikan ke-khusyuu’-annya, maka hal tersebut dapat menerangi dan membersihkan hatinya, menambah keimanannya, semakin kuat keinginannya untuk berbuat baik dan semakin sedikit atau bahkan tidak ada keinginan untuk melakukan keburukan. Oleh karena itu, dengan selalu mengerjakan dan menjaga shalat dengan sifat yang telah disebutkan, shalat akan mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. Dan ini termasuk tujuan dan hasil dari shalat. Dzikir di dalam shalat mencakup dzikir di dalam hati, lisan dan badan. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia hanyalah untuk beribadah kepadanya. Dan ibadah yang paling afdhal yang dilakukan oleh manusia adalah shalat. Di dalam shalat terdapat ibadah dengan menggunakan seluruh tubuh, yang tidak terdapat pada ibadah selainnya. Oleh karena itu, Allah subhaanahu wa ta’aala mengatakan, “Dan Sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar” “Dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan,” baik hal-hal yang baik maupun yang buruk. Allah subhaanahu wa ta’aala akan membalas dengan balasan yang sesuai.1 Penjabaran Ayat وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ “Dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan hamba-Nya untuk mengerjakan shalat. Shalat memiliki berbagai macam manfaat. Di antara manfaat shalat adalah seseorang akan terhalangi untuk mengerjakan perbuatan keji dan mungkar. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu bahwasanya dia berkata: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، فَقَالَ: إِنَّ فُلاَنًا يُصَلِّي بِاللَّيْلِ، فَإِذَا أَصْبَحَ سَرَقَ. قَالَ: (( إِنَّهُ سَيَنْهَاهُ مَا تَقُولُ.)) “Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Sesungguhnya si Fulan shalat di malam hari, tetapi di waktu pagi dia mencuri.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya shalatnya tersebut akan menahan dirinya untuk melakukan seperti yang engkau katakan.’.”2 Ibnu Mas’uud dan Ibnu ‘Abbas radhiallaahu ‘anhumaa berkata: في الصلاة منتهى ومزدجر عن معاصي الله، فمن لم تأمره صلاته بالمعروف، ولم تنهه عن المنكر، لم يزدد بصلاته من الله إلا بعدًا. “Di dalam shalat terdapat sesuatu yang dapat menahan dan mencegah seseorang dari mengerjakan perbuatan maksiat kepada Allah. Barang siapa yang shalatnya tidak menyuruhnya untuk melakukan perbuatan ma’ruuf (yang baik) dan tidak melarangnya dari perbuatan mungkar, maka dia hanya membuat dirinya semakin jauh dari Allah dengan shalat tersebut. Al-Qatadah dan Al-Hasan rahimahumallaah berkata: من لم تنهه صلاته عن الفحشاء والمنكر فصلاته وبال عليه “Barang siapa yang shalatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan fahsyaa’ dan mungkar, maka shalatnya tersebut menjadi perusak dirinya.”3 وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar. Dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan Perkataan Allah “dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar” ditafsirkan dengan berbagai macam tafsir berikut:4 Mengingat Allah lebih besar pengaruhnya untuk menahan seseorang dari melakukan perbuatan keji dan mungkar daripada shalat, karena shalat memang dapat mencegah seseorang untuk melakukan kemungkaran di dalam shalat, tetapi ketika di luar shalat pengaruhnya lebih kecil. Sedangkan ber-dzikir kepada Allah bisa menjadi pelindung darinya dari melakukan perbuatan mungkar setiap saat. Ber-dzikir kepada Allah termasuk amalan yang paling afdhal. Di dalam riwayat Abud-Darda’ radhiallaahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya: (( أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَرْضَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِعْطَاءِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَمِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟ )) قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: (( ذِكْرُ اللَّهِ.)) “Maukah saya kabarkan kepada kalian amalan yang paling baik dari amalan-amalan kalian, lebih di-ridha-i oleh Pemilik kalian, lebih meningggikan kalian dari derajat-derajat kalian, lebih baik daripada memberikan emas dan perak, serta lebih baik daripada kalian bertemu dengan musuh kalian, kalian penggal kepala-kepala mereka kemudian mereka memenggal kepala kalian?” Mereka pun berkata, “Apakah itu, ya Rasulullah!” Beliau berkata, “Dzikir kepada Allah.” “Dan Sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar” diterjemahkan dengan “Dan sesungguhnya Dzikir Allah (di hadapan para malaikat kepada hamba-hambanya) lebih besar (daripada dzikir hamba kepada Allah). Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah subhaanahu wa ta’aala berkata: مَنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَمَنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍ مِنَ النَّاسِ ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَأٍ أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَطْيَبَ. “Barang siapa yang mengingatku di dalam dirinya maka aku akan mengingatnya di dalam diriku. Barang siapa yang mengingatku di sekelompok orang, maka Aku akan mengingatnya di sekelompok (makhluk) yang lebih banyak dan lebih baik dari itu.”5 ‘Abdullah bin Rabi’ah rahimahullaah berkata, “Ibnu ‘Abbas pernah berkata kepadaku, ‘Apakah engkau mengetahui tafsir dari perkataan Allah ta’aalaa (وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ )?’ Saya pun mengatakan, ‘Ya.’ Beliau berkata, ‘Apa tafsirnya?’ Saya menjawab, ‘Dia adalah bertasbih, bertahmid dan bertakbir di dalam shalat, begitu pula membaca Al-Qur’an dan yang sejenisnya.’ Beliau berkata, ‘Engkau telah mengatakan sesuatu perkataan yang mengherankan. Artinya tidak seperti itu, tetapi yang benar adalah Allah mengingat kalian ketika Allah memerintahkan dan melarang di saat kalian mengingatnya, lebih besar daripada ingat kalian kepada-Nya. “Dan Sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar” diterjemahkan dengan “Dan sesungguhnya mengingat Allah (dengan shalat) adalah lebih besar (daripada mengingatnya di selain shalat). Hal ini sebagaimana terdapat pada ayat: {فَاسَعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ} “Bersegeralah menuju dzikir (mengingat) Allah.” (QS Al-Jumu’ah: 9) Arti dzikir dalam ayat ini adalah shalat Jumat. Begitu pula dengan ayat dalam surat Al-‘Ankabuut ini, arti dzikir dalam ayat ini adalah shalat. Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar Shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar sebagaimana disebutkan di dalam ayat ini. Begitu pula seperti apa yang dialami oleh Nabi Syu’aib ‘alaihissalaam. Kaum Nabi Su’aib ‘alaihissalaam mencela Nabi Syu’aib dengan mengatakan: قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ “Mereka berkata, ‘Ya Syu’aib apakah shalatmu yang memerintahkan kepadamu agar kami meninggalkan apa-apa yang bapak-bapak kami ibadahi atau kami melakukan pada harta-harta kami apapun yang kami inginkan.” (QS. Huud: 87). Nabi Syu’aib ‘alaihissalaam terkenal dengan kerajinannya dalam mengerjakan shalat, sehingga kaumnya pun terheran-heran ketika mereka disuruh untuk meninggalkan kesyirikan dan meninggalkan perbuatan haram mereka dalam mencari harta. Ini menunjukkan bahwa shalat berpengaruh terhadap ketaatan seseorang kepada Allah dan dapat menahan dirinya untuk mencari harta dari jalan yang diharamkan. Shalat yang seperti apa yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar? Abul-‘Aliyah rahimahullaah mengatakan: إن الصلاة فيها ثلاث خصال فكل صلاة لا يكون فيها شيء من هذه الخلال فليست بصلاة: الإخلاص والخشية وذكر الله. فالإخلاص يأمره بالمعروف، والخشية تنهاه عن المنكر، وذكر القرآن يأمره وينهاه. “Sesungguhnya di dalam shalat terdapat tiga hal. Setiap shalat yang tidak terdapat satu hal saja dari ketiga hal ini maka dia bukanlah shalat, yaitu: keikhlasan, rasa takut dan mengingat Allah. Keikhlasan akan menyuruhnya untuk berbuat kema’ruufan, ketakutannya kepada Allah akan melarangnya dari perbuatan mungkar dan dzikir-nya dengan membaca Al-Qur’an akan menyuruh dan melarangnya.” Ibnu ‘Aun Al-Anshari rahimahullaah berkata: إذا كنت في صلاة فأنت في معروف، وقد حجزتك عن الفحشاء والمنكر. “Apabila engkau sedang shalat, maka engkau berada di dalam hal yang ma’ruf (baik). Engkau telah menahan dirimu dari mengerjakan perbuatan keji dan mungkar.”6 Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi hafidzhahullaah berkata, “Di dalam shalat hal pertama yang dilakukan adalah mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah, kemudian hal kedua adalah menjaga kebersihan hati dari memalingkan ibadah kepada selain Rabb (Allah) ta’aalaa ketika mengerjakannya. Kemudian mengerjakan shalat pada waktu-waktunya di masjid-masjid, rumah Allah, dan bersama jamaah kaum muslimin, hamba-hamba Allah dan wali-walinya. Kemudian memperhatikan rukun-rukunnya, di antaranya: membaca Al-Fatihah, ruku’ serta ber-thuma’ninah di dalamnya, bangkit dari ruku’ serta ber-thuma’ninah di dalamnya, kemudian sujud di atas dahi dan hidung serta ber-thuma’ninah di dalamnya dan rukun terakhirnya adalah khusyuu’, yaitu ketenangan, kelembutan hati dan meneteskan air mata. Shalat yang seperti inilah yang memunculkan cahaya energi yang dapat menghalangi seseorang dari menceburkan dirinya ke dalam syahwat dan dosa, serta mendatangi perbuatan keji dan mengerjakan perbuatan mungkar.”7 Pengaruh dosa pada rezeki seorang hamba Dosa yang dilakukan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap rezeki yang Allah berikan kepadanya. Allah menahan rezeki orang-orang yang berbuat maksiat. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ “Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS Al-A’raf : 96) وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأَدْخَلْنَاهُمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ (65) وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ (66) “Dan sekiranya ahli kitab beriman dan bertakwa, tentulah kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan. Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka.” (QS Al-Ma-idah: 65-66) وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ (3) “(2) Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq: 2-3) Ayat-ayat di atas menunjukkan kaitan yang besar antara rezeki seseorang dengan ketakwaannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang berbuat maksiat kepada Allah bukanlah orang yang bertakwa kepada-Nya. Menjaga shalat dapat melancarkan rezeki seseorang Orang yang meninggalkan shalat telah melakukan dosa yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ “Sesungguhnya pembeda antara seseorang dengan kesyirikan atau kekafiran adalah meninggalkan shalat.”8 Orang yang meninggalkan shalat bukanlah orang yang bertakwa kepada Allah. Allah subhaanahu wa ta’aala menyebutkan kaitan yang erat antara shalat dan rezeki seseorang di dalam ayat berikut, Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى (131) وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (132) “(131) Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (132) Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS Thaha: 131-132). Ayat tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa orang yang mengerjakan shalat kemudian memiliki kesabaran yang kuat ketika mengerjakannya, maka dia akan diberikan rezeki oleh Allah tanpa bersusah payah mencarinya. Dan ini adalah ganjaran bagi orang yang bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam kisah Nabi Syu’aib ‘alaihissalaam, Allah subhaanahu wa ta’aala menyebutkan perkataan Nabi Syu’aib setelah kaumnya memahami bahwa shalatlah yang menahan diri beliau untuk melakukan perbuatan mungkar: قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا “Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika Aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya Aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah Aku menyalahi perintah-Nya)?” (QS Huud: 88). Nabi Syu’aib ‘alaihissalam menjelaskan kepada mereka bahwa dengan shalat dan penjelasan yang nyata dari Rabb-nya, maka Allah memberikan kepadanya rezeki yang baik dan halal. Berbeda dengan apa yang mereka lakukan. Mereka sibuk mencari harta-harta haram. Akan tetapi, sebagian orang tidak mempercayai adanya kaitan yang erat antara shalat dengan rezeki seseorang. Ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan oleh kaum Nabi Syu’aib ‘alaihissalaam: قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ “Wahai Syu’aib! Kami tidak paham banyak hal dari apa yang kamu katakan.” (QS Huud: 91). Hal ini dikarenakan terikatnya hati-hati mereka dengan dunia lebih besar daripada keterikatan mereka dengan shalat. Bertaubat dari meninggalkan shalat Orang-orang yang belum bisa mengerjakan shalat lima waktu sudah sepantasnya bertaubat kepada Allah dengan segera. Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala Maha Mengampuni hamba-hambanya yang bertaubat kepada-Nya. Di antara hal-hal yang dapat meleburkan dosa adalah mengerjakan shalat lima waktu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu bahwasnya dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ ؟ قَالُوا : لاَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا. “Bagaimana menurut kalian jika di depan pintu seorang di antara kalian terdapat sungai yang setiap hari dia mandi di dalamnya. Apakah akan tersisa kotoran di tubuhnya?” Para sahabat menjawab, “Tidak tersisa kotoran sedikit pun di tubuhnya.” Beliau berkata, “Seperti itulah shalat lima waktu, Allah bisa menghapuskan dosa-dosa dengannya.” Allah subhaanahu wa ta’aala menjanjikan rezeki yang berlimpah untuk orang-orang yang mau bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) “(10) Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu! Sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun, (11). Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, (12) Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuuh: 10-12) Kesimpulan Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Shalat dan Dzikir kepada Allah dapat menahan seseorang dari mengerjakan pekerjaan keji dan mungkar. Shalat yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah shalat yang terpenuhi di dalamnya: rukun-rukun shalat, keikhlasan, kekusyu’an, ketakutan kepada Allah dan dzikir kepada Allah. Perbuatan dosa seseorang dapat menahan rezeki Allah kepadanya dan ketakwaan dapat melancarkannya. Shalat sangat berpengaruh kepada ketakwaan seseorang dan dapat menjadi sebab dibukakannya pintu rezeki yang halal dan baik. Shalat lima waktu dapat menghapuskan dosa-dosa seseorang yang telah lalu. *** Daftar Pustaka Aisarut-Tafaasiir li kalaam ‘Aliyil-Kabiir. Jabir bin Musa Al-Jazairi. Al-Madinah: Maktabah Al-‘Uluum wal-hikam Al-‘Ibaadaatu Asbaabun Tahmii minal-Mashaa-ib wa Tarfa’uhaa Bi-idznillah. Dr. Munirah Al-Muthlaq. Majallah Al-Buhuuts Al-Islaamiyah vol. 94. http://www.alifta.net. Al-Jaami’ Li Ahkaamil-Qur’aan. Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi. Kairo: Daar Al-Kutub Al-Mishriyah. Asbaabul-Barakah fir-Rizqi. Khuthbatul-Jum’ah li Asy-Syaikh Abdul-‘Aziz Ali Asy-Syaikh. www.sahab.net. At-Tahriir wa At-Tanwiir. Muhammad Ath-Thahir bin ‘Asyur. 1997. Tunisia: Dar Sahnuun. Ma’aalimut-tanziil. Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’uud Al-Baghawi. 1417 H/1997 M. Riyaadh:Daar Ath-Thaibah. Tafsiir Al-Qur’aan Al-‘Adzhiim. Isma’iil bin ‘Umar bin Katsiir. 1420 H/1999 M. Riyaadh: Daar Ath-Thaibah. Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan. Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Beirut: Muassasah Ar-Risaalah. Dan lain-lain. Sebagian besar telah tercantum di footnotes. Catatan kaki 1 Tafsiir As-Sa’di hal. 632. 2 HR Ahmad no. 9778. Syaikh Syu’aib mengatakan, “Isnad-nya shahiih rijaal-nya tsiqaat, rijaal Asy-Syaikhain.” 3 Lihat kedua atsar ini di dalam Tafsiir Ibni Katsiir VI/244. 4 Lihat Tafsiir Al-Qurthubi XIII/349, Tafsir Ibni Katsiir VI/283, At-Tahriir wa At-Tanwiir XX/179-180, Tafsiir As-Sa’di dan Aisarut-Tafaasiir III/209. 5 HR Ahmad no. 8650. Syaikh Syu’aib mengatakan, “Shahiih.” 6 Lihat kedua atsar tersebut di dalam Tafsiir Ibni Katsiir VI/282. 7 Aisarut-Tafaasiir III/209. 8 HR Muslim no. 82/246.

Selasa, 17 Februari 2015

Kehancuran Jabhah Khusrah (Jababhah Nushrah )

At Tuhfah Fi Inhiyar Jabhah Al Khusrah Kehancuran Jabhah Khusrah (Jabhah Nushrah) Penulis: Abu Hafsh Salman Al ‘Arjaniy Alih Bahasa: Abu Sulaiman Al Arkhabiliy Sumber: minbar-alansar.blogspot.com tanggal 16 Pebruari 2015 M Segala puji hanya bagi Allah Rabbul ‘Alamiin. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Imamul Muwahhidin, Nami kita Muhammad, kepada keluarganya dan kepada para sahabatnya yang mulia. Amma Ba’du: Saudaraku-saudaraku tercinta, sebelum masuk ke inti bahasan, dalam rangka mengingatkan dan menegaskan, saya katakan untuk kali terakhir bahwa saya ini tidak pernah bergabung dengan Jabhah Jaulaniy dan sama sekali tidak memiliki hubungan apapun, hendaklah hal ini diketahui oleh anda sekalian. Ikhwan muwahhidin sekalian: Allah Ta’ala berfirman: أَم مَّنْ أَسَّسَ بُنْيَٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٍۢ فَٱنْهَارَ بِهِۦ فِى نَارِ جَهَنَّمَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ… “…ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang lalim.“ (At Taubah: 109) Dan Kaidah Fiqhiyyah mengatakan: ما بُني على باطل فهو باطل “Suatu Yang dibangun di atas kebatilan, maka ia itu batil pula.” Kami memulai dengan pertanyaan ini: Bagaimana Jabhah Khusrah (JN) itu dulu berdiri? Semua orang mengetahui dan paham benar sejarah kemunculan JN dan jalan keberadaannya di bumi Syam, di mana pengakuan pemimpinnya (Jaulaniy) tersebar dan beredar luas di dunia maya, dan hal itu semacam dakwaan baginya. Dan untuk menjawab pertanyaan itu kami tergiring oleh suatu realita, yaitu bahwa berdirinya JN dibangun di atas sikap ghadar (ingkar janji, pengkhianatan, penyempalan, kemunafikan, pelanggaran kesepakatan dan keterpurukan ke belakang). Jabhah Khusrah itu ibarat burung yang kena penyakit kusta: 1. Kepalanya; Al Jaulaniy (lemah kepribadian, mudah goyah pendirian, kebijakan di tangan orang lain…!!!) 2. Dua sayap; satu sayap yang dicerminkan pada diri Abu Maria Al Harariy dan rengrengannya yang tertipu dengan cerita-cerita kehebatan Al Harariy yang dia karang sendiri tentang dirinya..!!!, dan sayap lain, orang-orang mantan produk deradikalisasi penjara Sidnaya yang sebagian mereka itu memilih diam-diam di dalam menjalin hubungan-hubungan di luar dan di dalam, dan mereka itu sangat memiliki pengaruh besar di dalam Majlis Syura (JN), di mana mereka itu wujud jelmaan (Lobi Murni Suriah), dan ini adalah di antara hal yang membuat sebagian Muhajirin dan Anshar yang memiliki prinsip merasa tidak nyaman..!!!, sebagai contoh umpamanya Turkiy Al Asy’ariy di mana ia adalah syar’iy di JN dan ia dulu memiliki twettan-twettan yang terang-terangan menegaskan dan mengisyaratkan adanya bahaya (Lobi Sidnaya) terhadap nasib JN…!!! 3. Ekor; bala tentara dan para pendukung-nya, dan yang membuat mereka semua bergabung di dalamnya dan terpedaya itu adalah kalimat ini “Tandhim Qa’idatil Jihad Fi Bilad Asy Syam/Organisasi Al Qaidah Di Bumi Syam”, dan sungguh ini semuanya adalah mainan dan promosi murahan untuk menggaet Anshar dan Para Pengikut..!!! Fase-Fase yang telah dilalui oleh JN ini: 1. Fase Al Baghyu (Pembangkangan) Di saat si pemimpin JN itu menyempal dari barisan, membatalkan janji dan bai’at, dan durhaka kepada pimpinan-pimpinannya yang telah mengasuhnya, membinanya dan membesarkannya, kemudian tatkala dia beranjak dewasa maka ia malah menembak mereka dari busur (pembangkangan, kekotoran jiwa, kenistaan dan kehinaan prilaku). 3. Fase Kemurtaddan Begitulah keadaan para penyempal dan kaum munafiqin (Para penganut bid’ah), keburukan niat-niat mereka dan kebusukan jiwa mereka menghantarkan mereka kepada keadaan yang paling buruk, dan melemparkan mereka dari rel jalur ke lembah yang paling dalam. Silakan sebagai contoh ambillah: Washil Ibnu ‘Atha Al Makhzumiy atau Adl Dlabbiy, di mana Al Imam Al Khathib Al Baghdadiy telah menyebutkan tentangnya di dalam kitabnya Al Farqu Bainal Firaq -dengan sedikit gubahan- dan ulama lainnya, bahwa Washil itu teleh berjumpa dengan sebagian Alu Al Bait ‘Alaihimush Shalat was Salam dan berguru kepada sebagian mereka dan kepada sebagian para imam salaf yang di antaranya adalah Al Imam Al Hasan Al Bashriy rahimahullah, kemudian setelah ia menimba ilmu dari mereka dan banyak mengetahui ilmu dan banyak belajar ia-pun lancang terhadap tuan-tuan dan guru-guru-nya, di mana pada suatu hari ia menyelisihi gurunya Al Hasan Al Bashriy dalam suatu masalah, kemudian rasa angkuh telah menghantarkannya pada dosa dan dia mengambil keputusan yang berani yaitu I’tizal (menjauhi) halaqah-halaqah gurunya dan membuat jalan baru bagi dirinya, sehingga pada akhirnya muncullah dari hasil pemahamnnya Firqah Mu’tazilah yang sesat lagi menyimpang. Dan ini dia Al Jaulaniy meniti jalan Washil untuk kemudian dia muncul di hadapan manusia dengan firqah baru yaitu: Firqah Jaulaniyyah Penjaga Berhala “Hadlinah Sya’biyyah/Simpati Masyarakat”…!!! Kembali ke Fase Kemurtaddan (JN), semua orang mengetahui bahwa sang panglima (Al Jaulaniy) telah menegaskan di dalam rekaman suara bahwa I’tilaf Wathaniy (Koalisi Nasional), Hai’ah Al Arkan dan Dewan Militer adalah lembaga-lembaga kekafiran…!! Namun kaum muwahhidin dikagetkan dengan realita bahwa keyakinan tentang lembaga-Lembaga ini hanyalah sebatas teori dan konsumsi media belaka…!!! Adapun pada fakta di lapangan: Di (Aleppo) JN telah berkoalisi dengan Partai Kamunis Kurdi (PKK) dan Hai’ah Al Arkan serta Dewan Militer dalam memerangi Daulah Islamiyyah, dan mereka memeranginya secara berbarengan di dalam satu parit, wal ‘iyadzu billah. Di Deer Zour JN mengulang hal yang sama dan ia mencuatkan di hadapan dunia statement yang terkenal dengan nama Bayan Misymisy/Majlis Syura Mujahidi Asy Syarqiyyah, di mana di dalamnya JN berkoalisi dengan kaum murtaddin dalam memerangi muwahhidin, semoga Allah melindungi kami dan anda sekalian dari keterpurukan dan keterhalangan (dari kebaikan). Dan tidak samar lagi di hadapan semua orang; bahwa pemeran utama film-film kemurtaddan ini terutama di Deer Zour adalah Si Pengecut yang busuk Al Harariy Al Khurafiy, di mana dia itu memerintahkan dan menetapkan putusan serta dia itu memiliki segala kewenangan, karena ia mengetahui kelemahan pemimpin JN dan bahwa dia itu tidak memiliki sedikitpun dari kekuasaan kecuali sekedar nama dan wujudnya saja. 3. Fase Orang Majhul JN telah bersikap ghuluw di dalam mengibadati berhala Simpati Masyarakat, di mana di wilayah-wilayah yang ditaklukan ia lebih mengedepankan keridlaan Simpati Masyarakat terhadap Ushuluddien, hal-hal yang baku dan prinsip-prinsip aqidah. Dan menurut pandanganku bahwa tindakan ini digiring oleh dua hal: 1. Lobi yang busuk lagi dikendalikan untuk kepentingan qiyadah/pimpinan, dan Lobi ini gabungan dari Al Ikhwan Al Muslimin + Murjiah, sedangkan kelompok ini sudah terkenal pijakan-pijakan dan tujuan-tujuannya, yaitu mayoritas dan suara terbanyak…!!! 2. Lari dari hantu dan vonis yang disematkan kepada mereka oleh orang-orang sebangsa (Shahawat) yaitu bahwa mereka itu kepanjangan dari Daulah Islamiyyah. Walaupun banyaknya pengorbanan dan penanggalan aqidah yang dilakukan JN demi meraih ridla Hadlinah Sya’biyyah/Simpati Masyarakat terhadap mereka, namun meja itu dibalikkan menimpa diri mereka dan masyarakatpun menentang dan mendemo mereka, sungguh ini adalah wujud kebenaran sabda Ash Shadiq Al Mashduq shallallahu ‘alaihi wa sallam: من إلتمس رضا الناس بسخط الله, سخط الله عليه وأسخط عليه الناس “Barangsiapa mencari ridlo manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah murka terhadapnya dan Dia pasti menjadikan manusia murka terhadapnya.” Ini buktinya kita melihat berbagai hal yang bermunculan menentang mereka dan mengecam lantang di hadapan mereka, lagi menuntut mereka hengkang meninggalkan mereka…!!! Ini adalah bukti yang besar yang menunjukkan kehinaan mereka di hadapan manusia, karena barangsiapa yang menyia-nyiakan (syari’at Allah) maka Rabbul ‘Alamiin pasti menggantinya. Dan juga kelompok-kelompok yang mana dulu JN menjilat kepada mereka demi meraih keridlaan mereka dan supaya tidak membuat mereka gusar terhadapnya, maka kita melihat bagaimana mereka menentangnya, menyerang markas-markasnya serta membunuhi para syar’iy dan bala tentaranya…!!! Seperti Asyrar Asy Syam (Ahrar Asy Syam) juga Harakah Hazm, Jabhah Syamiyyah dan kelompok lainnya dari kalangan anjing-anjing sesat yang liar. Kenisataan dan kehinaan macam apa yang telah menjerumuskan dirimu ke dalamnya wahai Jaulaniy sang pemimpin…?! Lembaran Terakhir, Di saat Jaulaniy telah mengetahui perkembangan dari pihak Lobi Sidnaya dan Al Harariy, bahwa persentasi simpati masyarakat itu telah jatuh ke titik nol, dan masyarakat juga berbagai kelompok itu telah menampakkan taring mereka, maka mereka menyodorkan tawaran kepadanya, yaitu: Memutus keterkaitan hubungan dengan Al Qai’dah dan melebur bergabung dengan Shahawat dan murtaddin..!!! Karena Al Qa’idah itu telah dikubur bersama Syaikh Usamah -semoga Allah menerimanya- dan ia telah habis masa berlakunya…!!! Sebabnya adalah, bahwa JN itu masih ada dalam daftar Teroris, sedangkan tidak lama lagi akan ada campur tangan darat dengan bala tentara darat untuk memerangi Daulah Islamiyyah, maka sebagai upaya keluar dari lobang kesulitan ini maka kita bersatu saja bersama Fashail (Shahujiyyah/Shahawat), kita melebur dan menyatu dengannya di bawah nama Perlawanan Moderat Suriah…!!!, dikarenakan ia itu direstui dan diridlai secara dunia internasional dan secara aqidah serta disokong secara dana…!!! Di antara dalil-dalil atas hal itu adalah: Twettan-twettan para syar’iy JN yang berulang ulang yang menyerukan persatuan dan meninggalkan tandhim-tandhim…., dan ini semua adalah pertanda dan pendahuluan untuk menyiapkan jiwa bala tentara JN terutama muhajirin yang tertipu dan terpedaya…!!! Untuk menerima pukulan dan menghisap kemarahan mereka serta mengekang sikap protes mereka. Kalian bisa melihat sikap protes besar yang terjadi di twitter dari bala tentara JN pada dua hari yang lalu di saat bocor berita pemutusan hubungan dengan Al Qa’idah. Dan terakhir: Saya mengajak orang-orang yang memiliki Prinsip dari kalangan bala tentara JN untuk segera keluar dari panji JN yang buta lagi batil dan segera datang ke Daulah Khilafah, karena di sana ada penerapan syari’ah dengan total di bawah satu panji dan satu imam, dan di sana akan didapatkan ‘izzah muwahhid yang selama ini tidak didapatkan oleh bala tentara JN..!!! Ya Allah lapangkanlah dada para muwahhidin dan datangkanlah mereka ke Daulah Islamiyyah ya Rabbal ‘Alamiin. Shalawat dan salam serta barakah semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya dan semua sahabatnya. Selesai diterjemahkan oleh: Abu Sulaiman Al Arkhabiliy 28 Rabi’ Tsani 1436 H.

Senin, 16 Februari 2015

Bila Keledai Ilmu Menjadi Rujukan Salafiyun Maz’um

Bila Keledai Ilmu Menjadi Rujukan Salafiyun Maz’um Oleh: Syaikh Luwis ‘Athiyyah Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian jajakan suatu mazhab yang mensucikan penguasa dan memberikannya sifat kema’shuman… Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian telah melarang dari memberikan nasihat buat orang-orang bejat itu… Dengar hai orang-orang yang di sebut ulama….!![1] Allah telah menciptakan kami sebagai orang-orang merdeka dan kami tidak mungkin menjadi budak bagi kalian atau budak bagi sekelompok orang-orang munafik, orang-orang yang mabuk dan banci dengan nama atas agama yang kalian ingin lariskan secara palsu dan dusta atas nama Allah dan RasulNya Shalallahu ‘alaihi wassalam. Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian jajakan suatu mazhab yang mensucikan penguasa dan memberikannya sifat kema’shuman….. Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian telah melarang dari memberikan nasihat buat orang-orang bejat itu….. Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian menyelewengkan agama Allah dan kalian menjadikannya sebagai pijakan bagi orang-orang durjana dari Dinasti Salul[2]…… Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menciptakan kami merdeka dan Dia memerintahkan kami untuk ibadah kepadaNya saja, bukan ibadah kepada kalian dan bukan pula kepada tuhan-tuhan kalian kaum munafikin. Kalian dengan fatwa-fatwa kalian itu menginginkan -dan memang kalian telah melakukannya- menjadikan kami sebagai kawanan kambing yang tidak memiliki daya dan kekuatan. Dengar hai mufti…..!![3] Jazirah Arab bukanlah kavling-kavling tanah di Eropa milik bapak ibumu, dan kamu ini bukan (Paulus Urban Eropa) dan Fadh juga bukan (Raja Luis) Jazirah Arab ini adalah negeri yang dibuka oleh para shahabat, yang mana mereka itu adalah leluhur kami, dan mereka menyiramnya dengan darah-darah mereka, disetiap tempat mereka mempunyai peperangan yang mengingatkan manusia terhadap kejayaan yang mereka lakukan. Maka tidak bisa kamu dan Dinasti Salul datang saat kelalaian para penolong agama Allah dan kalian ingin merubahnya menjadi kavling-kavling yang didalamnya kalian menguasai manusia dan tanah. Kamu dan pengikutmu di Majelis Fatwa sama sekali tidak mempunyai hak campur tangan dalam urusan-urusan kami, seolah kami ini sekedar budak-budak ditanah kavling kalian yang bernama Kerajaan Saudi. Kami ini bukanlah Rafidhah atau Syi’ah sehingga kalian menjadikan (jalan atas kami) bagi duri-duri yang kalian namakan sebagai Wulatul Umur (Pemimpin), dan seolah mereka itu tidak berbicara dari hawa nafsu dan tidak melakukan kecuali kebenaran. Kalian memberikan kepada mereka kema’shuman dalam setiap apa yang mereka lakukan, termasuk seandainya mereka itu loyal kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, dan termasuk seandainya mereka menganggap halal Riba, merubah agama, memperbudak rakyat untuk Amerika, dan melakukan segala keburukan terhadap umat ini. Itu buktinya anak-anak mereka membunuh anak-anak rakyat, kemudian ternyata kami tidak melihat kalian berbuat apa-apa. Dan juga itu pembesar-pembesar mereka mencuri kekayaan-kekayaan umat, dan kalian malah memberikan kepada mereka cek-cek ketidak bersalahan dan kekayaan-kekayaan itu adalah halal bagi mereka, dan mereka masih terus mencuri. Setiap kali mereka menggulirkan peraturan baru yang dengannya mereka memakan harta manusia, seperti peraturan asuransi yang paling terakhir, maka kalian datang dengan stempel kalian yang kotor dan kalian membubuhkan tanda tangan atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa harta ini adalah harta yang wajib dibayarakan untuk Waliyul Amri sehingga kalian bersekutu dengan para perampok dalam menjarah kekayaan kaum muslimin. Semua itu dengan atas nama Islam dan dengan atas nama Al Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan Al Imam Ahmad Ibu Hanbal….. Seandainya kakek kamu Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab hidup, tentu beliau mendera kamu seperti terhadap unta saat melihatmu berkata terhadap para pencari ilmu: “Saya hanya memiliki 3 menit saja buat kalian”. Siapa kamu…..dan pada dasarnya tidak ada nilai bagimu dihadapan manusia kecuali sebatas bahwa kamu mengaku termasuk ahli ilmu..!! Seandainya tidak ada ilmu tentulah kamu juga termasuk ternak-ternak yang menggembala dipengembalaan Dinasti Salul. Telah tiba saatnya untuk membongkar semua kejahatan-kejahatan kalian dan menelanjangi kalian dihadapan manusia. Dikarenakan kamu (hai mufti) telah membuka auratmu serta terbongkar kebohonganmu atas nama orang-orang baik saat kamu menjadikan agama ini sekedar pencaharian, maka sungguh para pencari ilmu telah datang kepadamu untuk menyampaikan kepadamu sedikit dari kejahatan-kejahatan yang menimpa umat, maka kamu katakan kepada mereka “Waktu kerja sudah habis..! Semoga Allah membinasakanmu, manusia tidak mengambil ilmu dari kamu kecuali karena mereka mengira bahwa kamu ini ahli ilmu…!! Sungguh, kalian telah membongkar diri kalian sendiri bahwa kalian ini tidak lebih dari sekedar para pegawai Dinasti Salul. Jadi sabarlah terhadap apa yang akan datang terhadap kamu. Jangan ngomong -dan jangan pula kamu dan para pembeo dari pengikutmu- menggembar gemborkan bahwa daging para ulama itu beracun karena kamu bukan tergolong ulama akan tetapi kamu ini sekedar pegawai kantor yang pulang kerumahnya diakhir jam kantor. Jadi daging dan kehormatan kalian halal…..!! Bila saja Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam telah menganggap sikap orang kaya yang menunda pembayaran hutangnya sebagai suatu kezaliman yang menghalalkan kehormatannya, maka apa gerangan dengan penundaan penunaian kewajibannya lebih buruk dari penundaan kewajiban harta, yaitu kewajiban penyampaian hukum-hukum Allah dan agamaNya. Menyembunyikan ilmu dan mendiamkan kebathilan adalah lebih jahat dari sekedar penunda-nundaan hutang sebesar 10 Riyal orang kaya terhadap orang yang menagihnya. Sedangkan Allah ta’ala ber-firman: “Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang, kecuali oleh orang yang dianiaya” (An Nisa: 148) Maka bagaimana dengan orang yang menzalimi Islam, menyimpangkannya dan menjadikannya sebagai pijakan bagi hawa nafsu dan keinginan para penguasa….?? Jadi, kehormatan dan daging kalian adalah halal dan mubah bagi setiap orang yang ingin membongkar kedok kalian dan membeberkan kebohongan kalian atas nama Allah dan RasulNya karena kejahatan kalian terhadap umat Islam ini tergolong kejahatan dan kebathilan yang paling keji dan kalian melakukannya dengan lembaga kalian yang rusak ini, dan ia adalah alat dan sarana yang paling efektif yang digunakan oleh orang-orang munafik untuk merobohkan seluruh pilar-pilar Islam dinegeri ini. Mereka mengeluarkan dari celah-celah kalian agama baru yang coreng moreng yang tidak memiliki sedikitpun kaitan dengan Islam yang kalian sandarkan secara palsu dan dusta kepada Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan Imam Ahmad Ibnu Hanbal. Dan siapa yang menyatakan bahwa daging kalian adalah beracun, maka ia orang yan dungu, Karena Allah telah mencap orang-orang semacam kalian dari Bani Israil bahwa mereka itu seperti keledai dan seperti anjing. Sedangkan kalian, dengan sebab apa yang kalian lakukan terhadap Islam adalah lebih keji dan lebih busuk dari apa yang dilakukan Bani Israil yang telah Allah laknati hanyalah menyembunyikan ilmu, sedangkan kalian menjadikan sikap memegang Al Haq sebagai kejahatan. Dan akar masalah itu semua berdiri diatas suatu masalah yaitu tazkiyah(rekomendasi) kalian yang mutlak terhadap Dinasti Salul dan melepaskan tangan-tangan mereka untuk mengacak-acak segala sesuatu dari urusan umat ini, sedangkan kalian berperan sebagai pegawai yang memberikan rekomendasi dan pengesahan buat mereka itu diatas Al Haq, sedang orang yang menyelisihi mereka adalah diatas kebathilan. Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah telah memvonis terhadap orang-orang semisal kamu hai mufti, bahwa status minimal mereka itu adalah fasiq, jadi kamu ini fasiq dalam pandangan kakekmu….dan ini minimal. Dengar apa yang dikatakan kakekmu tentang orang-orang semacam Dinasti Salul dan dengar juga apa yang beliau katakan tentang orang-orang semacam kamu: “Sesungguhnya para thaghut yang diyakini manusia akan kewajiban mentaati mereka itu selain Allah adalah seluruhnya kuffar murtaddun dari Islam. Bagaimana tidak sedangkan mereka itu menghalalkan apa yang Allah haramkandan mengharamkan apa yang Allah halalkan, serta mereka melakukan kerusakan dimuka bumi dengan ucapan mereka, perbuatan mereka dan dukungan mereka. Siapa yang mendebat membela-bela mereka atau mengingkari orang yang mengkafirkan mereka atau mengklaim bahwa perbuatan mereka ini meskipun bathil namun tidak memindahkan mereka kepada kekafiran, maka status minimal orang yang membela-bela ini adalah fasiq, karena tidak sah Dienul Islam kecuali bara’ah dari mereka itu dengan mengkafirkannya…..” (Muhammad Ibnu Abdil Wahhab, Ar Rasa’il Asy Syakhshiyyah: 188) Sedangkan kamu ini hai mufti, tidak merasa cukup dengan membela-bela Dinasti Salul, akan tetapi kamu memberikan kepada mereka tazkiyyah (rekomendasi) yang mutlak, kamu menganggap taat kepada mereka itu adalah kewajiban dan kamu memberikan kepada mereka hak-hak yang tidak pernah diberikan para shahabat kepada Abu Bakar dan Umar radliyallahu ‘anhum. Kamu melarang pengingkaran terang-terangan terhadap kaum munafikin itu padahal para shahabat mengingkari Umar terang-terangan dimasjid, ditengah khutbah dan dihadapan manusia. Beginilah kamu… kamu sekalian adalah orang-orang yang mendebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini, maka siapa yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapa yang jadi pelindung mereka terhadap siksa Allah? (An Nisa: 109). Saya mengetahui bahwa kamu berlindung dengan tentara Dinasti Salul dan pasukan keamanan khusus mereka, dan sebelum orang-orang betah berlindung dan mereka yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka, maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak disangka-sangka. Bila hari ini kekuatan kaum munafikin bisa melindungimu, maka siapa yang bisa melindungimu bila kamu sudah dimasukan kekuburanmu….?? Bila hari ini kamu merasa bangga dengan banyaknya pengikut dan kekuatan, maka apa yang akan kamu lakukan dihari setiap yang dilangit dan dibumi datang dihadapan Ar Rahman sebagai hamba….??. Sepupumu[4] yang lain melarang sunnah Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wassalam dalam hal qunut dan mendo’akan binasa untuk Yahudi dan Nashrani, karena mendo’akan binasa untuk Nashrani adalah mempersulit munafikin Dinasti Salul dihadapan kekasih mereka dari kalangan Nashrani, maka sepupumu melarang sunnah qunut (Nazilah) karena hal itu. Dan untuk orang-orang semacam dia dan kamu, juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah telah berkata: “Kapan saja orang alim meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah dan Sunnah RasulNya, serta dia mengikuti putusan penguasa yang menyelisihi hukum Allah dan RasulNya, maka ia murtad kafir yang berhak diberikan hukuman didunia dan diakhirat” (Majmu Al Fatawa: 35/372-373). Sesungguhnya dia mencak-mencak dan berkata dengan penuh kebanggaan ; “Sesungguhnya sebahagian kaum muslimin membanggakan Usamah Ibnu Laden. Ini adalah cacat dalam memahami Islam…!!!” Dan kami katakan kepadanya, “Subhanallah, membanggakan kaum mujahidin yang berusaha keras untuk membebaskan negeri dua tanah suci dari kaum salibis telah menjadi cacat dalam memahami Islam, sedangkan memuja kaum munafikin yang memberikan keleluasaan bagi kaum salibis dan memasukan mereka dengan fatwa-fatwa kalian dan menganggap mereka sebagai Ulil Amri yang wajib ditaati adalah Islam yang shahih….!? Mengapa kalian (berbuat demikian), bagaimana kamu mengambil keputusan?. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah melarang kita dari mengatakan kepada orang-orang munafikin “Tuan”, sedangkan dia berkata setiap hari “Tuanku pelayan dua tanah suci”. Kami tidak tahu, apakah membanggakan mujahid fi sabilillah adalah kejahatan, ataukah mengagungkan orang munafik yang menghadirkan orang-orang kafir dinegeri dua tanah suci dan memberikan mereka keleluasaan dengan suatu yang tidak pernah terjadi sepanjang sejarah jazirah Arab….??!. Sekarang kami akan memulai membuka file-file kalian agar umat mengetahui berapa banyak yang telah tertipu oleh kalian dan oleh orang-orang semacam kalian dari kalangan yang telah menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah serta menjadikan dien ini sebagai pijakan bagi selera para penguasa itu. 1. Kebusukan kalian yang paling pertama dalam menyelewengkan agama Allah adalah bahwa kalian ini pilar-pilar utama dalam mengokohkan kakuasaan kaum munafikin yang loyal penuh terhadap musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi dan Nashrani. Kalian tidak merasa cukup dengan sikap diam dari mengatakan Al Haq dan tidak mengingkari Al Bathil, akan tetapi kalian melampaui itu sampai sikap memberikan tazkiyah bagi pemerintah Alu Salul dan menganggap sekedar mengingkari mereka sebagai bagian dari kemungkaran yang paling besar. Dan dengan ini kalian keluarkan fatwa-fatwa yang dengannya kalian anggap sebahagian du’at dan mushlihin sebagai penjahat. Dan dengan pernyataan dari kalian ini maka Ibnu Salul[5] menjebloskan kaum mushlihin itu kedalam penjara betahun-tahun. Dan sebahagian dari mereka ada yang masih ada yang menjalani kezaliman ini dipenjara, bukan karena apa-apa selain mereka mengatakan “Rabb kami adalah Allah, bukan Amerika atau Ibnu Salul….!” 2. Dengan fatwa-fatwa kalian yang kalian sepakati, kalian telah membuka negeri dua tanah suci ini bagi setiap Nashrani lacur dan bagi tentara Amerika cabul untuk melindungi pemerintahan Ibnu Salul. Kalian tidak cukup dengan membolehkan, akan tetapi kalian menjadikan pendatangan orang-orang kafir ke Biladul Haramain sebagai bagian dari kewajiban yang paling wajib !! Dan pertimbangan kalian adalah bila Amerika tidak datang tentulah lenyap pemerintahan Ibnu Salul dan tentu Saddam mengambil negerinya, sehingga kalian mengganti orang kafir dengan orang kafir untuk menetap diatas pemerintahan orang-orang munafik itu dan seluruhnya adalah buruk. Sedangkan yang paling buruk adalah orang-orang munafik karena orang-orang munafik berada didasar yang paling bawah dalam api neraka. Kemudian kalian tidak merasa cukup dengan hal itu, dan setelah berlalu 10 tahun semenjak kedatangan orang-orang liar itu, kalian tidak berhenti dibatas apa yang pernah kalian katakan dahulu diawal-awal fatwa kalian yaitu, ”bahwa kami hanya sekedar meminta bantuan mereka”dan kalian menipu orang-orang yang benar dan baik saat kalian menampakan bahwa masalahnya sekedar isti’anah (meminta bantuan), sedang setiap anak kecil didunia ini mengetahui bahwa isti’anah itu bukan dengan bentuk Amerika datang dengan pasukannya beserta berbagai macam perlengkapan dan persenjataannya serta ia menetap dinegeri ini, ini bukan isti’anah tetapi ini pendudukan….!!! Saya katakan, kalian tidak merasa cukup dengan hal itu akan tetapi kalian memberikan keleluasaan bagi mereka, dengan cara kalian menjadikan sekedar penolakan Amerika yang Nashrani yang memerangi lagi menjadikan pangkalan militernya di negeri Al Haramain dan datang dengan segala kekuatan militernya sebagai kejahatan. Dan saat sebahagian ulama bangkit menolak keberadaan militer AS ini, maka kalian mengingkari mereka dan kalian memberikan izin kepada Dinasti Salul untuk memenjarakan mereka bertahun-tahun karena mereka mengingkari kemungkaran. Kemudian kalian tidak berhenti disini saja, akan tetapi kalian melampauinya dimana kalian menjadikan militer Kristen yang bersenjatakan paling modern itu sebagai kaum kafir mu’ahid dan kafir dzimmiy, sedangkan alasan kalian adalah bahwa mereka itu datang dengan seizin Waliyul Amri dan kalian lemparkan sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam: “keluarkanlah kaum musyrikin dari jazirah Arab”. Kalian tidak perduli dengan hukum Allah dan hukum RasulNya seperti kepedulian kalian yang sangat akan pengadaan jalan keluar bagi Dinasti Salul dari perangkap yang dijeratkan Saddam terhadap mereka. Semua itu atas nama agama dan Syaik Muhammad Ibnu Abdil Wahhab. Terus diatas qiyas yang rusak ini terbangunlah sikap kalian menjadikan kaum mujahidin yang mengumumkan akan jihad melawan Amerika sebagai Khawarij, orang-orang yang memerangi Allah dan para penebar kerusakan dimuka bumi. Kemudian kalian gulirkan fatwa-fatwa yang dengannya kalian halalkan darah empat orang dari pemuda pilihan Islam. Sedangkan kejahatan mereka tidak lain adalah karena membunuh orang-orang Amerika yang memerangi, padahal kamu sudah tahu bahwa orang muslim tidak boleh dibunuh dengan sebab ia membunuh orang kafir, dan bahwa alasan kalian itu rusak dari dasarnya karena orang-orang yang kalian anggap sebagai Waliyul Amri sebenarnya adalah orang-orang munafik yang merusak aturan Allah lagi memerangi agamaNya. Dan telah merasa yakin akan hal ini setiap orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Terus andai saja alasan qiyas kalian itu benar, maka sungguh ketidak bolehan membunuh orang muslim dengan orang kafir adalah hukum syar’iy yang mutlak yang tidak bisa digugurkan dengan ijtihad atau qiyas yang rusak dari kalian. Akan tetapi mata penglihatan tidak buta namun yang buta adalah mata hati yang ada didalam dada. Kemudian ini semua sudah berlalu, dan Syaikh Usamah Ibnu Laden beserta orang-orangnya melepaskan tangannya dari kalian dan berkata: “Mereka itu ulama-ulama sesat yang terjungkir didalam kesesatan dan tidak akan keluar darinya”. Maka akhirnya kembali Syaikh Usamah dan orang-orang yang bersamanya keluar dari negeri dua tanah suci dan berangkat ke Afganistan dan beliau mengumumkan frontnya untuk memerangi Yahudi dan Nashrani Salibis serta berjihad dijalan Allah, akan tetapi beliau tetap dikejar kejahatan kalian dan kalian mengeluarkan fatwa-fatwa yang mentahdzir (menghati-hatikan) manusia darinya dan kalian menganggap beliau dan para mujahidin sebagai Khawarij, padahal sesunguhnya Syaikh Usamah melarang para pemuda jihad untuk memerangi kaum munafikin kalian dan beliau memerintahkan para mujahidin untuk mengarahkan serangan-serangannya terhadap orang-orang Amerika dan orang-orang kafir asli saja. Akan tetapi perbuatan itu tidak menyenangkan kalian, dan fatwa-fatwa kalian terus muncul dan menganggap sesat para mujahidin dan mentazkiyah (memberikan rekomendasi) bagi kaum munafikin, sehingga setiap kekasih Ibnu Salul telah menjadi kekasih kalian dan dilindungi fatwa-fatwa kalian. Kalian tidak berhenti disana saja, akan tetapi saat para mujahidin pergi menyatroni halaman rumah-rumah orang kafir dan menyerang mereka pada 11 September, kalian tidak hati-hati dan ingat akan Allah Pencipta kalian serta minimal kalian diam, justru kalian mengeluarkan fatwa-fatwa yang menyalahkan jihad para mujahidin disana dan kalian menganggapnya sebagai tindakan pengrusakan dimuka bumi, serta kalian menangisi kematian orang-orang kafir Amerika. Dan yang menghentakan adalah dusta kalian atas nama Allah dan RasulNya saat kalian klaim bahwa jihad itu tidak sah kecuali dengan izin Waliyul Amri, sedang Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:”Jihad itu berlangsung sampai hari kiamat”. Waliyul Amri diotak kalian tidak lain adalah munafikin Dinasti Salul, padahal dibenak orang-orang mu’min sesungguhnya Dinasti Salul adalah penguasa yang paling dahsyat pemerangannya terhadap Allah dan RasulNya dan yang paling besar perubahan dan penyelewengannya terhadap agama Allah. Bahkan kalian tidak berhenti dibatas itu saja, akan tetapi kalian mengajak kaum muslimin untuk membantu orang-orang kafir terhadap kaum muslimin…! sebagaimana yang dilakukan oleh sisesat Ghanim As Sadlan[6] saat dia mengajak umat untuk membantu orang Amerika melawan kaum muslimin. Maka ketenggelaman dalam kesesatan, kefasikan dan kebejatan macam apa yang lebih dahsyat dari hal ini….?! Dan orang alim macam apa yang menyuruh manusia untuk membantu orang-orang kafir melawan kaum muslimin…..?? Hai orang-orang yang disebut ulama…. Demi Allah, sesungguhnya kalian ulama sesat dan demi Allah sesungguhnya Bul’am Ibnu Baura keadaannya lebih ringan daripada kalian, karena Bul’am melepaskan diri dari ayat-ayat Allah, sedangkan kalian adalah telah merubah agama Allah diatas pengetahuan dan mengatakan kepada manusia “Inilah Islam dan inilah dakwah Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab….” Apa kalian tidak malu pada diri kalian sendiri, bagaimana dengan sebab kalian dan sebab pengguguran kalian akan hukum-hukum Allah yang tidak sejalan dengan para penguasa? Kalian jadikan Ahlus Sunnah sebagai bahan perolok-olokan bagi setiap ahli bid’ah dan kelompok-kelompok yang sesat serta bahan tertawaan bagi umat-umat yang lain? Apa kalian tidak malu dimana kalian telah menjadikan dakwah Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab suatu yang lebih mudah tunduk bagi para penguasa[7] daripada orang-orang Rafidlah kepada imam-imam mereka?? Bila saja Rafidlah telah memberikan kema’shuman terhadap para imam dari kalangan shahabat keturunan Ali radliallahu’anhu, sehingga mereka sesat dalam hal itu dan banyak menyesatkan manusia maka apa gerangan dengan kalian yang memberikan kema’shuman terhadap orang-orang yang minimal mereka itu dikatakan munafikin yang keterlaluan dalam kenifakannya? Ini dia yang mengaku dengan lisannya, bahkan ia merasa bangga dengan hal itu, yaitu telah menghabiskan 30 tahun bekerja dalam Dinas Intelejen yang loyal kepada Amerika, dan dia memberikan kekayaan ummat kepada orang-orang Amerika dan memerangi mujahidin yang dipimpin Syaikh Usamah. Namun demikian kalian tidak pernah berfikir untuk menasihatinya apalagi menyuruh dia taubat padahal dia telah melakukan salah satu kekafiran yang ditegaskan oleh kakek-kakek kalian dari kalangan ulama didalam kitab-kitab dan tulisan-tulisan mereka. Dan dia seharusnya disuruh taubat dan kaum muslimin bara’ darinya seluruhnya. Tidak terlintas dibenak kalian termasuk memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mengomentarinya dan menyangsikan akan status dia sebagai bagian dari Ulil Amri, maka contoh mana yang lebih pas untuk sikap kalian memberikan kema’shuman terhadap Dinasti Salul daripada hal tersebut…..? Sedangkan kalian memiliki kesiapan untuk mengistitabah (menyuruh bertaubat) sebagian ulama yang baik dalam beberapa masalah yang tergolong masalah furui’iyyah (cabang) yang kecil, sebagaimana yang telah kalian lakukan saat kalian mempermalukan Syaikh Dibyan Ad Dibyan dalam masalah memotong janggut yang lebih dari segenggam, sedangkan kalian tidak sedikitpun memiliki rasa tanggung jawab untuk mengistitabah orang-orang tadi padahal dia itu ongkang-ongkangan dengan kekafiran, kemunafikinan dan keloyalannya terhadap musuh-musuh Allah dari kalangan bangsa Amerika dan yang lainnya. Dan khianat macam apa terhadap umat ini yang lebih busuk dari kumpulan-kumpulan kalian untuk memberikan fatwa tentang Pokemon -dan terima kasih untuk kalian, sungguh kalian telah memberikan menfaat bagi manusia, dan semoga Allah memberkati kalian- sedangkan tragedi-tragedi besar yang terjadi menimpa umat ini justru kalian tidak berbuat apa-apa dan tidak mampu membongkar benang merah dibelakangnya karena Dinasti Salul tidak meminta fatwa dari kalian. Mana kalian dari apa yang terjadi di Iraq ? dan mana kalian dari apa yang terjadi di Afganistan dan Palestina? dan justru sikap pengecut dan buta mata hati pada si mufti ini telah sampai pada tahap dia mengharamka operasi-operasi syahid di Palestina. Sesungguhnya kalian terombang-ambing dalam kesesatan dan kedurjanaan, dan masalah pemberian kema’shuman terhadap Dinasti Salul adalah masalah yang bisa dilihat oleh setiap orang yang punya mata, jelas sejelas matahari disiang bolong. Dan kalau tidak demikian maka jelaskan kepada saya bagaimana dahulu si mufti itu memfatwakan keharaman asuransi, kemudian tatkala asuransi itu dilegalkan bahkan diharuskan oleh Dinasti Salul terhadap manusia, maka orang sesat ini memerintahkan kaum muslimin untuk tunduk kepada Dinasti Salul dalam hal memakan harta mereka dengan cara yang bathil. Maka kecelakaan besarlah bagi dia akibat dari apa yang dia fatwakan dan kecelakaan besarlah baginya akibat yang dia lakukan. Dan yang membuat kita tertawa ialah bahwa ia menyuruh manusia untuk membayar dan tidak mengambil bunga dan kompensasi dibelakang harta mereka. Bagus, tapi apa faedah kamu hai Syaikh…. sedang kamu telah memposisikan dirimu pada posisi orang-orangyang memikul amanah ilmu? Bagaimana kamu akan memberikan manfaat bagi manusia sedangkan kamu menyuruh mareka melakukan kesesatan kemudian kamu katakan kepada mereka: “jangan ambl bunga !” Bagaimana kamu akan melepaskan dirimu dari tangan-tangan yang akan bergelantung pada lehermu dihari kiamat akibat kejahatan-kejahatanmu terhadap hak Allah, hak Rasul, dan hak umat? Dan seperti apa yang telah kami buktikan bahwa kalian in lebih sesat daripada orang-orang Rafidlah, maka kami menetapkan juga bahwa kalian lebih sesat daripada Khawarij, apa kalian mau dalil-dalil? Ya, dalil dalil saya adalah bahwa kalian menghalalkan darah-darah manusia yang paling baik, yaitu para mujahidin saat kalian menganggap mereka sebagai perusak dan kalianpun memfatwakan agar mereka dibunuh, sedangkan orang-orang kafir asli yang menduduki jazirah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dari kalangan Amerika, Yahudi, dan yang lainnya. Kalian anggap mereka sebagai kaum kafir dzimmiy yang terjaga darahnya lagi tidak boleh dibunuh. Dan ini salah seorang pengikut kalian dari kalangan orang-orang sesat telah memfatwakan bahwa dua orang pemuda yang memerangi tentara Amerika di Kuwait tidak akan mencium bau surga, kenapa alasannya hai oran sesat….?! Karena pemuda itu telah membunuh orang-orang Amerika sedangkan orang Amerika itu adalah kaum kafir dzimmiy, aneh…. aneh sekali ! Dalam fiqih, akal, dan tolak ukur apa kamu menganggap pasukan besar yang menetap disuatu tempat dengan berbagai perlengkapan perangnya sebagai kaum kafir dzimmiy?! Kalian memfatwakan untuk membunuh orang Islam dan kalian biarkan kaum salibis sedangkan ini ajaran Khawarij, sedangkan Khawarij justru tidak memberontak kecuali karena klaim alasan mereka ingin menegakkan Kitabullah, namun mereka menyimpang dan sesat. Sedangkan kalian justru malah menyuruh manusia untuk taat kepada orang yang tidak menegakan Kitabullah dari kalangan Dinasti Salul, dan kalian memerintahkan untuk membunuh orang yang menuntut penegakan Kitabullah dari kalangan mujahidin yang jujur dan yang lainnya dari para du’at dan orang-orang yang melakukan perbaikan. Apa kalian paham bahwa kalian lebih sesat dari Khawarij? Kalian dalam pandangan saya adalah lebih busuk daripada Dinasti Salul, karena Dinasti Salul adalah kaum munafikin yang mencari kekuasaan dan dunia, sedangkan kalian mengklaim bahwa kalian berbicara atas nama Allah dan bahwa kalian adalah pelindung dien ini sehingga kalian telah datang dengan agama -yang demi Allah- ia bukan sama sekali bukan agama Allah, akan tetapi ia termasuk kesesatan dan penyimpangan, maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang Allah firmankan: “Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakan ;”Ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit” (Al Baqarah: 79) Kejahatan-kejahatan kalian terhadap hak Allah dan RasulNya tidak berhenti pada sikap diam saat larisnya kebathilan, akan tetapi telah melampaui pada batas kalian mendukung kebathilan ini dan menjadikannya sebagai asal (kebenaran), kemudian kalian berdusta atas nama Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab saat kalian menganggap bahwa inilah madzhab salaf dan imam yang empat. Kalian tidak punya malu dari sikap kalian mempopulerkan kebathilan dengan lisan-lisan kalian, bahkan menyandarkannya kepada imam dan ulama sunnah -semoga Allah membersihkan para imam dari fitnah kalian-. Disaat dahulu para ulama adalah sebagai pemegang amanah bagi umat sepanjang sejarah, dan saat ilmu berpisah dari kekuasaan setelah Khilafah Rasyidah, para ulama membentuk lembaga yang kokoh lagi berkaitan dengan umat secara langsung yang menjaga dien ini dan menjamin bahwa penguasa bagaimanapun ia tenggelam dalam syahwat kekuasaan, ia tidak mampu merubah hukum atau loyal kepada orang-orang kafir atau menggugurkan jihad atau menghalalkan yang haram. Akan tetapi kalian pada masa sekarang yang seharusnya menjadi tumpuan amanah umat dan agama Allah dari tangan-tangan kotor yang merubah dan menyelewengkannya, ternyata kalian wal ‘iyadzubillah malah menjadi tumpuan amanah kaum munafikin, dan kalianlah yang mengokohkan pilar-pilar kemunafikan, dan kalian lah yang mengakui kekuasaan orang-orang bejat itu saat kalian menganggap mereka sebagai para pemimpin kaum muslimin, dan kalian menjadikan sekedar pengingkaran terhadap mereka sebagai kemungkaran, sehingga kalian telah melakukan hal terburuk saat tidak merasa cukup dengan diam dari kebathilan, akan tetapi kalian merekomendasikannya dan menjadikannya sebagai kebenaran sedang selainnya adalah kebathilan sehingga hal itu lahirlah kekuasaan disetiap pilar-pilar masayarakat. Dan tidaklah berlebihan bila saya katakan bahwa kalianlah yang bertanggung jawab langsung dari setiap kerusakan yang terjadi dinegeri Al Haramain. Dengan sebab kalianlah digugurkan hukum-hukum Islam terbesar yang paling pertamanya yaitu al hukmu bima anzalallah. Ini mahkamah-mahkamah perdagangan menjadi saksi itu atas kalian, dan ini gedung riba dihadapan Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi membongkar kebusukan-kebusukan kalian dihadapan khalayak…. Dan dengan sebab kalian dan sikap diam kalian, orang-orang sekuler menguasai media pemberitaan dan menyebarkan kerusakan ditengah umat lewat jaringan-jaringan udara dan yang lainnya…. Dengan sebab kalian, kekayaan umat dihambur-hamburkan dan dipakai berfoya-foya oleh sekelompok kaum munafikin yang zalim dan otoriter… Dengan sebab kalian kekuasaan sudah mendarah daging dan telah menjadi suatu hal yang tidak diingkari seorangpun, serta siapa yang berani mengingkari maka ia akan dijebloskan kepenjara…. Dengan sebab kalian orang-orang kafir mengendalikan negeri-negeri Islam dan negeri Islam yang paling suci tanah haramain…. Dengan sebab kalianlah merejalelanya kekacauan dalam persidangan, merebak pula kezaliman dan hudud hanya ditegakan terhadap orang-orang yang lemah, namun tidak ditegakan terhadap seorangpun dari Alu Salul. Ini dia seorang pilar Alu Salul mencak-mencak bahwa Alu Salul tidak boleh ditegakan hudud terhadap mereka dihadapan kalian…. Dan saya menambahkan ucapan buat ulama resmi pemerintah, bahwa kalian sama sekali tidak segan-segan dari mempermainkan agama dan menaklukannya sesuai keinginan-keinginan pemerintah. Ini dia Syaikh Al Mani’ saat ditanya tentang asuransi, dia berkata: “Bukankah ada perselisihan didalamnya dan ia itu tidak seperti keharaman zina? dan selagi ada perselisihan didalamnya menurut qiyas kalian, maka wajib mengikuti pemimpin dan mentaatinya karena ia memiliki hak ijtihad dalam memilih apa yang diperselisihkan. Baik hai Mani’, sungguh dahulu Ahlus Sunnah telah berselisih dalam masalah khuruj(pemberontak) terhadap para penguasa yang fasiq, apalagi kalau orang-orang kafir, akan tetapi kenapa kalian menjadikan dalam fatwa-fatwa kalian dan alur pemikiran kalian masalah khuruj terhadap para penguasa itu termasuk dosa besar yang paling besar ? dan kalian menjadikannya sebagai masalah yang qath’iy (pasti) dan kalian tidak mempertimbangkan bahwa didalamnya telah terjadi perselisihan yang kuat dan jelas diantara ulama dari kalangan shahabat tabi’in ? Bahkan kalian berdusta atas nama Ahlus Sunnah saat kalian mengklaim bahwa mereka telah ijma untuk tidak khuruj terhadap penguasa itu, padahal para penuntut ilmu yang yunior saja mengetahui bahwa Ahlus Sunnah yang mengatakan tidak boleh khuruj terhadap para penguasa yang fasiq tidaklah mengatakan: wajib mentaati mereka dalam kesesatan dan dalam pengguguran hukum-hukum Islam, justru Ahlus Sunnah sepakat seluruhnya bahwa dia itu penguasa yang tidak memiliki puluhan perkara yang mengugurkan kekuasaan dan pemerintahan atas kaum muslimin. Kalian menjadikan mereka barisan para shahabat tidak boleh khuruj terhadap mereka dan tidak disentuh sedikitpun, apalagi kalau disejajarkan pada deretan para penguasa muslim yang fasiq? Dan dari sekarang dan seterusnya saya meminta dari umat agar tidak pergi lagi kepada mereka itu, karena hujjah sudah tegak atas mereka dan terbongkar sudah urusan mereka. Mereka tidak punya hak saat kita berjumpa dengan mereka selain kita bacakan kepada mereka:“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah jelas bagi kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab. Mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati”. (Al Baqarah: 159) Wahai para pemuda umat, apabila kalian berjumpa dengan salah seorang dari mereka maka bacakanlah didepan mereka: Mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati. Hadapi mereka dengan ayat ini disetiap waktu sampai mereka kembali dari kesesatannya. Dan ketahuilah wahai para pemuda umat bahwa terus menerus kalian dekat dari mereka tidak akan menambah mereka kecuali kedurjanaan dan kebejatan, maka lemparilah mereka dengan halilintar Al Haq dan bacakanlah dihadapan mereka ayat-ayat dan hadist-hadist yang melaknat dan yang menghati-hatikan dari para ulama-ulama pengkhianat. Qana’ahlah dari mereka secara total dan cucilah tangan dan hati dari mereka karena mereka adalah sumber segala kejahatan dan sumber dibalik setiap bencana. Jangan kalian menduga bahwa mereka bisa mengurai atau mengikat. Ini keputusan persahabatan telah berjalan sedang mereka diam, ini keputusan persekongkolan bersama Yahudi sedang mereka diam, bahkan diantara mereka ada yang, memberkahinya, dan keputusan-keputusan yang lebih busuk dan lebih keji, maka tunggulah…..!! Dan mereka berkata kepada kamu: “kami akan menasihati para pengusa itu dan mengingatkan mereka”, maka ketahuilah bahwa mereka itu dusta dan tidak akan melakukannya, dan keputusan persaudaraan serta keputusan-keputusan lainnya yang telah lalu tidak akan dibatalkan karena pada dasarnya mereka itu dipasang untuk mengokohkan kekuasaan kaum munafikin itu, dan mereka tidak akan melakukan sesuatupun yang membahayakan pemerintah nifaq atau menggugurkan keabsahan-keabsahannya. Seandainya pada mereka itu terdapat kebaikan, tentulah tidak akan berjalan terus diatas riba yang ditata dengan undang-undang lagi dilindungi oleh kaum munafikin lebih dari 30 tahun tanpa ada sedikitpun pengingkaran terhadap Dinasti Salul, dan tidak akan berjalan pula dalam tenggang waktu ini kegiatan penerapan budaya barat dinegeri ini, dan tidak akan tersisa seorang sekulerpun dalam aparatur negara seandainya memang para ulama itu melaksanakan kewajiban syar’iy dan amanah yang dibebankan oleh Allah dan RasulNya. Saya mengingatkan umat dan mengingatkannya dengan hal yang bahaya, yaitu dalam contoh Kristen, saat penguasa yang zalim bersekongkol dengan kedurjanaan, maka bangsa Eropa bangkit berontak dengan revolusi Prancis terhadap agama semuanya, mereka hempaskan agama dan berlindung dengan serkularisme. Dan bila kalian biarkan para ulama pengkhianat itu mengacak-acak agama Allah sesuka hati mereka, maka sungguh akibatnya -demi Allah- sangat hina. Benar bahwa agama Allah akan terjaga, akan tetapi al haq ini harus memiliki orang-orang yang menegakannya, kita tiada takut tetapi wajib hati-hati dari akibat-akibat seperti ini, dan kita katakan sesungguhnya dengan sebab karunia Allah, tidak mampu sekalipun Paulus yang paling menyimpang dan raja yang paling zalim dan bengis tidak mampu menyembunyikan hakikat Islam, dan orang-orang didalamnya dari kalangan ahli ilmu yang memerangi dengan cahaya al haq dan para mujahidin selalu sigap terhadap orang yang berupaya menyesatkannya, dan yang paling terdepan adalah Syaikh kita yang terbimbing Usamah Ibnu Laden -kita memohon taufik dan kemenangan baginya kepada Allah ta’ala-. Sebagaimana wajib atas kalian hai para pemuda Islam berkumpul disisi ahli ilmu yang masih tersisa yang mengarahkan al haq dan tidak takut di jalan Allah celaan orang yang mencela. Dekatlah dengan para Syaikh itu dan jagalah mereka dengan dada kalian sebelum mereka terkena kebusukan dari kaum munafikin dan para ulama pengkhianat itu. Berkumpulah semoga Allah memberkahi kalian disisi salaf, yaitu ahli ilmu yang mengharapkan wajah Allah !! Milikilah kitab-kitab Syaikh Hamud ‘Uqla rahimahullah dan berkeliling disekeliling murid-muridnya dari kalangan yang kami nilai mereka diatas jalan yang benar. Mereka adalah amanah dileher kalian, dan jangan biarkan pedang-pedang nifaq dan khianat mampu menyentuh mereka dengan keburukan sampai Allah menentukan suatu yang pasti terjadi. Penterjemah: Abu Sulaiman Aman Abdurrahman [1] Ulama-ulama pemerintah thaghut Saudi maksudnya(Pent.) [2] Makdudnya Dinasti Saudi sekarang(Pent) [3] Mufti Saudi sekarang Abdul Aziz Alu Asy Syaikh(Pent) [4] Dia menteri wakaf dan urusan haji negara kafir Saudi, Shalih Alu Asy Syaikh.(Pent) [5] Dia adalah Fadh Ibnu Abdil Aziz. (Pent) [6] Ia adalah guru besar Universitas Muhammad Ibnu Su’ud di Riyadh, ia termasuk ulama pemerintah Saudi.(Pent) [7] Ya, realita seperti itu, Kaum Salafi Maz’um yang paling mengaku Ahlus Sunnah dan mengklaim mengikuti dakwah Syaikh Muhammad, padahal Ahlus Sunnah dan Syaikh sendiri bara’ dari perbuatan mereka. Mereka adalah selalu loyal kepada pemerintah thaghut yang mereka anggap muslim.(Pent) https://millahibrahim.wordpress.com/…/bila-keledai-ilmu-me…/ Bila Keledai Ilmu Menjadi Rujukan Salafiyun Maz’um Oleh: Syaikh Luwis ‘Athiyyah Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian jajakan suatu mazhab yang mensucikan penguasa dan memberikannya sifat kema’shuman… Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian telah melarang dari memberikan nasihat buat orang-orang bejat itu… Dengar hai orang-orang yang di sebut ulama….!![1] Allah telah menciptakan kami sebagai orang-orang merdeka dan kami tidak mungkin menjadi budak bagi kalian atau budak bagi sekelompok orang-orang munafik, orang-orang yang mabuk dan banci dengan nama atas agama yang kalian ingin lariskan secara palsu dan dusta atas nama Allah dan RasulNya Shalallahu ‘alaihi wassalam. Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian jajakan suatu mazhab yang mensucikan penguasa dan memberikannya sifat kema’shuman….. Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian telah melarang dari memberikan nasihat buat orang-orang bejat itu….. Dengan atas nama Syaikh Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah, kalian menyelewengkan agama Allah dan kalian menjadikannya sebagai pijakan bagi orang-orang durjana dari Dinasti Salul[2]…… Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menciptakan kami merdeka dan Dia memerintahkan kami untuk ibadah kepadaNya saja, bukan ibadah kepada kalian dan bukan pula kepada tuhan-tuhan kalian kaum munafikin. Kalian dengan fatwa-fatwa kalian itu menginginkan -dan memang kalian telah melakukannya- menjadikan kami sebagai kawanan kambing yang tidak memiliki daya dan kekuatan. Dengar hai mufti…..!![3] Jazirah Arab bukanlah kavling-kavling tanah di Eropa milik bapak ibumu, dan kamu ini bukan (Paulus Urban Eropa) dan Fadh juga bukan (Raja Luis) Jazirah Arab ini adalah negeri yang dibuka oleh para shahabat, yang mana mereka itu adalah leluhur kami, dan mereka menyiramnya dengan darah-darah mereka, disetiap tempat mereka mempunyai peperangan yang mengingatkan manusia terhadap kejayaan yang mereka lakukan. Maka tidak bisa kamu dan Dinasti Salul datang saat kelalaian para penolong agama Allah dan kalian ingin merubahnya menjadi kavling-kavling yang didalamnya kalian menguasai manusia dan tanah. Kamu dan pengikutmu di Majelis Fatwa sama sekali tidak mempunyai hak campur tangan dalam urusan-urusan kami, seolah kami ini sekedar budak-budak ditanah kavling kalian yang bernama Kerajaan Saudi. Kami ini bukanlah Rafidhah atau Syi’ah sehingga kalian menjadikan (jalan atas kami) bagi duri-duri yang kalian namakan sebagai Wulatul Umur (Pemimpin), dan seolah mereka itu tidak berbicara dari hawa nafsu dan tidak melakukan kecuali kebenaran. Kalian memberikan kepada mereka kema’shuman dalam setiap apa yang mereka lakukan, termasuk seandainya mereka itu loyal kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, dan termasuk seandainya mereka menganggap halal Riba, merubah agama, memperbudak rakyat untuk Amerika, dan melakukan segala keburukan terhadap umat ini. Itu buktinya anak-anak mereka membunuh anak-anak rakyat, kemudian ternyata kami tidak melihat kalian berbuat apa-apa. Dan juga itu pembesar-pembesar mereka mencuri kekayaan-kekayaan umat, dan kalian malah memberikan kepada mereka cek-cek ketidak bersalahan dan kekayaan-kekayaan itu adalah halal bagi mereka, dan mereka masih terus mencuri. Setiap kali mereka menggulirkan peraturan baru yang dengannya mereka memakan harta manusia, seperti peraturan asuransi yang paling terakhir, maka kalian datang dengan stempel kalian yang kotor dan kalian membubuhkan tanda tangan atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa harta ini adalah harta yang wajib dibayarakan untuk Waliyul Amri sehingga kalian bersekutu dengan para perampok dalam menjarah kekayaan kaum muslimin. Semua itu dengan atas nama Islam dan dengan atas nama Al Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan Al Imam Ahmad Ibu Hanbal….. Seandainya kakek kamu Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab hidup, tentu beliau mendera kamu seperti terhadap unta saat melihatmu berkata terhadap para pencari ilmu: “Saya hanya memiliki 3 menit saja buat kalian”. Siapa kamu…..dan pada dasarnya tidak ada nilai bagimu dihadapan manusia kecuali sebatas bahwa kamu mengaku termasuk ahli ilmu..!! Seandainya tidak ada ilmu tentulah kamu juga termasuk ternak-ternak yang menggembala dipengembalaan Dinasti Salul. Telah tiba saatnya untuk membongkar semua kejahatan-kejahatan kalian dan menelanjangi kalian dihadapan manusia. Dikarenakan kamu (hai mufti) telah membuka auratmu serta terbongkar kebohonganmu atas nama orang-orang baik saat kamu menjadikan agama ini sekedar pencaharian, maka sungguh para pencari ilmu telah datang kepadamu untuk menyampaikan kepadamu sedikit dari kejahatan-kejahatan yang menimpa umat, maka kamu katakan kepada mereka “Waktu kerja sudah habis..! Semoga Allah membinasakanmu, manusia tidak mengambil ilmu dari kamu kecuali karena mereka mengira bahwa kamu ini ahli ilmu…!! Sungguh, kalian telah membongkar diri kalian sendiri bahwa kalian ini tidak lebih dari sekedar para pegawai Dinasti Salul. Jadi sabarlah terhadap apa yang akan datang terhadap kamu. Jangan ngomong -dan jangan pula kamu dan para pembeo dari pengikutmu- menggembar gemborkan bahwa daging para ulama itu beracun karena kamu bukan tergolong ulama akan tetapi kamu ini sekedar pegawai kantor yang pulang kerumahnya diakhir jam kantor. Jadi daging dan kehormatan kalian halal…..!! Bila saja Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam telah menganggap sikap orang kaya yang menunda pembayaran hutangnya sebagai suatu kezaliman yang menghalalkan kehormatannya, maka apa gerangan dengan penundaan penunaian kewajibannya lebih buruk dari penundaan kewajiban harta, yaitu kewajiban penyampaian hukum-hukum Allah dan agamaNya. Menyembunyikan ilmu dan mendiamkan kebathilan adalah lebih jahat dari sekedar penunda-nundaan hutang sebesar 10 Riyal orang kaya terhadap orang yang menagihnya. Sedangkan Allah ta’ala ber-firman: “Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang, kecuali oleh orang yang dianiaya” (An Nisa: 148) Maka bagaimana dengan orang yang menzalimi Islam, menyimpangkannya dan menjadikannya sebagai pijakan bagi hawa nafsu dan keinginan para penguasa….?? Jadi, kehormatan dan daging kalian adalah halal dan mubah bagi setiap orang yang ingin membongkar kedok kalian dan membeberkan kebohongan kalian atas nama Allah dan RasulNya karena kejahatan kalian terhadap umat Islam ini tergolong kejahatan dan kebathilan yang paling keji dan kalian melakukannya dengan lembaga kalian yang rusak ini, dan ia adalah alat dan sarana yang paling efektif yang digunakan oleh orang-orang munafik untuk merobohkan seluruh pilar-pilar Islam dinegeri ini. Mereka mengeluarkan dari celah-celah kalian agama baru yang coreng moreng yang tidak memiliki sedikitpun kaitan dengan Islam yang kalian sandarkan secara palsu dan dusta kepada Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan Imam Ahmad Ibnu Hanbal. Dan siapa yang menyatakan bahwa daging kalian adalah beracun, maka ia orang yan dungu, Karena Allah telah mencap orang-orang semacam kalian dari Bani Israil bahwa mereka itu seperti keledai dan seperti anjing. Sedangkan kalian, dengan sebab apa yang kalian lakukan terhadap Islam adalah lebih keji dan lebih busuk dari apa yang dilakukan Bani Israil yang telah Allah laknati hanyalah menyembunyikan ilmu, sedangkan kalian menjadikan sikap memegang Al Haq sebagai kejahatan. Dan akar masalah itu semua berdiri diatas suatu masalah yaitu tazkiyah(rekomendasi) kalian yang mutlak terhadap Dinasti Salul dan melepaskan tangan-tangan mereka untuk mengacak-acak segala sesuatu dari urusan umat ini, sedangkan kalian berperan sebagai pegawai yang memberikan rekomendasi dan pengesahan buat mereka itu diatas Al Haq, sedang orang yang menyelisihi mereka adalah diatas kebathilan. Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah telah memvonis terhadap orang-orang semisal kamu hai mufti, bahwa status minimal mereka itu adalah fasiq, jadi kamu ini fasiq dalam pandangan kakekmu….dan ini minimal. Dengar apa yang dikatakan kakekmu tentang orang-orang semacam Dinasti Salul dan dengar juga apa yang beliau katakan tentang orang-orang semacam kamu: “Sesungguhnya para thaghut yang diyakini manusia akan kewajiban mentaati mereka itu selain Allah adalah seluruhnya kuffar murtaddun dari Islam. Bagaimana tidak sedangkan mereka itu menghalalkan apa yang Allah haramkandan mengharamkan apa yang Allah halalkan, serta mereka melakukan kerusakan dimuka bumi dengan ucapan mereka, perbuatan mereka dan dukungan mereka. Siapa yang mendebat membela-bela mereka atau mengingkari orang yang mengkafirkan mereka atau mengklaim bahwa perbuatan mereka ini meskipun bathil namun tidak memindahkan mereka kepada kekafiran, maka status minimal orang yang membela-bela ini adalah fasiq, karena tidak sah Dienul Islam kecuali bara’ah dari mereka itu dengan mengkafirkannya…..” (Muhammad Ibnu Abdil Wahhab, Ar Rasa’il Asy Syakhshiyyah: 188) Sedangkan kamu ini hai mufti, tidak merasa cukup dengan membela-bela Dinasti Salul, akan tetapi kamu memberikan kepada mereka tazkiyyah (rekomendasi) yang mutlak, kamu menganggap taat kepada mereka itu adalah kewajiban dan kamu memberikan kepada mereka hak-hak yang tidak pernah diberikan para shahabat kepada Abu Bakar dan Umar radliyallahu ‘anhum. Kamu melarang pengingkaran terang-terangan terhadap kaum munafikin itu padahal para shahabat mengingkari Umar terang-terangan dimasjid, ditengah khutbah dan dihadapan manusia. Beginilah kamu… kamu sekalian adalah orang-orang yang mendebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini, maka siapa yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapa yang jadi pelindung mereka terhadap siksa Allah? (An Nisa: 109). Saya mengetahui bahwa kamu berlindung dengan tentara Dinasti Salul dan pasukan keamanan khusus mereka, dan sebelum orang-orang betah berlindung dan mereka yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka, maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak disangka-sangka. Bila hari ini kekuatan kaum munafikin bisa melindungimu, maka siapa yang bisa melindungimu bila kamu sudah dimasukan kekuburanmu….?? Bila hari ini kamu merasa bangga dengan banyaknya pengikut dan kekuatan, maka apa yang akan kamu lakukan dihari setiap yang dilangit dan dibumi datang dihadapan Ar Rahman sebagai hamba….??. Sepupumu[4] yang lain melarang sunnah Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wassalam dalam hal qunut dan mendo’akan binasa untuk Yahudi dan Nashrani, karena mendo’akan binasa untuk Nashrani adalah mempersulit munafikin Dinasti Salul dihadapan kekasih mereka dari kalangan Nashrani, maka sepupumu melarang sunnah qunut (Nazilah) karena hal itu. Dan untuk orang-orang semacam dia dan kamu, juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah telah berkata: “Kapan saja orang alim meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah dan Sunnah RasulNya, serta dia mengikuti putusan penguasa yang menyelisihi hukum Allah dan RasulNya, maka ia murtad kafir yang berhak diberikan hukuman didunia dan diakhirat” (Majmu Al Fatawa: 35/372-373). Sesungguhnya dia mencak-mencak dan berkata dengan penuh kebanggaan ; “Sesungguhnya sebahagian kaum muslimin membanggakan Usamah Ibnu Laden. Ini adalah cacat dalam memahami Islam…!!!” Dan kami katakan kepadanya, “Subhanallah, membanggakan kaum mujahidin yang berusaha keras untuk membebaskan negeri dua tanah suci dari kaum salibis telah menjadi cacat dalam memahami Islam, sedangkan memuja kaum munafikin yang memberikan keleluasaan bagi kaum salibis dan memasukan mereka dengan fatwa-fatwa kalian dan menganggap mereka sebagai Ulil Amri yang wajib ditaati adalah Islam yang shahih….!? Mengapa kalian (berbuat demikian), bagaimana kamu mengambil keputusan?. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah melarang kita dari mengatakan kepada orang-orang munafikin “Tuan”, sedangkan dia berkata setiap hari “Tuanku pelayan dua tanah suci”. Kami tidak tahu, apakah membanggakan mujahid fi sabilillah adalah kejahatan, ataukah mengagungkan orang munafik yang menghadirkan orang-orang kafir dinegeri dua tanah suci dan memberikan mereka keleluasaan dengan suatu yang tidak pernah terjadi sepanjang sejarah jazirah Arab….??!. Sekarang kami akan memulai membuka file-file kalian agar umat mengetahui berapa banyak yang telah tertipu oleh kalian dan oleh orang-orang semacam kalian dari kalangan yang telah menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah serta menjadikan dien ini sebagai pijakan bagi selera para penguasa itu. 1. Kebusukan kalian yang paling pertama dalam menyelewengkan agama Allah adalah bahwa kalian ini pilar-pilar utama dalam mengokohkan kakuasaan kaum munafikin yang loyal penuh terhadap musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi dan Nashrani. Kalian tidak merasa cukup dengan sikap diam dari mengatakan Al Haq dan tidak mengingkari Al Bathil, akan tetapi kalian melampaui itu sampai sikap memberikan tazkiyah bagi pemerintah Alu Salul dan menganggap sekedar mengingkari mereka sebagai bagian dari kemungkaran yang paling besar. Dan dengan ini kalian keluarkan fatwa-fatwa yang dengannya kalian anggap sebahagian du’at dan mushlihin sebagai penjahat. Dan dengan pernyataan dari kalian ini maka Ibnu Salul[5] menjebloskan kaum mushlihin itu kedalam penjara betahun-tahun. Dan sebahagian dari mereka ada yang masih ada yang menjalani kezaliman ini dipenjara, bukan karena apa-apa selain mereka mengatakan “Rabb kami adalah Allah, bukan Amerika atau Ibnu Salul….!” 2. Dengan fatwa-fatwa kalian yang kalian sepakati, kalian telah membuka negeri dua tanah suci ini bagi setiap Nashrani lacur dan bagi tentara Amerika cabul untuk melindungi pemerintahan Ibnu Salul. Kalian tidak cukup dengan membolehkan, akan tetapi kalian menjadikan pendatangan orang-orang kafir ke Biladul Haramain sebagai bagian dari kewajiban yang paling wajib !! Dan pertimbangan kalian adalah bila Amerika tidak datang tentulah lenyap pemerintahan Ibnu Salul dan tentu Saddam mengambil negerinya, sehingga kalian mengganti orang kafir dengan orang kafir untuk menetap diatas pemerintahan orang-orang munafik itu dan seluruhnya adalah buruk. Sedangkan yang paling buruk adalah orang-orang munafik karena orang-orang munafik berada didasar yang paling bawah dalam api neraka. Kemudian kalian tidak merasa cukup dengan hal itu, dan setelah berlalu 10 tahun semenjak kedatangan orang-orang liar itu, kalian tidak berhenti dibatas apa yang pernah kalian katakan dahulu diawal-awal fatwa kalian yaitu, ”bahwa kami hanya sekedar meminta bantuan mereka”dan kalian menipu orang-orang yang benar dan baik saat kalian menampakan bahwa masalahnya sekedar isti’anah (meminta bantuan), sedang setiap anak kecil didunia ini mengetahui bahwa isti’anah itu bukan dengan bentuk Amerika datang dengan pasukannya beserta berbagai macam perlengkapan dan persenjataannya serta ia menetap dinegeri ini, ini bukan isti’anah tetapi ini pendudukan….!!! Saya katakan, kalian tidak merasa cukup dengan hal itu akan tetapi kalian memberikan keleluasaan bagi mereka, dengan cara kalian menjadikan sekedar penolakan Amerika yang Nashrani yang memerangi lagi menjadikan pangkalan militernya di negeri Al Haramain dan datang dengan segala kekuatan militernya sebagai kejahatan. Dan saat sebahagian ulama bangkit menolak keberadaan militer AS ini, maka kalian mengingkari mereka dan kalian memberikan izin kepada Dinasti Salul untuk memenjarakan mereka bertahun-tahun karena mereka mengingkari kemungkaran. Kemudian kalian tidak berhenti disini saja, akan tetapi kalian melampauinya dimana kalian menjadikan militer Kristen yang bersenjatakan paling modern itu sebagai kaum kafir mu’ahid dan kafir dzimmiy, sedangkan alasan kalian adalah bahwa mereka itu datang dengan seizin Waliyul Amri dan kalian lemparkan sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam: “keluarkanlah kaum musyrikin dari jazirah Arab”. Kalian tidak perduli dengan hukum Allah dan hukum RasulNya seperti kepedulian kalian yang sangat akan pengadaan jalan keluar bagi Dinasti Salul dari perangkap yang dijeratkan Saddam terhadap mereka. Semua itu atas nama agama dan Syaik Muhammad Ibnu Abdil Wahhab. Terus diatas qiyas yang rusak ini terbangunlah sikap kalian menjadikan kaum mujahidin yang mengumumkan akan jihad melawan Amerika sebagai Khawarij, orang-orang yang memerangi Allah dan para penebar kerusakan dimuka bumi. Kemudian kalian gulirkan fatwa-fatwa yang dengannya kalian halalkan darah empat orang dari pemuda pilihan Islam. Sedangkan kejahatan mereka tidak lain adalah karena membunuh orang-orang Amerika yang memerangi, padahal kamu sudah tahu bahwa orang muslim tidak boleh dibunuh dengan sebab ia membunuh orang kafir, dan bahwa alasan kalian itu rusak dari dasarnya karena orang-orang yang kalian anggap sebagai Waliyul Amri sebenarnya adalah orang-orang munafik yang merusak aturan Allah lagi memerangi agamaNya. Dan telah merasa yakin akan hal ini setiap orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Terus andai saja alasan qiyas kalian itu benar, maka sungguh ketidak bolehan membunuh orang muslim dengan orang kafir adalah hukum syar’iy yang mutlak yang tidak bisa digugurkan dengan ijtihad atau qiyas yang rusak dari kalian. Akan tetapi mata penglihatan tidak buta namun yang buta adalah mata hati yang ada didalam dada. Kemudian ini semua sudah berlalu, dan Syaikh Usamah Ibnu Laden beserta orang-orangnya melepaskan tangannya dari kalian dan berkata: “Mereka itu ulama-ulama sesat yang terjungkir didalam kesesatan dan tidak akan keluar darinya”. Maka akhirnya kembali Syaikh Usamah dan orang-orang yang bersamanya keluar dari negeri dua tanah suci dan berangkat ke Afganistan dan beliau mengumumkan frontnya untuk memerangi Yahudi dan Nashrani Salibis serta berjihad dijalan Allah, akan tetapi beliau tetap dikejar kejahatan kalian dan kalian mengeluarkan fatwa-fatwa yang mentahdzir (menghati-hatikan) manusia darinya dan kalian menganggap beliau dan para mujahidin sebagai Khawarij, padahal sesunguhnya Syaikh Usamah melarang para pemuda jihad untuk memerangi kaum munafikin kalian dan beliau memerintahkan para mujahidin untuk mengarahkan serangan-serangannya terhadap orang-orang Amerika dan orang-orang kafir asli saja. Akan tetapi perbuatan itu tidak menyenangkan kalian, dan fatwa-fatwa kalian terus muncul dan menganggap sesat para mujahidin dan mentazkiyah (memberikan rekomendasi) bagi kaum munafikin, sehingga setiap kekasih Ibnu Salul telah menjadi kekasih kalian dan dilindungi fatwa-fatwa kalian. Kalian tidak berhenti disana saja, akan tetapi saat para mujahidin pergi menyatroni halaman rumah-rumah orang kafir dan menyerang mereka pada 11 September, kalian tidak hati-hati dan ingat akan Allah Pencipta kalian serta minimal kalian diam, justru kalian mengeluarkan fatwa-fatwa yang menyalahkan jihad para mujahidin disana dan kalian menganggapnya sebagai tindakan pengrusakan dimuka bumi, serta kalian menangisi kematian orang-orang kafir Amerika. Dan yang menghentakan adalah dusta kalian atas nama Allah dan RasulNya saat kalian klaim bahwa jihad itu tidak sah kecuali dengan izin Waliyul Amri, sedang Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:”Jihad itu berlangsung sampai hari kiamat”. Waliyul Amri diotak kalian tidak lain adalah munafikin Dinasti Salul, padahal dibenak orang-orang mu’min sesungguhnya Dinasti Salul adalah penguasa yang paling dahsyat pemerangannya terhadap Allah dan RasulNya dan yang paling besar perubahan dan penyelewengannya terhadap agama Allah. Bahkan kalian tidak berhenti dibatas itu saja, akan tetapi kalian mengajak kaum muslimin untuk membantu orang-orang kafir terhadap kaum muslimin…! sebagaimana yang dilakukan oleh sisesat Ghanim As Sadlan[6] saat dia mengajak umat untuk membantu orang Amerika melawan kaum muslimin. Maka ketenggelaman dalam kesesatan, kefasikan dan kebejatan macam apa yang lebih dahsyat dari hal ini….?! Dan orang alim macam apa yang menyuruh manusia untuk membantu orang-orang kafir melawan kaum muslimin…..?? Hai orang-orang yang disebut ulama…. Demi Allah, sesungguhnya kalian ulama sesat dan demi Allah sesungguhnya Bul’am Ibnu Baura keadaannya lebih ringan daripada kalian, karena Bul’am melepaskan diri dari ayat-ayat Allah, sedangkan kalian adalah telah merubah agama Allah diatas pengetahuan dan mengatakan kepada manusia “Inilah Islam dan inilah dakwah Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab….” Apa kalian tidak malu pada diri kalian sendiri, bagaimana dengan sebab kalian dan sebab pengguguran kalian akan hukum-hukum Allah yang tidak sejalan dengan para penguasa? Kalian jadikan Ahlus Sunnah sebagai bahan perolok-olokan bagi setiap ahli bid’ah dan kelompok-kelompok yang sesat serta bahan tertawaan bagi umat-umat yang lain? Apa kalian tidak malu dimana kalian telah menjadikan dakwah Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab suatu yang lebih mudah tunduk bagi para penguasa[7] daripada orang-orang Rafidlah kepada imam-imam mereka?? Bila saja Rafidlah telah memberikan kema’shuman terhadap para imam dari kalangan shahabat keturunan Ali radliallahu’anhu, sehingga mereka sesat dalam hal itu dan banyak menyesatkan manusia maka apa gerangan dengan kalian yang memberikan kema’shuman terhadap orang-orang yang minimal mereka itu dikatakan munafikin yang keterlaluan dalam kenifakannya? Ini dia yang mengaku dengan lisannya, bahkan ia merasa bangga dengan hal itu, yaitu telah menghabiskan 30 tahun bekerja dalam Dinas Intelejen yang loyal kepada Amerika, dan dia memberikan kekayaan ummat kepada orang-orang Amerika dan memerangi mujahidin yang dipimpin Syaikh Usamah. Namun demikian kalian tidak pernah berfikir untuk menasihatinya apalagi menyuruh dia taubat padahal dia telah melakukan salah satu kekafiran yang ditegaskan oleh kakek-kakek kalian dari kalangan ulama didalam kitab-kitab dan tulisan-tulisan mereka. Dan dia seharusnya disuruh taubat dan kaum muslimin bara’ darinya seluruhnya. Tidak terlintas dibenak kalian termasuk memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mengomentarinya dan menyangsikan akan status dia sebagai bagian dari Ulil Amri, maka contoh mana yang lebih pas untuk sikap kalian memberikan kema’shuman terhadap Dinasti Salul daripada hal tersebut…..? Sedangkan kalian memiliki kesiapan untuk mengistitabah (menyuruh bertaubat) sebagian ulama yang baik dalam beberapa masalah yang tergolong masalah furui’iyyah (cabang) yang kecil, sebagaimana yang telah kalian lakukan saat kalian mempermalukan Syaikh Dibyan Ad Dibyan dalam masalah memotong janggut yang lebih dari segenggam, sedangkan kalian tidak sedikitpun memiliki rasa tanggung jawab untuk mengistitabah orang-orang tadi padahal dia itu ongkang-ongkangan dengan kekafiran, kemunafikinan dan keloyalannya terhadap musuh-musuh Allah dari kalangan bangsa Amerika dan yang lainnya. Dan khianat macam apa terhadap umat ini yang lebih busuk dari kumpulan-kumpulan kalian untuk memberikan fatwa tentang Pokemon -dan terima kasih untuk kalian, sungguh kalian telah memberikan menfaat bagi manusia, dan semoga Allah memberkati kalian- sedangkan tragedi-tragedi besar yang terjadi menimpa umat ini justru kalian tidak berbuat apa-apa dan tidak mampu membongkar benang merah dibelakangnya karena Dinasti Salul tidak meminta fatwa dari kalian. Mana kalian dari apa yang terjadi di Iraq ? dan mana kalian dari apa yang terjadi di Afganistan dan Palestina? dan justru sikap pengecut dan buta mata hati pada si mufti ini telah sampai pada tahap dia mengharamka operasi-operasi syahid di Palestina. Sesungguhnya kalian terombang-ambing dalam kesesatan dan kedurjanaan, dan masalah pemberian kema’shuman terhadap Dinasti Salul adalah masalah yang bisa dilihat oleh setiap orang yang punya mata, jelas sejelas matahari disiang bolong. Dan kalau tidak demikian maka jelaskan kepada saya bagaimana dahulu si mufti itu memfatwakan keharaman asuransi, kemudian tatkala asuransi itu dilegalkan bahkan diharuskan oleh Dinasti Salul terhadap manusia, maka orang sesat ini memerintahkan kaum muslimin untuk tunduk kepada Dinasti Salul dalam hal memakan harta mereka dengan cara yang bathil. Maka kecelakaan besarlah bagi dia akibat dari apa yang dia fatwakan dan kecelakaan besarlah baginya akibat yang dia lakukan. Dan yang membuat kita tertawa ialah bahwa ia menyuruh manusia untuk membayar dan tidak mengambil bunga dan kompensasi dibelakang harta mereka. Bagus, tapi apa faedah kamu hai Syaikh…. sedang kamu telah memposisikan dirimu pada posisi orang-orangyang memikul amanah ilmu? Bagaimana kamu akan memberikan manfaat bagi manusia sedangkan kamu menyuruh mareka melakukan kesesatan kemudian kamu katakan kepada mereka: “jangan ambl bunga !” Bagaimana kamu akan melepaskan dirimu dari tangan-tangan yang akan bergelantung pada lehermu dihari kiamat akibat kejahatan-kejahatanmu terhadap hak Allah, hak Rasul, dan hak umat? Dan seperti apa yang telah kami buktikan bahwa kalian in lebih sesat daripada orang-orang Rafidlah, maka kami menetapkan juga bahwa kalian lebih sesat daripada Khawarij, apa kalian mau dalil-dalil? Ya, dalil dalil saya adalah bahwa kalian menghalalkan darah-darah manusia yang paling baik, yaitu para mujahidin saat kalian menganggap mereka sebagai perusak dan kalianpun memfatwakan agar mereka dibunuh, sedangkan orang-orang kafir asli yang menduduki jazirah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dari kalangan Amerika, Yahudi, dan yang lainnya. Kalian anggap mereka sebagai kaum kafir dzimmiy yang terjaga darahnya lagi tidak boleh dibunuh. Dan ini salah seorang pengikut kalian dari kalangan orang-orang sesat telah memfatwakan bahwa dua orang pemuda yang memerangi tentara Amerika di Kuwait tidak akan mencium bau surga, kenapa alasannya hai oran sesat….?! Karena pemuda itu telah membunuh orang-orang Amerika sedangkan orang Amerika itu adalah kaum kafir dzimmiy, aneh…. aneh sekali ! Dalam fiqih, akal, dan tolak ukur apa kamu menganggap pasukan besar yang menetap disuatu tempat dengan berbagai perlengkapan perangnya sebagai kaum kafir dzimmiy?! Kalian memfatwakan untuk membunuh orang Islam dan kalian biarkan kaum salibis sedangkan ini ajaran Khawarij, sedangkan Khawarij justru tidak memberontak kecuali karena klaim alasan mereka ingin menegakkan Kitabullah, namun mereka menyimpang dan sesat. Sedangkan kalian justru malah menyuruh manusia untuk taat kepada orang yang tidak menegakan Kitabullah dari kalangan Dinasti Salul, dan kalian memerintahkan untuk membunuh orang yang menuntut penegakan Kitabullah dari kalangan mujahidin yang jujur dan yang lainnya dari para du’at dan orang-orang yang melakukan perbaikan. Apa kalian paham bahwa kalian lebih sesat dari Khawarij? Kalian dalam pandangan saya adalah lebih busuk daripada Dinasti Salul, karena Dinasti Salul adalah kaum munafikin yang mencari kekuasaan dan dunia, sedangkan kalian mengklaim bahwa kalian berbicara atas nama Allah dan bahwa kalian adalah pelindung dien ini sehingga kalian telah datang dengan agama -yang demi Allah- ia bukan sama sekali bukan agama Allah, akan tetapi ia termasuk kesesatan dan penyimpangan, maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang Allah firmankan: “Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakan ;”Ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit” (Al Baqarah: 79) Kejahatan-kejahatan kalian terhadap hak Allah dan RasulNya tidak berhenti pada sikap diam saat larisnya kebathilan, akan tetapi telah melampaui pada batas kalian mendukung kebathilan ini dan menjadikannya sebagai asal (kebenaran), kemudian kalian berdusta atas nama Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab saat kalian menganggap bahwa inilah madzhab salaf dan imam yang empat. Kalian tidak punya malu dari sikap kalian mempopulerkan kebathilan dengan lisan-lisan kalian, bahkan menyandarkannya kepada imam dan ulama sunnah -semoga Allah membersihkan para imam dari fitnah kalian-. Disaat dahulu para ulama adalah sebagai pemegang amanah bagi umat sepanjang sejarah, dan saat ilmu berpisah dari kekuasaan setelah Khilafah Rasyidah, para ulama membentuk lembaga yang kokoh lagi berkaitan dengan umat secara langsung yang menjaga dien ini dan menjamin bahwa penguasa bagaimanapun ia tenggelam dalam syahwat kekuasaan, ia tidak mampu merubah hukum atau loyal kepada orang-orang kafir atau menggugurkan jihad atau menghalalkan yang haram. Akan tetapi kalian pada masa sekarang yang seharusnya menjadi tumpuan amanah umat dan agama Allah dari tangan-tangan kotor yang merubah dan menyelewengkannya, ternyata kalian wal ‘iyadzubillah malah menjadi tumpuan amanah kaum munafikin, dan kalianlah yang mengokohkan pilar-pilar kemunafikan, dan kalian lah yang mengakui kekuasaan orang-orang bejat itu saat kalian menganggap mereka sebagai para pemimpin kaum muslimin, dan kalian menjadikan sekedar pengingkaran terhadap mereka sebagai kemungkaran, sehingga kalian telah melakukan hal terburuk saat tidak merasa cukup dengan diam dari kebathilan, akan tetapi kalian merekomendasikannya dan menjadikannya sebagai kebenaran sedang selainnya adalah kebathilan sehingga hal itu lahirlah kekuasaan disetiap pilar-pilar masayarakat. Dan tidaklah berlebihan bila saya katakan bahwa kalianlah yang bertanggung jawab langsung dari setiap kerusakan yang terjadi dinegeri Al Haramain. Dengan sebab kalianlah digugurkan hukum-hukum Islam terbesar yang paling pertamanya yaitu al hukmu bima anzalallah. Ini mahkamah-mahkamah perdagangan menjadi saksi itu atas kalian, dan ini gedung riba dihadapan Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi membongkar kebusukan-kebusukan kalian dihadapan khalayak…. Dan dengan sebab kalian dan sikap diam kalian, orang-orang sekuler menguasai media pemberitaan dan menyebarkan kerusakan ditengah umat lewat jaringan-jaringan udara dan yang lainnya…. Dengan sebab kalian, kekayaan umat dihambur-hamburkan dan dipakai berfoya-foya oleh sekelompok kaum munafikin yang zalim dan otoriter… Dengan sebab kalian kekuasaan sudah mendarah daging dan telah menjadi suatu hal yang tidak diingkari seorangpun, serta siapa yang berani mengingkari maka ia akan dijebloskan kepenjara…. Dengan sebab kalian orang-orang kafir mengendalikan negeri-negeri Islam dan negeri Islam yang paling suci tanah haramain…. Dengan sebab kalianlah merejalelanya kekacauan dalam persidangan, merebak pula kezaliman dan hudud hanya ditegakan terhadap orang-orang yang lemah, namun tidak ditegakan terhadap seorangpun dari Alu Salul. Ini dia seorang pilar Alu Salul mencak-mencak bahwa Alu Salul tidak boleh ditegakan hudud terhadap mereka dihadapan kalian…. Dan saya menambahkan ucapan buat ulama resmi pemerintah, bahwa kalian sama sekali tidak segan-segan dari mempermainkan agama dan menaklukannya sesuai keinginan-keinginan pemerintah. Ini dia Syaikh Al Mani’ saat ditanya tentang asuransi, dia berkata: “Bukankah ada perselisihan didalamnya dan ia itu tidak seperti keharaman zina? dan selagi ada perselisihan didalamnya menurut qiyas kalian, maka wajib mengikuti pemimpin dan mentaatinya karena ia memiliki hak ijtihad dalam memilih apa yang diperselisihkan. Baik hai Mani’, sungguh dahulu Ahlus Sunnah telah berselisih dalam masalah khuruj(pemberontak) terhadap para penguasa yang fasiq, apalagi kalau orang-orang kafir, akan tetapi kenapa kalian menjadikan dalam fatwa-fatwa kalian dan alur pemikiran kalian masalah khuruj terhadap para penguasa itu termasuk dosa besar yang paling besar ? dan kalian menjadikannya sebagai masalah yang qath’iy (pasti) dan kalian tidak mempertimbangkan bahwa didalamnya telah terjadi perselisihan yang kuat dan jelas diantara ulama dari kalangan shahabat tabi’in ? Bahkan kalian berdusta atas nama Ahlus Sunnah saat kalian mengklaim bahwa mereka telah ijma untuk tidak khuruj terhadap penguasa itu, padahal para penuntut ilmu yang yunior saja mengetahui bahwa Ahlus Sunnah yang mengatakan tidak boleh khuruj terhadap para penguasa yang fasiq tidaklah mengatakan: wajib mentaati mereka dalam kesesatan dan dalam pengguguran hukum-hukum Islam, justru Ahlus Sunnah sepakat seluruhnya bahwa dia itu penguasa yang tidak memiliki puluhan perkara yang mengugurkan kekuasaan dan pemerintahan atas kaum muslimin. Kalian menjadikan mereka barisan para shahabat tidak boleh khuruj terhadap mereka dan tidak disentuh sedikitpun, apalagi kalau disejajarkan pada deretan para penguasa muslim yang fasiq? Dan dari sekarang dan seterusnya saya meminta dari umat agar tidak pergi lagi kepada mereka itu, karena hujjah sudah tegak atas mereka dan terbongkar sudah urusan mereka. Mereka tidak punya hak saat kita berjumpa dengan mereka selain kita bacakan kepada mereka:“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah jelas bagi kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab. Mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati”. (Al Baqarah: 159) Wahai para pemuda umat, apabila kalian berjumpa dengan salah seorang dari mereka maka bacakanlah didepan mereka: Mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati. Hadapi mereka dengan ayat ini disetiap waktu sampai mereka kembali dari kesesatannya. Dan ketahuilah wahai para pemuda umat bahwa terus menerus kalian dekat dari mereka tidak akan menambah mereka kecuali kedurjanaan dan kebejatan, maka lemparilah mereka dengan halilintar Al Haq dan bacakanlah dihadapan mereka ayat-ayat dan hadist-hadist yang melaknat dan yang menghati-hatikan dari para ulama-ulama pengkhianat. Qana’ahlah dari mereka secara total dan cucilah tangan dan hati dari mereka karena mereka adalah sumber segala kejahatan dan sumber dibalik setiap bencana. Jangan kalian menduga bahwa mereka bisa mengurai atau mengikat. Ini keputusan persahabatan telah berjalan sedang mereka diam, ini keputusan persekongkolan bersama Yahudi sedang mereka diam, bahkan diantara mereka ada yang, memberkahinya, dan keputusan-keputusan yang lebih busuk dan lebih keji, maka tunggulah…..!! Dan mereka berkata kepada kamu: “kami akan menasihati para pengusa itu dan mengingatkan mereka”, maka ketahuilah bahwa mereka itu dusta dan tidak akan melakukannya, dan keputusan persaudaraan serta keputusan-keputusan lainnya yang telah lalu tidak akan dibatalkan karena pada dasarnya mereka itu dipasang untuk mengokohkan kekuasaan kaum munafikin itu, dan mereka tidak akan melakukan sesuatupun yang membahayakan pemerintah nifaq atau menggugurkan keabsahan-keabsahannya. Seandainya pada mereka itu terdapat kebaikan, tentulah tidak akan berjalan terus diatas riba yang ditata dengan undang-undang lagi dilindungi oleh kaum munafikin lebih dari 30 tahun tanpa ada sedikitpun pengingkaran terhadap Dinasti Salul, dan tidak akan berjalan pula dalam tenggang waktu ini kegiatan penerapan budaya barat dinegeri ini, dan tidak akan tersisa seorang sekulerpun dalam aparatur negara seandainya memang para ulama itu melaksanakan kewajiban syar’iy dan amanah yang dibebankan oleh Allah dan RasulNya. Saya mengingatkan umat dan mengingatkannya dengan hal yang bahaya, yaitu dalam contoh Kristen, saat penguasa yang zalim bersekongkol dengan kedurjanaan, maka bangsa Eropa bangkit berontak dengan revolusi Prancis terhadap agama semuanya, mereka hempaskan agama dan berlindung dengan serkularisme. Dan bila kalian biarkan para ulama pengkhianat itu mengacak-acak agama Allah sesuka hati mereka, maka sungguh akibatnya -demi Allah- sangat hina. Benar bahwa agama Allah akan terjaga, akan tetapi al haq ini harus memiliki orang-orang yang menegakannya, kita tiada takut tetapi wajib hati-hati dari akibat-akibat seperti ini, dan kita katakan sesungguhnya dengan sebab karunia Allah, tidak mampu sekalipun Paulus yang paling menyimpang dan raja yang paling zalim dan bengis tidak mampu menyembunyikan hakikat Islam, dan orang-orang didalamnya dari kalangan ahli ilmu yang memerangi dengan cahaya al haq dan para mujahidin selalu sigap terhadap orang yang berupaya menyesatkannya, dan yang paling terdepan adalah Syaikh kita yang terbimbing Usamah Ibnu Laden -kita memohon taufik dan kemenangan baginya kepada Allah ta’ala-. Sebagaimana wajib atas kalian hai para pemuda Islam berkumpul disisi ahli ilmu yang masih tersisa yang mengarahkan al haq dan tidak takut di jalan Allah celaan orang yang mencela. Dekatlah dengan para Syaikh itu dan jagalah mereka dengan dada kalian sebelum mereka terkena kebusukan dari kaum munafikin dan para ulama pengkhianat itu. Berkumpulah semoga Allah memberkahi kalian disisi salaf, yaitu ahli ilmu yang mengharapkan wajah Allah !! Milikilah kitab-kitab Syaikh Hamud ‘Uqla rahimahullah dan berkeliling disekeliling murid-muridnya dari kalangan yang kami nilai mereka diatas jalan yang benar. Mereka adalah amanah dileher kalian, dan jangan biarkan pedang-pedang nifaq dan khianat mampu menyentuh mereka dengan keburukan sampai Allah menentukan suatu yang pasti terjadi. Penterjemah: Abu Sulaiman Aman Abdurrahman [1] Ulama-ulama pemerintah thaghut Saudi maksudnya(Pent.) [2] Makdudnya Dinasti Saudi sekarang(Pent) [3] Mufti Saudi sekarang Abdul Aziz Alu Asy Syaikh(Pent) [4] Dia menteri wakaf dan urusan haji negara kafir Saudi, Shalih Alu Asy Syaikh.(Pent) [5] Dia adalah Fadh Ibnu Abdil Aziz. (Pent) [6] Ia adalah guru besar Universitas Muhammad Ibnu Su’ud di Riyadh, ia termasuk ulama pemerintah Saudi.(Pent) [7] Ya, realita seperti itu, Kaum Salafi Maz’um yang paling mengaku Ahlus Sunnah dan mengklaim mengikuti dakwah Syaikh Muhammad, padahal Ahlus Sunnah dan Syaikh sendiri bara’ dari perbuatan mereka. Mereka adalah selalu loyal kepada pemerintah thaghut yang mereka anggap muslim.(Pent) https://millahibrahim.wordpress.com/2007/08/05/bila-keledai-ilmu-menjadi-rujukan-salafiyun-mazum/