Aneh Umat ini, dan aneh pula
orang-orang yang dianggap tokoh dan di-ulama-kan umat, seolah mereka
tidak pernah membaca Al Qur’an dan mengkaji Sirah Nabawiyyah. Setiap
kali fitnah dan tuduhan disematkan kepada Daulah Islamiyyah, maka Allah
Ta’ala memberikan jawabannya dengan fakta realita yang nyata, namun
setiap kali syubhat dan fitnah itu terbantahkan maka para pendengki dan
musuh Daulah itu mendatangkan syubhat dan fitnah yang lain, dan
begitulah seterusnya, ini semua tidak lain adalah dikarenakan Daulah
Islamiyyah itu membawa ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang benar-benar murni lagi segar seolah ia baru diturunkan, sedangkan
setiap nabi itu memiliki musuh dari kalangan setan manusia dan jin yang
melontarkan syubhat yang dikemas dengan kemasan yang indah dalam rangka
menipu manusia, maka begitu juga setiap orang atau pihak yang membawa
ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang murni maka ia akan
memiliki musuh dan pendengki dari kalangan setan jin dan manusia yang
melontarkan syubhat dan fitnah dalam rangka menipu umat dan memalingkan
mereka darinya, Allah Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
“Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan.” (Al An’am: 112).
Ketahuilah dan ingatlah bahwa
barangsiapa tidak mengenali al Haq dan Daulah Khilafah sekarang, maka
dia tidak akan mengenali al Haq dan Daulah Khilafah di saat kemunculan
Al Mahdiy dan datangnya Dajjal, dikarenakan syubhat semakin hari semakin
besar dan pekat, bila dengan syubhat murahan saja banyak orang
terpengaruh dan mengikutinya serta malah mencela pihak yang benar, maka
bagaimana dengan fitnah Dajjal yang mana ia adalah fitnah paling besar
yang tidak seorangpun merasa mantap dengan imannya terus ia mendatangi
Dajjal dalam rangka menghujjahnya namun pada akhirnya ia malah jadi
pengikut Dajjal, karena sangat dasyatnya syubhat yang dibawanya. Maka
sadarlah wahai para pencela Daulah Khilafah, sambutlah karunia Allah
Ta’ala yang sudah ada di depan mata kita yaitu Daulah Khilafah, dan
kasihanilah diri kalian yang sekarang sudah berbaris bersama salibis,
zionis dan para thaghut murtad serta para penyembah berhala di BARISAN
dan fusthath (Tenda/Kubu) penentang Daulah Islamiyyah. Perang Ahzab
(Multi Nasional) dalam memerangi dan mengepung Daulah Islamiyyah akan
dimulai yang dipimpin oleh Amerika, dan itu adalah tanda awal kemenangan
yang telah Allah Ta’ala janjikan, sebagaimana Perang Ahzab di zaman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah disambut para sahabat
dengan keyakinan datangnya janji Allah Ta’ala, di mana Allah Ta’ala
berfirman:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan
tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu
itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada
kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah
menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (Al Ahzab: 22), dikarenakan Nashrullah itu akan datang di saat puncak kesulitan dan puncak kesabaran:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ
“Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah: 214), dan Dia berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Asy Syarh: 5-6).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Ketahuilah
bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, dan pertolongan itu bersama
kesulitan, serta bersama kesusahan itu ada kemudahan.”
Akan tetapi orang-orang munafiq
dan para pendengki Daulah Islamiyyah, maka di saat Daulah itu dikeroyok
oleh pasukan Sekutu (Ahzab/Multi Nasional), maka mereka aka mencemoohkan
Daulah Islamiyyah dan akan menyalahkannya dikarenakan telah mengundang
banyak musuh serta mereka meyakini bahwa Daulah Islamiyyah itu pasti
hancur dan mereka menyalahkan Manhaj Daulah Islamiyyah, sebagaimana kaum
munafiqin di zaman Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meyakini
hal yang sama di saat pasukan Ahzab mengepung Madinah, Allah Ta’ala
mengisahkan:
إِذْ جَاؤُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتْ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا
“(Yaitu)
ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika
tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke
tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam
purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan
(hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika
orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya
berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan
tipu daya”.” (Al Ahzab: 10-12).
Dengan kondisi itu orang-orang
mu’min yang jujur meyakini bahwa itu justru awal dari datangnya
Nashrullah, karena pertolongan Allah Ta’ala akan datang di atas puncak
kesabaran dan puncak kesulitan, dan itulah yang terjadi pada perang
Ahzab di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana di
dalam kondisi yang sangat genting itu datanglah nashrullah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
“Hai
orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah
dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami
kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu
melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.”(Al Ahzab: 9), dan berfirman:
وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا
“Dan
Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh
kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan
Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al Ahzab: 25).
Dan setelah Ahzab itu maka tidak
ada lagi kecuali invasi kaum muslimin ke negeri-negeri kafir, Rasulullah
mengatakan setelah cerai-berainya Ahzab:
الْآنَ نَغْزُوهُمْ وَلَا يَغْزُونَنَا
“Sekarang kita yang menginvasi mereka dan mereka tidak akan menginvasi kita lagi.”
Maka setelah itu disapu bersihlah
kaum Yahudi Banu Quraidhah yang membantu musyrikin Quraisy di Ahzab, di
mana mereka dikepung oleh pasukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam di benteng-benteng mereka dan akhirnya mereka menyerah pasrah,
Allah Ta’ala mengisahkan:
وَأَنزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُم مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَّمْ تَطَؤُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا
“Dan
Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu
golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia
memasukkan rasa takut dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh
dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepada kamu
tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah
yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala
sesuatu.” (Al Ahzab: 26-27).
Di mana tanah, harta dan
rumah-rumah mereka menjadi rampasan perang milik kaum muslimin, dan
anak-anak dan para wanita mereka menjadi hamba-sahaya bagi kaum
muslimin, serta laki-laki yang sudah baligh mereka dipenggali lehernya
satu persatu dalam satu hari atas perintah Rasulullah shallallahu ‘alahi
wa sallam dan dimasukkannya mayat-mayat mereka itu di parit-parit yang
digali di pasar-pasar Madinah, sedang jumlah yang dibunuh itu berkisar
antara 600-900 orang Yahudi. Dan setelah itu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menaklukkan suku-suku kafir dan memberikan pelajaran
kepada suku-suku kafir yang telah menindas kaum muslimin, dan kemudian
perjanjian Hudaibiyyah di mana eksistensi kenegaraan Daulah Islam di
Madinah diakui oleh Otoritas Jazirah Arab yaitu musyrikin Quraisy, dan
setelah itu terjadilah Futuh Mekkah. Dan in syaa Allah kondisi itu akan
dilalui juga oleh Daulah Islamiyyah atau Daulah Khilafah, baik musuh
atau pendengki itu suka maupun tidak suka.
Di saat Ahzab jilid dua itu
terjadi dengan Koalisi pimpinan Amerika menyerang Daulah Islamiyyah,
maka kafirlah setiap orang yang menginginkan kehancuran Daulah
Islamiyyah oleh Ahzab itu, dan munafiq-lah orang yang menyembunyikan
keinginan itu di hatinya, dan keinginan hati itu akan Allah tampakkan di
dalam ungkapan-ungkapan lisan samar mereka, Allah Ta’ala berfirman:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ وَلَوْ نَشَاء لَأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُم بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ
“Atau
apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah
tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki,
niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat
mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan
mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui
perbuatan-perbuatan kamu.” (Muhammad: 29-30).
Walau akan ada segolongan pihak
yang akan menjadi penonton yang menunggu siapa pemenang di dalam Perang
Ahzab itu, dan mereka akan mengikuti pihak pemenang, sebagaimana kaum
arab pedalaman zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi
penonton dan menggantungkan keagamaan mereka kepada pihak yang menang,
di mana mereka menyandarkan kebenaran ajaran kepada kemenangan pihak
yang berperang, Allah Ta’ala mengisyaratkan kepada mereka itu di dalam
firman-Nya:
يَحْسَبُونَ الْأَحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوا وَإِن يَأْتِ الْأَحْزَابُ يَوَدُّوا لَوْ أَنَّهُم بَادُونَ فِي الْأَعْرَابِ يَسْأَلُونَ عَنْ أَنبَائِكُمْ وَلَوْ كَانُوا فِيكُم مَّا قَاتَلُوا إِلَّا قَلِيلًا
“Mereka
mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan
jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka
ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badwi, sambil
menanya-nanyakan tentang berita-beritamu. Dan sekiranya mereka berada
bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.” (Al Ahzab: 20).
Oleh sebab itu di saat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menaklukkan Mekkah maka
berbondong-bondonglah berbagai suku pedalaman masuk Islam. Dan kondisi
ini in Syaa Allah akan terjadi pula, di mana Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa dien ini akan
sampai ke semua tempat yang ada malam dan siang, dien ini akan masuk ke
setiap rumah, baik rumah yang terbuat dari tanah maupun dari bulu-bulu
hewan dengan kejayaan orang yang jaya dan kehinaan orang yang hina. Maka
ambillah bagian posisimu wahai kawan, apakah bersama Daulah Islamiyyah,
atau bersama Ahzab (Amerika dan sekutunya dari kalangan para thaghut
juga para ulama suu’ yang merapat dengan thaghut dan rela menjadi sepatu
mereka) atau menjadi penonton seperti orang-orang arab badui menunggu
siapa pemenang?!
Abu Sulaiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar