Rabu, 24 Juni 2015

MANHAJ JIHAD : PERANG DAN DAKWAH

MANHAJ JIHAD : PERANG DAN DAKWAH

jihad1
Oleh : Abu Sahaab al-Subai’i
Bismillahir Rahmanir Rahiim
Sebagian orang bodoh mengira bahwa jihad dan mujahidin adalah orang-orang yang tidak mempunyai manhaj !!!
Menurut mereka, para singa tersebut tidak lain hanyalah sekelompok orang yang melarikan diri dari problematika dakwah atau kesulitan menuntut ilmu !!! Bahkan, dari kewajiban mencari nafkah dan mata pencaharian.
Mereka lari dari sempitnya kehidupan dan ketidak mampuan bertahan dan menghadapi problematikanya !
Mereka tidak mempunyai program dakwah ! Cita-cita mereka hanya perang..perang dan perang !!!!
Yang mengherankan, orang yang mengucapkan kalimat-kalimat ini belum pernah menginjakkan kakinya di bumi jihad dan ribath. Kepalanya belum berdebu dengan debu-debu kancah pertempuran. Dari urat nadinya belum mengalir setetes darahpun dalam rangka menghantam thaghut.
Karenanya, anda tidak usah heran dengan orang-orang bodoh seperti mereka ! Orang-orang yang lemah iman ! Tidak yakin dengan qudrah Allah Ta’ala.
Mereka menuntut kekuatan kita seimbang dengan kekuatan musuh. Sementara Allah berfirman (Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan yang kalian mampu).
Mereka menginginkan jumlah kita seimbang dengan jumlah musuh. Padahal, pasukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam yang hanya berjumlah 314 orang, berhadapan dengan tentara Quraisy yang berjumlah 1000 orang.
Beliau memerangi 3000 tentara Quraisy, di saat jumlah pasukan tak lebih dari 700 orang.
Bahkan memerangi 200.000 tentara Romawi, hanya dengan pasukan berjumlah 3000 orang.
Jika kita katakan kepada mereka : Kami akan berangkat i’dad ke Afghanistan, mereka menjawab : tidak usah…pemikiran takfir….di sini juga bisa i’dad.
Dan alasan-alasan remeh lainnya.
Jika kita katakan kepada mereka : Kami akan berangkat ke Chechnya untuk berjihad, mereka menjawab : umat di sini membutuhkan kalian….Chechnya memerlukan harta, bukan personal.
Meski begitu, mereka mengatakan : Umat lemah…waktu sekarang adalah waktu dakwah.
Mereka tidak menjadikan para pemuda beri’dad…juga tidak menjadikan mereka mujahidin. Mereka bak Rafizhah, menunggu kemunculan Al-Mahdi yang hilang di Sirdab.
Anda mendapati orang-orang bodoh itu mengkritik para pemuda yang berjihad ; tidak mempunyai manhaj dakwah….berperang dengan tujuan perang semata !… Melarikan diri dari sempitnya kehidupan…problematika dakwah…kepayahan menuntut ilmu !
Bahkan seorang di antara mereka secara ekstrim mengatakan ; lari dari mata pencaharian dan mencari nafkah.
Demi Allah, kritikan-kritikan ini adalah celaan kepada mujahidin ! Kalau tidak, kenapa mereka tidak diam sebagaimana para ulama senior yang tidak mencela mujahidin ?
Orang-orang bodoh itu menuduh para singa mujahidin tidak berperang untuk meninggikan panji Laa Ilaaha Illallahu.
Tidak berperang untuk menolong kaum tertindas.
Mereka berperang untuk perang ! menumpahkan darah ! Subhanaka Rabbi…tuduhan dusta.
Untuk membuktikan bahwa apa yang mereka nyatakan itu tidak benar, simaklah hal-hal berikut :
[1] Jihad tidak akan terjadi kecuali dengan sebuah sebab syar’i. Seluruh front yang hari ini atau sejak kemarin telah terbuka, adalah demi membela umat Islam di negeri tersebut…Front Afghanistan yang pertama adalah demi membela kaum muslimin dari keganasan tentara komunis Uni Soviet…front di Bosnia Herzigovina adalah untuk membela kaum muslimin dari kebiadaban tentara Kristen Serbia yang menyimpan dendam sejak puluhan tahun.
Jihad di Somalia, Chechnya, Eritrea, Afghanistan yang terakhir ini dan daerah-daerah lain, adalah demi mengusir musuh kafir yang menyerang dan menyiksa kaum muslimin dengan biadab…maka wajib bagi kaum muslimin untuk membela saudara-saudara seiman.
[2]- Setiap kali qiyadah dan pasukan front menginjakkan kakinya di bumi jihad, maka yang senantiasa mereka fikirkan adalah menolong bangsa muslim dan menegakkan daulah Islamiyah sejati. Inilah realita seluruh front yang ada. Masalah tercapai dan tidaknya cita-cita tersebut, tidak menunjukkan bahwa jihad tersebut adalah jihad yang gagal dan tidak syar’i, sebagaimana diyakini oleh orang-orang yang bodoh ! Terkadang, pada awalnya cita-cita tersebut berhasil dicapai, namun kemudian runtuh akibat invasi dari luar yang ingin menggagalkan program Islamisasi.
[3]- Setiap kali qiyadah dan pasukan front menginjakkan kakinya di bumi jihad, mereka mempunyai tujuan yang sebanding dengan tujuan pembelaan. Tujuan tersebut adalah tujuan penyadarkan dan pengajaran ajaran agama yang benar kepada penduduk negeri tersebut, baik urusan aqidah, shalat, shaum, membaca Al-Qur’an, memerangi ahli bid’ah seperti jampi-jampi syirik, jimat-jimat bid’ah dan tarekat sufi yang banyak bekembang di tengah penduduk negeri. Mujahidin memunyai peranan besar dalam mendirikan banyak lembaga pendidikan salafiyah di negeri-negeri tersebut. Sebagaimana yang diceritakan oleh saudara kita, syaikh Abu Abdul Aziz Hafizhahullah di Bosnia, bahwa di Bosnia ada beberaa lembaga pendidikan salafiyah yang menyebarkan akidah salafiyah shahihah.
Juga di Chechnya, ketika mujahidin mendirikan Islamic Centre dengan bimbingan saudara kita syaikh Abu Umar Muhammad Al-Saif, yang berperan besar dalam memberi penerangan kepada para pejuang Chechnya dalam rentang waktu di antara peperangan Chechnya pertama dan kedua. Lembaga ini telah meluluskan banyak pemuda mujahidin salafiyyin Chechnya yang memegang peranan besar dalam memberi penerangan keada penduduk Chechnya. Bahkan, lembaga ini menjadi tempat pengkaderan para utusan dari negeri Dagestan.
Juga di Afghanistan, ketika mujahidin mendirikan Markaz al-Dirasat al-‘Arabiyyah  yang memegang peranan besar dalam mengajarkan bahasa arab —bahasa Al-Qur’an al-Karim—, juga akidah, shalat dan shaum, kepada penduduk negeri itu di wilayah Kandahar dan lainnya. Penduduk negeri itu banyak mengambil manfaat dari lembagal-embaga ini.
Mujahidin juga membuka jenjang spesialisasi bagi mereka yang dipandang mempunyai kemampuan ilmiah yang lebih, untuk dikader dan nantinya menjadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah tersebut.
Istri para mujahidin juga memberikan pendidikan dan dakwah kepada kaum wanita negeri tersebut, terutama masalah-masalah agama yang berkenaan dengan kewanitaan. Sebagian istri mujahidin juga merelakan dirinya bersama suaminya menetap di negeri tersebut untuk membangun pusat dakwah wanita, yang akan bermanfaat di dunia dan akhirat.
Setiap kali mujahidin menapakkan kakinya di sebuah wilayah, mereka selalu mempunyai cita-cita selain cita-cita pembelaan nasib kaum muslimn. Cita-cita tersebut adalah cita-cita dakwah, pengajaran ajaran agama yang benar dan mengeluarkan masyarakat wilayah tersebut dari kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat menerimanya.
[4]- Mujahidin selalu berusaha keras untuk mengajarkan dan mentadrib penduduk wilayah nushrah masalah seni perang dan persenjataan dengan seluruh rinciannya, plus kadar minimal ilmu syar’i yang wajib…bagi penduduk yang tidak mampu menerima ilmu yang lebih berat dari itu. Ini semua dengan tujuan para pemuda wilayah tersebut mempunyai kemampuan untuk membela wilayahnya manakala terjadi agresi dari luar…juga agar mujahidin mempunyai peran nyata dalam mentadrib dan mempersenjatai mereka, manakala mujahidin sudah keluar dan terjadi agresi musuh dari luar.
[5]- Mujahidin Anshar juga tidak lupa memberi penerangan, ta’lim, nasehat dan pelajaran ilmiah maupun dakwah kepada anggota-anggota pasukannya. Para ikhwah mujahidin di Bosnia mempunyai jadwal pelajaran rutin dengan samahah syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah. Beliau mengajar, menasehati, menjawab pertanyaan, mencandai dan bahkan menghibur ikhwah mujahidin.
Mujahidin di bumi nushrah dan i’dad juga mempunyai program-program ilmiah di mu’asar-mu’askar tadrib, program hafalan Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada…terlebih dengan keenganan mayoritas penuntut ilmu syar’i datang ke bumi nushrah, i’dad dan jihad. Program-program yang berjalan sesuai kemampuan dan keadaan ini juga dikarenakan mujahidin berkonsentrasi untuk membina dirinya di aspek militer sampai bisa mencapai tingkat spesialisasi dalam urusan yang banyak dilupakan oleh mayoritas pemuda umat, dengan alasan-alasan remeh dan lemah.
Setelah penjelasan ini, masihkah orang-orang itu mengkritik mujahidin semaunya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar