Sabtu, 14 Maret 2015

Menyongsong Perang Ahzab Jilid Dua

Aneh Umat ini, dan aneh pula orang-orang yang dianggap tokoh dan di-ulama-kan umat, seolah mereka tidak pernah membaca Al Qur’an dan mengkaji Sirah Nabawiyyah. Setiap kali fitnah dan tuduhan disematkan kepada Daulah Islamiyyah, maka Allah Ta’ala memberikan jawabannya dengan fakta realita yang nyata, namun setiap kali syubhat dan fitnah itu terbantahkan maka para pendengki dan musuh Daulah itu mendatangkan syubhat dan fitnah yang lain, dan begitulah seterusnya, ini semua tidak lain adalah dikarenakan Daulah Islamiyyah itu membawa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang benar-benar murni lagi segar seolah ia baru diturunkan, sedangkan setiap nabi itu memiliki musuh dari kalangan setan manusia dan jin yang melontarkan syubhat yang dikemas dengan kemasan yang indah dalam rangka menipu manusia, maka begitu juga setiap orang atau pihak yang membawa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang murni maka ia akan memiliki musuh dan pendengki dari kalangan setan jin dan manusia yang melontarkan syubhat dan fitnah dalam rangka menipu umat dan memalingkan mereka darinya, Allah Ta’ala berfirman: وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al An’am: 112). Ketahuilah dan ingatlah bahwa barangsiapa tidak mengenali al Haq dan Daulah Khilafah sekarang, maka dia tidak akan mengenali al Haq dan Daulah Khilafah di saat kemunculan Al Mahdiy dan datangnya Dajjal, dikarenakan syubhat semakin hari semakin besar dan pekat, bila dengan syubhat murahan saja banyak orang terpengaruh dan mengikutinya serta malah mencela pihak yang benar, maka bagaimana dengan fitnah Dajjal yang mana ia adalah fitnah paling besar yang tidak seorangpun merasa mantap dengan imannya terus ia mendatangi Dajjal dalam rangka menghujjahnya namun pada akhirnya ia malah jadi pengikut Dajjal, karena sangat dasyatnya syubhat yang dibawanya. Maka sadarlah wahai para pencela Daulah Khilafah, sambutlah karunia Allah Ta’ala yang sudah ada di depan mata kita yaitu Daulah Khilafah, dan kasihanilah diri kalian yang sekarang sudah berbaris bersama salibis, zionis dan para thaghut murtad serta para penyembah berhala di BARISAN dan fusthath (Tenda/Kubu) penentang Daulah Islamiyyah. Perang Ahzab (Multi Nasional) dalam memerangi dan mengepung Daulah Islamiyyah akan dimulai yang dipimpin oleh Amerika, dan itu adalah tanda awal kemenangan yang telah Allah Ta’ala janjikan, sebagaimana Perang Ahzab di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah disambut para sahabat dengan keyakinan datangnya janji Allah Ta’ala, di mana Allah Ta’ala berfirman: وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا “Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (Al Ahzab: 22), dikarenakan Nashrullah itu akan datang di saat puncak kesulitan dan puncak kesabaran: أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah: 214), dan Dia berfirman: فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Asy Syarh: 5-6). Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, dan pertolongan itu bersama kesulitan, serta bersama kesusahan itu ada kemudahan.” Akan tetapi orang-orang munafiq dan para pendengki Daulah Islamiyyah, maka di saat Daulah itu dikeroyok oleh pasukan Sekutu (Ahzab/Multi Nasional), maka mereka aka mencemoohkan Daulah Islamiyyah dan akan menyalahkannya dikarenakan telah mengundang banyak musuh serta mereka meyakini bahwa Daulah Islamiyyah itu pasti hancur dan mereka menyalahkan Manhaj Daulah Islamiyyah, sebagaimana kaum munafiqin di zaman Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meyakini hal yang sama di saat pasukan Ahzab mengepung Madinah, Allah Ta’ala mengisahkan: إِذْ جَاؤُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتْ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا “(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”.” (Al Ahzab: 10-12). Dengan kondisi itu orang-orang mu’min yang jujur meyakini bahwa itu justru awal dari datangnya Nashrullah, karena pertolongan Allah Ta’ala akan datang di atas puncak kesabaran dan puncak kesulitan, dan itulah yang terjadi pada perang Ahzab di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana di dalam kondisi yang sangat genting itu datanglah nashrullah: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (Al Ahzab: 9), dan berfirman: وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا “Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al Ahzab: 25). Dan setelah Ahzab itu maka tidak ada lagi kecuali invasi kaum muslimin ke negeri-negeri kafir, Rasulullah mengatakan setelah cerai-berainya Ahzab: الْآنَ نَغْزُوهُمْ وَلَا يَغْزُونَنَا “Sekarang kita yang menginvasi mereka dan mereka tidak akan menginvasi kita lagi.” Maka setelah itu disapu bersihlah kaum Yahudi Banu Quraidhah yang membantu musyrikin Quraisy di Ahzab, di mana mereka dikepung oleh pasukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di benteng-benteng mereka dan akhirnya mereka menyerah pasrah, Allah Ta’ala mengisahkan: وَأَنزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُم مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَّمْ تَطَؤُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا “Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.” (Al Ahzab: 26-27). Di mana tanah, harta dan rumah-rumah mereka menjadi rampasan perang milik kaum muslimin, dan anak-anak dan para wanita mereka menjadi hamba-sahaya bagi kaum muslimin, serta laki-laki yang sudah baligh mereka dipenggali lehernya satu persatu dalam satu hari atas perintah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dan dimasukkannya mayat-mayat mereka itu di parit-parit yang digali di pasar-pasar Madinah, sedang jumlah yang dibunuh itu berkisar antara 600-900 orang Yahudi. Dan setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menaklukkan suku-suku kafir dan memberikan pelajaran kepada suku-suku kafir yang telah menindas kaum muslimin, dan kemudian perjanjian Hudaibiyyah di mana eksistensi kenegaraan Daulah Islam di Madinah diakui oleh Otoritas Jazirah Arab yaitu musyrikin Quraisy, dan setelah itu terjadilah Futuh Mekkah. Dan in syaa Allah kondisi itu akan dilalui juga oleh Daulah Islamiyyah atau Daulah Khilafah, baik musuh atau pendengki itu suka maupun tidak suka. Di saat Ahzab jilid dua itu terjadi dengan Koalisi pimpinan Amerika menyerang Daulah Islamiyyah, maka kafirlah setiap orang yang menginginkan kehancuran Daulah Islamiyyah oleh Ahzab itu, dan munafiq-lah orang yang menyembunyikan keinginan itu di hatinya, dan keinginan hati itu akan Allah tampakkan di dalam ungkapan-ungkapan lisan samar mereka, Allah Ta’ala berfirman: أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ وَلَوْ نَشَاء لَأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُم بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ “Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.” (Muhammad: 29-30). Walau akan ada segolongan pihak yang akan menjadi penonton yang menunggu siapa pemenang di dalam Perang Ahzab itu, dan mereka akan mengikuti pihak pemenang, sebagaimana kaum arab pedalaman zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi penonton dan menggantungkan keagamaan mereka kepada pihak yang menang, di mana mereka menyandarkan kebenaran ajaran kepada kemenangan pihak yang berperang, Allah Ta’ala mengisyaratkan kepada mereka itu di dalam firman-Nya: يَحْسَبُونَ الْأَحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوا وَإِن يَأْتِ الْأَحْزَابُ يَوَدُّوا لَوْ أَنَّهُم بَادُونَ فِي الْأَعْرَابِ يَسْأَلُونَ عَنْ أَنبَائِكُمْ وَلَوْ كَانُوا فِيكُم مَّا قَاتَلُوا إِلَّا قَلِيلًا “Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badwi, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu. Dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.” (Al Ahzab: 20). Oleh sebab itu di saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menaklukkan Mekkah maka berbondong-bondonglah berbagai suku pedalaman masuk Islam. Dan kondisi ini in Syaa Allah akan terjadi pula, di mana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa dien ini akan sampai ke semua tempat yang ada malam dan siang, dien ini akan masuk ke setiap rumah, baik rumah yang terbuat dari tanah maupun dari bulu-bulu hewan dengan kejayaan orang yang jaya dan kehinaan orang yang hina. Maka ambillah bagian posisimu wahai kawan, apakah bersama Daulah Islamiyyah, atau bersama Ahzab (Amerika dan sekutunya dari kalangan para thaghut juga para ulama suu’ yang merapat dengan thaghut dan rela menjadi sepatu mereka) atau menjadi penonton seperti orang-orang arab badui menunggu siapa pemenang?! Abu Sulaiman Al Arkhabiliy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar