Sekarang ini para tokoh yang
mengaku Islam memvonis orang-orang yang mendukung Daulah Islamiyyah atau
Khilafah Islamiyyah (bukan ISIS karena ISIS sudah tidak ada) sebagai
orang-orang yang sinting alias gila seperti kutipan berikut: (“Hanya
orang sinting saja yang mau bergabung dengan ISIS dan kelompok sejenis
itu,” kata Syafi’i kepada Tempo melalui
pesan singkat, Kamis, 31 Juli 2014. http:
//www.tempo.co/read/news/2014/08/01/078596645/Syafii-Maarif-Dukung-ISIS-Itu-Sinting).
Padahal Daulah Islamiyyah itu
murni membawa ajaran yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan melaksanakan tauhid yang merupakan dakwah para nabi dan
rasul, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga dituduh oleh
kaumnya yang kafir sebagai orang sinting alias gila, sebagaimana firman
Allah Ta’ala:
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوا آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍ
“Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah”
(Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan
diri. dan mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?”.” [Ash Shaaffaat: 35-36],
dan firman-Nya Ta’ala:
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنكِرُونَ أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ بَلْ جَاءهُم بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
“Ataukah
mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?
Atau (apakah patut) mereka berkata: “Padanya (Muhammad) ada penyakit
gila.” Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan
kebanyakan mereka benci kepada kebenaran.” [Al Mu’minun: 69-70].
Jadi jangan heran bila para
pendukung Daulah Islamiyyah itu dituduh sinting alias gila, karena
panutan mereka yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dituduh
gila juga oleh para tokoh saat itu.
Sebagian para tokoh yang mengaku
islam di negeri ini juga menyebut para pendukung Daulah Islamiyyah juga
sebagai orang-orang bodoh alias dangkal pemikirannya, seperti kutipan
berikut: (“Yang
mendukung ISIS adalah orang bodoh karena tidak memahami pribadi dan
sejarah bangsa Indonesia sendiri. Bagi NU, NKRI yang berdasarkan
Pancasila adalah upaya final untuk mendirikan negara Indonesia,”
tukasnya. http:
//www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/08/05/n9tsfo-pbnu-yang-mendukung-isis-adalah-orang-bodoh).
Maka itu tidaklah mengherankan
dikarenakan para pengikut para Nabi juga disebut sebagai orang-orang
yang dangkal pemikiran lagi bodoh, sebagaimana apa yang Allah Ta’ala
firmankan tentangnya:
فَقَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قِوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلاَّ بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلاَّ الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ
“Maka
berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak
melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami,
dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan
orang-orang yang hina dina di antara kami yang dangkal pemikiran, dan
kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami,
bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”.” [Huud: 27].
Mereka disebut dangkal pikiran
dan bodoh dikarenakan mereka mengikuti murni apa yang Allah dan
Rasul-Nya ajarkan dan perintahkan tanpa menentangnya dengan akal-akal
yang telah terkontaminasi oleh virus-virus kesukuan dan sekulerisme, di
mana syiar mereka adalah sami’naa wa atha’naa (kami mendengar dan taat)
sehingga disebut bodoh dan dangkal karena tidak dipertimbangkan dengan
pola pikir Barat dan Filsafatnya yang mendominasi masa kini dan telah
merasuki jiwa-jiwa bermental jajahan.
Para thaghut dan rengrengannya
juga mengancam para pendukung Daulah Islamiyyah dan yang berbai’at
kepadanya dengan ancaman pencabutan kewarganegaraan (pengusiran sosial)
kecuali kalo mau kembali kepada ajaran Islam ala Indonesia (alias
beragama Pancasila), seperti kutipan berikut: (Ketua Umum Pimpinan Pusat
Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mendesak pemerintah untuk
mencabut kewarganegaraan warga negara Indonesia yang terbukti menjadi
pendukung Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). “WNI yang menjadi
pejuang ISIS di Timur Tengah harus dicabut (kewarganegaraannya).
Tindakan tegas diperlukan agar mereka tidak mudah kembali ke Indonesia
untuk menyebarkan paham dan ideologinya,” kata Saleh Partaonan Daulay
saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/8/2014), http:
//www.antaranews.com/berita/447254/pemuda-muhammadiyah-cabut-kewarganegaraan-wni-pendukung-isis).
Maka begitu juga para thaghut
zaman dulu mengancam para nabi dan para pengikutnya dengan ancaman yang
sama, sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan:
قَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُواْ مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ
“Pemuka-pemuka
dari kaum Syuaib yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami
akan mengusir kamu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu
dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami”. Berkata Syuaib:
“Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak
menyukainya?”.” [Al A’raf: 88],
dan firman-Nya Ta’ala:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُم مِّنْ أَرْضِنَآ أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ
“Orang-orang
kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka: “Kami sungguh-sungguh akan
mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami”.
Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka: “Kami pasti akan membinasakan
orang-orang yang lalim itu,” [Ibrahim: 13].
Bila para thaghut masa kini
berusaha menghalang-halangi kaum muslimin dari berhijrah ke Daulah
Islamiyyah, maka orang-orang kafir dahulu juga sama seperti itu yaitu
menghalang-halangi kaum muslimin dari hijrah bahkan hatta hijrah ke
negeri kafir yang lebih aman-pun mereka tidak rela sehingga dahulu
musyrikin Quraisy mengirim duta untuk menyusul kaum muslimin yang hijrah
ke Habasyah di awal Islam, dan ketika sudah ada Darul Islam di Madinah
dan hijrah diwajibkan maka musyrikin Quraisy-pun berupaya menggagalkan
hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan melakukan
penyisiran perjalanan, dan mereka mencegat para shahabat yang hendak
hijrah dan memenjarakan mereka. Shuhaib Ar Rumiy bahkan ketika hendak
hijrah dicegat musyrikin Quraisy dan mereka melepaskannya setelah ia mau
memberikan seluruh hartanya kepada mereka, sehingga ketika sampai turun
ke Madinah Allah Ta’ala menurunkan ayat ini:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ وَاللّهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ
“Dan
di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” [Al Baqarah: 207]
dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya:
ربح البيع
“Beruntunglah penjualan itu”,
begitu pula sebagian orang-orang
kafir mau melepaskan muhajirin bila sudah memberikan tebusan. Itulah
perilaku-perilaku kaum kafir yang selalu sama pola dan bentuknya, hanya
beda nama dan zamannya saja. Allah Ta’ala berfirman:
أَتَوَاصَوْا بِهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ
“Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” [Adz Dzariyat: 53],
dan berfirman:
تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ
“Sungguh serupa hati-hati mereka itu.” [Al Baqarah: 118].
Jadi janganlah heran kita semua
dengan tindakan para thaghut dan kaki tangan mereka terhadap para
muwahhidin. Bersabarlah karena bila dulu ada Badar, Uhud, Hudaibiyyah
dan Futuh Mekkah maka begitu juga zaman ini akan ada juga hal serupa.
Sebagaimana dulu di awal Islam kaum muwahhidin dalam kondisi ketakutan
dan kekhawatiran ditangkap dan dibunuh, sebagaimana firman-Nya Ta’ala:
وَاذْكُرُواْ إِذْ أَنتُمْ قَلِيلٌ مُّسْتَضْعَفُونَ فِي الأَرْضِ تَخَافُونَ أَن يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُم بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan
ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi
tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan
menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan
dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu
rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” [Al Anfal: 26],
maka begitu juga di masa
kelahiran Islam hakikiy di akhir zaman ini akan ada fase ketakutan dan
kekhawatiran, dan sebagaimana dulu ada fase Hudaibiyyah yang pada
kondisi itu kaum muslimin merasa aman dan Daulah Islam diakui
eksistensinya yang diperhitungkan dalam politik dunia, maka tidak lama
lagi in Syaa Allah fase itu akan kita alami, dan sebagaimana dulu ada
fase futuh Mekkah di mana manusia berbondong-bondong masuk islam maka in
Syaa Allah fase itu akan kita alami sebagaimana di dalam janji Allah
Ta’ala yang telah dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di
mana Islam akan masuk ke setiap rumah di bumi ini dengan kejayaan orang
yang jaya dan kehinaan orang yang hina. Maka bersabarlah sampai akhir
hayat, dan ingatlah bahwa hakikat kemenangan itu adalah keteguhan di
atas tauhid dan manhaj. Daulatul Islam Baqiyah Bi Idznillah Ta’ala
walaupun para thaghut dan para ulama suu’ itu tidak menyukai dan tidak
menginginkannya, serta walaupun mereka berusaha keras dan mengerahkan
segala upaya dalam memadamkan dan menumpasnya, karena cahaya Allah
Ta’ala tidak mungkin bisa dipadamkan, Allah Ta’ala berfirman:
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak
menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk
(Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala
agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” [At Taubah: 32-33],
dan berfirman:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِؤُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka
ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya
meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas
segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.” [Ash Shaff: 8-9].
Dienullah ini adalah Nuur
(Cahaya) dan Naar (Api), cahaya yang menerangi jalan orang-orang mu’min
dan api yang membakar orang-orang kafir. Maka gunakanlah akal sehat
kalian dan ambillah pelajaran dari perjalanan umat terdahulu. Semoga
shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan semua
sahabatnya. Dan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
Abu Sulaiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar