Kronologi Tegaknya Khilafah (1924-2014)
Sesungguhnya kaum muslimin tidak pernah istirahat dari berjihad. Dari masa ke masa, baik pada masa kejayaan maupun masa kemunduran. Jihad terus ada sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Sesungguhnya kaum muslimin tidak pernah istirahat dari berjihad. Dari masa ke masa, baik pada masa kejayaan maupun masa kemunduran. Jihad terus ada sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Akan
senantiasa tertambat kebaikan pada jambul kuda hingga hari kiamat, yaitu
pahala dan ghanimah (rampasan perang)” (HR. Al Jamaah)
Hadits tersebut
menunjukkan dengan kiasan yaitu “pada jambul kuda” yaitu peperangan.
Sebab pada zaman nabi kuda adalah kendaraan perang paling canggih dan
hal tersebut masih dipelajari oleh militer manapun di dunia ini sampai
kapanpun. Kebaikan yang disebutkan adalah “pahala” dan “ghanimah”
semakin memperjelas maksud hadits ini yaitu mengenai perintah untuk
berperang hingga hari kiamat.
Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab Syarah Shohih Muslim ketika mengomentari hadits ini:
“Sabda
Rosululloh SAW: “Akan senantiasa tertambat kebaikan pada jambul kuda
hingga hari kiamat,” ditafsirkan oleh hadits lain dalam hadits shohih:
“Kebaikan itu adalah pahala dan ghanimah.” Hadits ini menunjukkan bahwa
Islam dan jihad akan tetap eksis hingga hari kiamat, maksud hingga hari
kiamat adalah hingga sesaat sebelum kiamat terjadi, yakni ketika datang
angin harum dari Yaman yang mencabut nyawa setiap mukmin, laki-laki
maupun perempuan, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits shohih.”
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Jihad akan
tetap berjalan sejak Allah mengutusku hingga umatku yang terakhir
memerangi Dajjal, ia tidak akan dihentikan oleh kejahatan orang jahat
ataupaun keadilan orang adil.” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Akan selalu
ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka
menang, hingga hari kiamat tiba.” (HR. Bukhari & Muslim)
Jika kita
melihat negri kita, Indonesia, maka jihad tidaklah asing. Ia ada dan
hidup ratusan tahun dan menjadi penyemangat dalam melawan kafir
penjajah. Namun generasi baru kebanyakan lupa dan terpengaruh oleh barat
dalam beragama sehingga seakan-akan menghilangkan jihad dari islam.
Jika kita melihat apa spirit dari perlawanan rakyat indonesia, maka akan
kita lihat spiritnya tiada lain adalah jihad fi sabilillah.
Runtuhnya Khilafah Utsmani (1342 H/1924 M)
3 Maret 1924
Khilafah utsmaniyyah dibubarkan oleh seorang Yahudi yang menyamar
menjadi seorang muslim, yaitu Mustafa Kemal Attaturk la’natullah alaih.
Tahun 1924 hanyalah peruntuhan simbolis khilafah, sebab sejatinya
khilafah telah runtuh jauh sebelumnya. Terjadi banyak penyimpangan dalam
khilafah ini dan pada masa itu umat islam dalam keadaan jumud dan
mundur, sementara kaum kafir eropa sedang bangkit karena mereka
meninggalkan otoritas gereja.
Peruntuhan
khilafah ini benar-benar dilakukan barat secara sistematis. Serangan
dari sisi militer pada awalnya berhasil ditangkis, namun serangan budaya
dan aqidah, utsmani tidak berdaya. Meskipun beberapa Khalifahnya
berjuang melawan dan menghapus undang-undang barat tersebut, namun hal
itu kembali ketika pada masa khalifah sesudahnya, bahkan utsmani
membentuk parlemen, hal ini semakin menjauhkan utsmani dari sistem
khilafah yang sebenarnya.
Meskipun
penyebab runtuhnya khilafah adalah karena kekalahan fisik dari negara
kafir penjajah, namun sejatinya hal ini disebabkan oleh internal umat
islam sendiri. Umat islam saat itu sudah mulai terpengaruh oleh budaya
barat, pemikiran barat dan sistem pemerintahan barat. Sehingga ketika
khilafah runtuh, umat islam seakan tidak berdaya dan menerima hal
tersebut.
Berdirinya Negara Zionis Israel (1367 H/1947 M)
Pada
14 Mei 1948 M Yahudi memploklamirkan kemerdekaan negara Israel. Hal ini
telah disetujui sebelumnya oleh PBB (United Nation) pada tahun 1947 M.
Yahudi mendirikan negara israel di tanah Palestina yang sebelumnya
merupakan wilayah khilafah utsmani. Cita-cita pendirian negara Israel
telah dicetuskan oleh Theodor Herzl sejak tahun 1897 M dalam Kongres I
Zionis di Swiss.
Theodor Herzl
sebelumnya telah meminta pada Khalifah Abdul Hamid II untuk diberikan
tanah palestina dengan iming-iming 35 juta lira emas, namun tawaran ini
ditolak mentah-mentah oleh Khalifah. Setelah runtuhnya Khilafah Utsmani
maka tidak ada lagi penghalang bagi gerakan Zionis Yahudi untuk
mengambil alih tanah Palestina.
Maka darah kaum
muslimin pun tertumpah, bagai tak berharga. Tanah-tanah mereka
dirampas. Rumah, masjid, sekolah, segalanya dihancurkan oleh Yahudi yang
dibantu oleh Inggris. Diatas genangan darah kaum muslimin itulah negara
Israel didirikan. Maka konflik kaum muslimin dengan Zionis Yahudi tetap
abadi hingga Yahudi hengkang dari tanah Palestina.
Jihad Afghanistan melawan Rusia (1400 H/1979 M)
Tahun ini
adalah awal abad ke 15 umat islam. Pada tahun ini geliat kebangkitan
umat islam mulai muncul dengan jihad di afghanistan melawan Uni Soviet /
Rusia. Rusia saat itu menginvasi umat islam di Afghanistan dan
menwaskan lebih dari satu juta umat islam. Tokoh penting jihad
afghanistan adalah Usamah bin Ladin dan Abdullah Azzam, dua tokoh ini
dianggap oleh barat sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap
bangkitnya gerakan jihad pada abad 20. Jihad Afghanistan berhasil
menarik kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia untuk berangkat
kesana. Jihad ini dianugerhai Allah kemenangan dan berhasil memukul
mundur Rusia dari Afghanistan.
Berdirinya Al-Qaidah di Afghanistan (1409 H/ 1989 M)
Setelah Rusia
kalah dan meninggalkan Afghanistan, sempat terjadi konflik antar rakyat
Afghanistan. Rakyat yang kemarin satu komando, menjadi berpecah belah
dan masing-masing pihak ingin menguasai daerah sendiri-sendiri. Perang
sipil pun terjadi, hal ini menyebabkan banyak mujahidin kembali ke negri
mereka masing-masing. Syeikh Usamah bin Ladin pun mendirikan Al-Qaidah,
sebuah gerakan jihad global yang kelak menjadi musuh nomor satu negara
kafir penjajah, terutama Amerika Serikat (AS).
Al-Qaidah sadar
bahwa musuh utama umat islam adalah negara kafir penjajah barat,
terutama Amerika serikat yang melakukan kejahatan di banyak negri
muslim. Bebebrapa prestasi Al-Qaidah adalah berhasil menembak jatuh
Helikopter milik AS di Somalia, peristiwa ini lebih dikenal dengan Black
Hawk Down. Peristiwa ini bahkan dibuat film oleh AS, meski banyak
sekali propaganda busuk didalamnya dalam rangka menjelek-jelekkan
mujahidin Al-Qaidah. Prestasi lainnya adalah berhasil menghancurkan
gedung WTC di AS melalui pembajakan pesawat. Peristiwa yang sangat
memalukan bagi AS tersebut dan membawa kerugian besar.
Kebangkitan Mujahidin Taliban di Afghanistan (1414 H/1994 M)
Saat
Afghanistan dilanda krisis perang sipil, Taliban muncul sebagai pihak
yang memerangi dan menumpas para gerombolan perampok. Taliban dibawah
pimpinan Mullah Omar berhasil menciptakan kemanan di wilayah yang
dikuasainya. Wilayahnya pun terus meluas hingga merata di seluruh
wilayah di Afghanistan. Hal ini menarik Usamah bin Ladin (Al-Qaidah)
untuk kembali ke Afghanistan dan berjuang bersama.
Taliban
mendirikan Imarah Islam Afghanistan (IIA), yang berarti pemerintahan
islam afghanistan. IIA menerapkan hukum syariah di wilayahnya, namun
menolak disebut sebagai khilafah. Bahkan IIA mengakui batas-batas
wilayah dengan negara lain. Artinya IIA mencukukpan diri sebagai negara
islam regional.
9/11 Strategi Al-Qaidah Memancing macan Turung Gunung (1422 H/2001 M)
Al-Qaidah
membuat dunia terkejut dengan sebuah peristiwa yang dikenal dengan 9/11.
Amerika Serikat yang diklaim memiliki keamanan tingkat tinggi mampu
dipecundangi oleh Usamah bin Ladin. Menara kembar WTC yang merupakan
salah satu pusat ekonomi AS pun runtuh, menimbulkan korban jiwa dan
kebangkrutan ekonomi.
AS pun menjawab
serangan 9/11 tersebut dengan mengirimkan pasukan ke Afghanistan.
Perang pun dimulai, strategi AL-Qaeda berhasil dengan memancing AS
datang ke Afghanistan, dimana medannya tidak dikuasai AS. Meski AS mampu
meluluhlantakkan Afghanistan, namun AS tidak bisa menghabisi Al-Qaeda
dan Taliban, yang ada justru korban dari kalangan tentara AS semakin
banyak dan sebagian lainnya mengidap penyakit jiwa lantaran ketakutan.
Korban sipil yang ditimbulkan oleh penyerangan AS menyulut kemarahan
umat islam dan memancing umat islam untuk menyerang AS di segala penjuru
negri. AS pun menggelontorkan dana yang sangat banyak, sekitar 6 Milyar
USD perbulan dihabiskan untuk perang di Afghanistan namun tetap saja
Al-Qaeda dan Taliban tak bisa terkalahkan bahkan semakin kuat.
Invasi Iraq dan Terbentuknya Al-Qaeda fi Iraq (1424 H/2003 M)
Najis AS Menginjak-injak Masjid di Iraq |
Loyalis Saddam
Husein yang berasal dari partai Ba’ats (sebuah partai sosialis) banyak
yang bergabung ke AQI. Hal ini karena kebanyakan loyalis Saddam berasal
dari Muslim sunni, tentu saja mereka harus bersyahadat ulang dan
memperbaiki keyakinan-keyakinan syirik mereka sebelum masuk ke dalam
AQI. AQI pun terus melawan pasukan koalisi AS, dan mendapat kemenangan
yang tidak sedikit. AS berhasil menghabisi rezim Saddam Husein, namun
gagal dalam menghabisi AQI sampai ditariknya pasukan AS dari Irak pada
tahun 2011. AS berhasil membentuk pemerintah syiah dan otonom kurdi,
namun gagal menguasai sebagian besar wilayah Irak yang tetap berada di
tangan mujahidin.
Berdirinya Majelis Syuro Mujahidin dan Daulah Islam Irak (1426 H/2006 M)
Abu Mush'ab Azzarqawi |
MSM terus
menggalang dukungan (thalabun nushrah) kepada faksi-faksi lain dan
kepada kepala suku setempat untuk menggabungkan wilayah mereka menjadi
satu, dan mendirikan Daulah Islam. Banyak sekali suku-suku yang
mendukung MSM, dianataranya: Al-Dulaim, Al-Jabbur, Al-Ubaid, Zuubaa,
Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyiin, Al-Halaliyiin, Al-Mushohada, dll.
Maka dibaiatlah amirul mukminin pertama Daulah Islam Irak, yaitu Abu
Umar Albaghdady.
Abu Umar
Albagdady adalah seorang muslim mujahid yang berasal dari suku Qurays.
Terpenuhinya syarat beliau baik dari syarat in’iqad maupun syarat
afdhaliyyat menjadikan beliau tidak ditolak oleh seluruh pihak MSM dan
suku-suku setempat. Maka jelas bahwa telah terbentuk dua negara yang
berbeda di bekas kekuasaan Saddam Husein, yang pertama adalah Daulah
Islam Irak (mandiri) dan kemudian menyusul Republik Irak (boneka AS).
Masing-masing memiliki wilayah, hukum, pengaturan urusan rakyat, sistem
pemerintahan yang berbeda.
Syahidnya Abu Umar Albaghdady dan diangkatnya Abu Bakar Albaghdady (1431 H/2010 M)
Abu Umar Albaghdadi |
Revolusi Arab, Tumbangnya Raja-raja Mulkan Jabbariyyah (1431 H/2010 M)
Pada desember
2010, Tunisia bergolak karena rakyatnya melakukan protes pergantian
rezim diktator (mulkan jabbariyyah). Peristiwa tersebut mengawali Arab
Spring atau revolusi arab, sebuah momen pemberontakan rakyat kepada
rezim diktator yang selama ini menindas mereka. Revolusi Arab dimulai
dari Tunisia (Ben Ali), kemudian berlanjut ke Mesir (Husni Mubarok),
Libya (Muammar Ghadafi), Yaman (Ali Abdullah Saleh), dan Suriah (Bashar
Assad). Negara diktator arab lainnya seperti Arab Saudi juga mengalami
namun penguasanya berhasil mengatasi pemberontakan tersebut.
Barat yang
sebelumnya bersekutu dengan para diktator arab, kini merancang ulang
strategi mereka. Barat ingin membajak revolusi arab tersebut agar
kepentingan mereka tidak terganggu. Barat bahkan menginginkan revolusi
tersebut menguntungkan mereka. Barat mendorong agar revolusi tersebut
menghasilkan pemerintahan yang demokratis, yang itu artinya pemerintahan
yang lebih mudah dikendalikan oleh barat.
Lain barat,
lain pula islamis (sebutan untuk pejuang islam). Islamis juga ikut
“mendompleng” revolusi tersebut, tujuannya agar revolusi tersebut
menghasilkan tegaknya syariah. Ikhwanul Muslimin (IM), Hizbut Tahrir
(HT) dan Salafi Jihadi masing-masing berupaya mengarahkan revolusi
sesuai dengan metode masing-masing. IM pada perjalanan awalnya sesuai
dengan kepentingan barat, yaitu mengubah sistem diktator menjadi sistem
demokratis, hal ini berhasil membawa IM menuju kemenangan pada pemilu di
Mesir paska tumbangnya diktator Husni Mubarak.
Parlemen pun
dikuasai IM dan presiden yang terpilih pun dari tokoh IM, yaitu Muhammad
Mursi. Namun tak lama berkuasa, Muhammad Mursi pun dikudeta oleh
militer didikan AS yang dikomandoi Abdel Fattah Alsisi. Kemungkinan
besar dikudetanya Muhammad Mursi disebabkan AS tidak percaya pada IM,
karena meskipun IM demokratis dan tidak (atau belum) mengganggu
kepentingan AS, bahkan menghormati perjanjian dengan Israel (Perjanjian
Camp David), namun tetap saja AS tidak mau jika yang berkuasa “berbau”
islamis.
Hizbut Tahrir
juga tak mau ketinggalan, HT tampil dengan berupaya memimpin revolusi
itu, mengarahkan massa agar kembali pada islam dengan menegakkan
Khilafah dan mengingatkan massa agar tidak terpengaruh oleh barat.
Beberapa dukungan pun berhasil didapat, namun opini ini “ditenggelamkan”
oleh media mainstream yang pro demokrasi. Yel-yel khilafah dan poster
khilafah yang diangkat massa tidak dipublikasikan, yang ditampilkan
justru massa lain yang meneriakkan yel-yel demokrasi dan kebebasan.
Para Diktator Arab |
Pada akhirnya
revolusi tersebut berhasil menumbangkan rezim, tapi gagal dalam
mengganti dominasi barat. Barat tetap mendominasi, hanya dengan mengubah
wajah para penguasa boneka. Namun ada satu tempat yang sampai buku ini
ditulis pun masih bergolak, dialah revolusi suriah. Suriah atau Syam
adalah tempat yang banyak dinubuatkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
tempat berlangsungnya perang akhir zaman, sehingga diperkirakan perang
akan berlangsung lama.
Revolusi Suriah, Harapan Hadirnya Khilafah (1433 H/2011 M)
Trio Syiah: Hasan Nasrullatta - Bashar Assad - Ahmadinejad |
Bashar Assad
yang beragamakan syiah nushairiyyah, tentu menjadi sekutu Iran dan
gerakan Hizbullat Lebanon. Syiah sebenarnya minoritas di Suriah, dan
mayoritas rakyatnya Ahlusunnah / sunni. Masyarakat sunni menjawab
pembantaian Bashar Assad dengan jihad. Maka terbentuklah katibah-katibah
atau brigade-brigade untuk melawan tentara rezim. Tidak hanya rakyat
suriah, muslim dari luar suriah juga datang berduyun-duyun menyambut
panggilan jihad melawan rezim syiah tersebut.
Jabhah Nushrah |
Jabhah Nushrah
yang terdiri dari para mujahidin yang kebanyakan prajuritnya telah
berpengalaman dapat menguasai wilayah yang luas di Suriah. Maka Daulah
Islam Irak mendeklarasikan namanya menjadi Daulah Islam fi Iraq wa Syam
atau yang lebih terkenal dengan Islamic State in Iraq and Sham (ISIS).
Berdirinya ISIS dan Pecahnya Mujahidin (1434 H/2013 M)
Mujahid ISIS |
Konflik ini
semakin diperkeruh dengan bayan dari Al-Qaeda pusat yang dipimpin Syeikh
Ayman Azzhawahiri agar Daulah Islam Irak fokus menggarap jihad di Irak
dan meninggalkan medan Suriah. Al-Qaeda menawarkan solusi agar Jabhah
Nushrah (yang telah diambil alih Al-Qaeda) berjihad di Suriah dan Daulah
Islam Irak berjihad di Irak saja. Al-Qaeda menganggap dirinya berhak
memerintahkan seperti karena merasa sebagai pimpinan Daulah Islam Irak,
padahal Al-Qaeda fi iraq telah bubar sejak lama. Tentu saja permintaan
Al-Qaeda pusat tersebut ditolak oleh Abu Bakar Albaghdady, karena jihad
tidak memiliki batas dan sebuah daulah islam memang layak untuk terus
ekspansi. Albaghdady juga menegaskan bahwa Daulah Islam Irak tidak
berada dibawah Al-Qaeda, sebab pembentukan Daulah Islam Irak bukan hanya
oleh Al-Qaeda, tapi juga dengan banyak gerakan jihad lain dan suku-suku
muslim sunni di Irak.
Akibat konflik
ini, terjadi berbagai adu domba yang bahkan sempat terjadi perang
saudara. Namun hal tersebut dicegah seminimal mungkin oleh ISIS, ISIS
tidak menyerang brigade atau front manapun yang tidak menyerangnya,
walaupun sebelumnya mungkin front tersebut pernah memeranginya. ISIS
lebih berkonsentrasi dalam melawan Rezim suriah, dan harus diakui bahwa
saat itu ISIS menjadi kekuatan nomor satu di Suriah, padahal ISIS murni
mandiri, tanpa backing seperti brigade-brigade lain yang sebagian
dibeking oleh Negara-negara arab dan barat.
Paska konflik
itu ISIS seakan menjadi musuh bersama. Baik dari kalangan Syiah,
Pemberontak suriah sekuler (FSA), dan kini jabhah nushrah. Fitnah pun
menyebar dengan cepat, hingga sampai ke negri Indonesia. Di Indonesia,
perseteruan mujahidin terlihat dari media pro Al-Qaeda, yang dulunya
sangat mendukung Daulah Islam Irak, menjadi pecah. Sebagian tetap
mendukung Daulah, dan sebagian lainnya memilih bersama Al-Qaeda pusat
untuk menjatuhkan ISIS.
Dimusuhi, ISIS Baqiyah (1435 H/2014 M)
Ditengah
gempuran baik dari pihak lawan maupun kawan, ISIS semakin menunjukkan
eksistensinya. Sebuah kota terbesar kedua di Irak, Mosul, yang saat itu
berada dibawah kekuasaan rezim syiah Nuri Almaliki berhasil ditaklukkan
ISIS. Slogan baqiyah (tetap jaya) semakin membahana, hal ini
menunjukkan bahwa tanpa dukungan Al-Qaeda pun ISIS tetap bisa eksis.
Hanya dalam
waktu lima hari, Mosul jatuh dan menjadi wilayah ISIS. Mosul adalah kota
terbesar kedua setelah Baghdad, didalamnya menjadi basis perekonomian
pemerintah syiah Irak. Rampasan perang pun sangat banyak, mulai dari
Helikopter, Tank, senjata, emas batangan dan uang tunai.
Bubarnya ISIS, dan Dideklarasikan Khilafah (1435 H/2014 M)
2014-2015 Kekuasaan ISIS di Suriah |
Bagi yang
mengetahui realitas ISIS maka mereka akan berucap “apa lagi hal yang
menghalangi untuk ditegakkannya khilafah?!” hal itu karena semua syarat
berdirinya khilafah telah dimiliki ISIS. 1 Ramadhan 1435 H, Setelah
bermusyawarah dengan suku-suku di Suriah, ISIS membubarkan diri dan
mengumumkan berdirinya khilafah. Setelah bermusyawarah dengan para
pembesar kabilah di Suriah, Mereka sepakat memberikan baiat kepada Abu
Bakar Albagdady, seluruh wilayah ISIS menyambut gembira dengan turun ke
jalan-jalan. Berita gembira tersebut segera menyebar ke negri-negri
lainnya, dan disambut suka-cita, kecuali oleh orang-orang yang dengki.
Kekuasaan Khilafah di Iraq dan Suriah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar