Selasa, 02 Juni 2015

TEORI KONSPIRASI SYIRIK! Majalah DABIQ Edisi #9]

TEORI KONSPIRASI SYIRIK! Majalah DABIQ Edisi #9]
{Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “kun (jadilah)”, maka jadilah ia} [QS. An-Nahl : 40]. {Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia} [QS. Al-Baqarah : 117]. {Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: “Jadilah”, lalu terjadilah, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang tampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui} [QS. Al-An’aam : 73]. {Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia} [QS. Yaa Siin : 82]
{Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)} [QS. Al-An’aam : 59]. {Katakanlah, “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan} [QS. Al-A’raaf : 188]. {Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”} [QS. An-Naml : 65]. {Yang mengetahui yang ghaib. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)} [QS. Saba’ : 3]. {Apakah ada di sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya} [QS. Ath-Thuur : 41-42]
{Katakanlah, “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku”} [QS. Al-An’aam : 50]. {Katakanlah, “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir} [QS. Al-Israa’ : 100]. {Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?} [QS. Ath-Thuur : 37].
Bagaimanapun juga, kekuatan absolut dan hak kepemilikan khusus hanya milik Allah (Ta’ala). Hal ini senantiasa menjadi keyakinan kaum Muslim sejak bapak manusia – Adam (‘alaihi as-salām) – menapaki bumi dan akan terus berlanjut seperti itu hingga mu’min terakhir mati tidak lama sebelum Kiamat terjadi. Hanya Allah (Ta’ala) mengetahui rincian notulis atas segala sesuatu, menguasai semua kejadian, dan memiliki setiap partikel terkecil. Kaum musyrik Jahiliyyah di Jazirah Arab sekalipun tidak meragukan bahwa Allah sendiri yang memiliki kekuatan mutlak, ilmu, dan kepemilikan, tetapi mereka melakukan syirik dalam berbagai bentuk, termasuk menyifatkan sebagian pengetahuan yang ghaib kepada tukang ramal, menempatkan bagian hasil tanaman dan ternak mereka kepada berhala-berhala, dan mengklaim bahwa berhala-berhala mereka itu menjadi perantara yang memiliki beberapa pengaruh atas mereka. Adapun pengakuan bahwa berhala, dukun, dan raja mempunyai kekuatan, ilmu, dan kepemilikan mutlak atau nyaris mutlak, maka ini sudah di luar keadaan fitrah orang-orang jahiliyyah yang telah rusak sekalipun.
Sayangnya, pemahaman syirik ini (baik yang ashgar maupun yang akbar) telah memasuki hati dan benak banyak pemimpin, ulama, dan da’i yang dianggap “Islam” – meniru nasionalis Arab sebelum mereka – ketika mereka mulai menggambarkan musuh-musuh Islam dengan sifat-sifat rubūbiyyah (ke-Rabb-an Allah) yang terbatas hanya milik Allah. Bagi mereka, kaum kafir mempunyai ilmu, kekuatan, dan kepemilikan yang mendekati mutlak untuk merencanakan dan melaksanakan setiap konspirasi besar yang mereka kehendaki. Seolah-olah mereka menyifatkan kepada kaum kafir itu kemampuan untuk menciptakan dengan kata “kun (jadilah)”! Kejahatan mereka tampak nyata sekali dalam perkara yang berhubungan dengan jihad. Jika seseorang ingin melakukan jihad, para pemimpin ini akan memperingatkan mereka bahwa jihad saat ini adalah konspirasi untuk memusnahkan pemuda Muslim, sehingga membiarkan negeri-negeri Muslim berada di tangan orang-orang sekuler. Jika seseorang hendak bergabung dengan suatu jama’ah jihad, mereka akan mengingatkannya bahwa jama’ah tersebut adalah ciptaan orang-orang kafir sehingga membantu kepentingan kafir. Jika operasi jihad – seperti 11 September – dilakukan atas orang-orang kafir, mereka akan mengklaim operasi ini adalah konspirasi orang-orang kafir untuk menjustifikasi agresi mereka terhadap Muslimin. Jika seorang pemimpin jihad meraih syahadah, mereka akan mengatakan bahwa kuffar memanfaatkannya dan perlu mencampakkannya agar dia tidak memutuskan untuk keluar dan mengungkap “konspirasi” di mana dia diduga terlibat di dalamnya. Jika mujahidin membebaskan teritorial yang diduduki kuffar, mereka akan berkata bahwa kuffar membiarkan mereka untuk melakukannya karena kepentingan kafir membutuhkan perang jangka panjang. Jika mujahidin mengumumkan sebuah negara Islam, mereka akan mengatakan bahwa kuffar memfasilitasinya untuk menjustifikasi campur tangan urusan umat Islam. Jadi, menurut para pakar teori ini, hampir semua peristiwa di dunia seakan terhubung kembali dengan kaum kafir, agen intelijen, riset, teknologi, dan pendukung konspirasi mereka!
SERANGAN PENUH BERKAH ATAS MENARA KEMBAR DI NEW YORK
Dengan demikian, teori konspirasi sudah menjadi sebuah dalih untuk meninggalkan jihad, menjadi kekaguman besar terhadap kaum kafir, mengabaikan kewajiban bai’at, dan mengejar dunia; semua atas nama “kesadaran” politik.[1]
Salah satu aspek paling buruk dari berbagai teori ini ialah bahwasanya mereka tidak membutuhkan bukti, namun semata “deduksi (pengambilan kesimpulan)” bodoh. Dan yang lebih parah lagi, kebanyakan pengklaim konspirasi itu sendiri terlibat dalam konspirasi nyata orang-orang kafir! Anda lihat kelompok Shahwah Irak berperang bersama tentara Irak – secara terbuka didukung oleh Iran – sementara menuduh mujahidin adalah agen Iran! Anda lihat faksi-faksi Shahwah secara terbuka menyerahkan wilayah kepada Rezim Nushairiyyah, sementara menuduh mujahidin bekerjasama dengan Rezim Nushairiyyah! Anda lihat berbagai faksi Shahwah secara terbuka dan di depan umum bertemu dengan pejabat dan pemerintah Qatar, Turki, As-Salul, dan Amerika dan membahas rencana mereka untuk bekerjasama melawan Daulah Islam, padahal mereka menuduh bahwa pihak muhajirin dan anshar merupakan sekutu dan agen negara-negara asing! Anda lihat Koalisi Nasional Suriah mempertimbangkan untuk mengadakan pertemuan di Jenewa bersama Rezim Nushairiyyah, sedangkan mereka menuduh bahwa Daulah Islam berjuang untuk memenuhi kepentingan Rezim! Tidak butuh bukti untuk mengambil kesimpulan sebuah konspirasi, hanya hawa nafsu dan kejahilan semata. Adapun ketika kerjasama dengan kuffar melawan Muslimin secara terang terpublikasikan, tiba-tiba saja menjadi “maslahat”. Bekerjasama dengan Amerika melawan Daulah Islam adalah “maslahat”, bukan sebuah konspirasi kufur atau pengkhianatan! Bekerjasama dengan faksi-faksi yang didukung thawaghit dan salibis melawan Daulah Islam adalah “maslahat”, bukan suatu kesesatan ataupun kemurtadan! Bergerak di bawah perlindungan pesawat salib dan murtad melawan Daulah Islam adalah “maslahat”, bukan suatu pintu yang menjerumuskan ke dalam neraka tingkat paling dalam! Penggunaan kata “perang sipil”, “negara sipil”, dan “penentuan nasib sendiri” adalah “maslahat”, bukan ketundukan pada permintaan salibis dan pendukung murtad!
MANTAN KEPALA DEWAN NASIONAL SURIAH YANG MURTAD
Keyakinan yang ekstrim dalam teori konspiras beragam antara syirik ashghar dan akbar, tergantung pada tingkat kekuatan, ilmu, dan kepemilikan yang disifatkan penganutnya terhadap kaum kafir.
Jika seseorang hendak menafsirkan kembali sejarah umat Islam menurut teori konspirasi para teoritis ini, maka ia akan keluar dengan tanda kesesatan. Seseorang cukuplah bertanya kepada para teoritis ini, apakah kaum Muslim mampu mendirikan sebuah negara dan berekspansi semata dengan persetujuan Empirium Romawi dan Persia? Apakah kaum Muslim ini adalah agen Romawi dan Persia selama peperangan yang mereka lakukan melawan kedua rival itu? Apakah Persia berpura-pura memerangi Romawi sementara secara rahasia merupakan sekutu mereka? Apakah kaum Muslim berpura-pura memerangi salah satu dari dua kekaisaran tersebut? Apakah nabi-nabi palsu dan pemimpin-pemimpin yang menolak zakat secara rahasia adalah non-Arab yang termasuk bagian dari ras asing? Jawaban atas semua pertanyaan ini tentu saja tidak. Apakah dunia berubah sedemikian besar bagi konspirasi-konspirasi besar ini untuk mengembangkan dan menundukkan dunia? Jawabannya adalah tidak. {Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu} [Faathir : 43].
Terhadap para pakar teori konspirasi ini ditanyakan, bagaimana ayat-ayat berikut dipahami menurut dalil teori konspirasi besar ini?
{Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah-belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti} [QS. Al-Hasyr : 14]. Ayat ini menjelaskan bahwa kaum kafir bisa saja terlihat bersatu sedangkan hati mereka sebenarnya penuh dengan permusuhan dan kebencian satu sama lain. Dan kebencian ini terkadang terwujud dalam perbuatan mereka. Bagaimana mungkin konspirasi besar benar-benar bisa dilakukan jika para anggotanya berpecah-belah?
{Dan orang-orang Yahudi berkata, “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani berkata, “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai suatu pegangan”, padahal mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui [yaitu musyrikin], mengatakan seperti ucapan mereka…} [QS. Al-Baqarah : 113]. Ayat ini menjelaskan bahwa permusuhan dan kebencian di antara para pengikut agama yang berbeda tersebut terlihat dari ucapan mereka.
{Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara Ahli Kitab, “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu”. Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan} [QS. Al-Hasyr : 11-12]. Ayat ini menjelaskan bahwa kemunafikan para sekutu kaum kafir terlalu sulit untuk dipercaya akan bisa melaksanakan perintah kaum kafir tersebut. Lalu, bagaimana mungkin konspirasi besar mereka diperkirakan akan tetap utuh selama berpuluh-puluh tahun dan berabad-abad? {Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai Hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan} [QS. Al-Maa-idah : 14]. Ayat ini menjelaskan kebencian kuat para pengikut berbagai kelompok Nasrani di antara satu dengan yang lainnya.
{Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka [Yahudi]. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya} [QS. Al-Maa-idah : 64]. Ini menjelaskan kebencian besar pengikut dari berbagai kelompok Yahudi satu dengan yang lainnya.
{Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka} [QS. Ali ‘Imran : 19]. {Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah-belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka} [QS. Asy-Syuura : 14]. Kedua ayat ini menjelaskan keterpecahbelahan dan perselisihan Yahudi dan Nasrani serta permusuhan yang ada di antara kedua agama itu beserta sekte-sektenya.
{[Ingatlah], ketika Allah berfirman, “Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat…”} [QS. Ali ‘Imran : 55]. Ibnu Zaid (raḥimahu Llāh) berkata ketika menjelaskan ayat ini, “Tidak ada suatu negeri di mana orang Nasrani mendiaminya, baik di timur maupun di barat, kecuali dia ada di atas Yahudi. Orang-orang Yahudi dihinakan di semua negeri” [Tafsīr ath-Thabarī]. Dan hal ini terlepas dari kekafiran orang-orang Nasrani. Akan tetapi, karena kaum kafir Nasrani tidak melaknat Nabi ‘Isa (‘alaihi as-salām) ataupun menuduh ibunya yang suci berdosa, maka hal tersebut menjadikan mereka menghinakan orang-orang Yahudi yang melaknat ‘Isa dan memfitnah Maryam.
{Mereka [orang-orang Yahudi] diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan} [QS. Ali ‘Imran : 112]. Al-Hasan (raḥimahu Llāh) berkata ketika menjelaskan ayat ini, “Umat ini mendahului orang-orang Yahudi sementara orang-orang Majusi mengambil jizyah dari orang-orang Yahudi” [Tafsīr ath-Thabarī]. Ayat ini menjelaskan bahwa Yahudi terkutuk selalu sama di dalam kehinaan dan ketundukan. Negara Yahudi sendiri didirikan bagi orang-orang Yahudi semata-mata oleh para salibis Inggris. Orang-orang Yahudi mendapatkan kekuasaan di atas thawaghit Arab melalu hubungan Yahudi-Salibis dan kemunduran orang-orang Arab murtad.
Oleh sebab itu, setelah membahas hal ini, hal-hal berikut harus dipahami ketika mengamati sejarah dan peristiwa yang sedang berlangsung.
1) Ilmu, kekuatan, dan kepemilikan kaum kafir lemah dan terbatas. Mereka tidak melihat semuanya, mendengar semuanya, mengetahui semuanya, menguasai semuanya, dan memiliki semuanya, sebagaimana sejumlah individu mencoba menggambarkan keadaan mereka seperti itu. Barangsiapa yang meyakininya, maka ia telah terjadi ke dalam syirik.
2) Konspirasi lama satu-satunya yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah Iblis terkutuk. Allah (Ta’ala) berfirman mengenai tipu dayanya, {Sesungguhnya tipu daya Syaitan itu lemah} [QS. An-Nisaa’ : 76]. Jadi, berdasarkan ayat ini, tipu daya sekutu-sekutu Syaitan bahkan lebih lemah. Justru mereka menjadi sasaran tipu daya Allah.
3) Kaum kafir berpecah-belah, diliputi permusuhan dan kebencian satu sama lain, melakukan kekerasan di antara sesamanya, menghinakan dan merendahkan sesamanya, meskipun mereka bersatu melawan kaum Muslim, musuh bersama mereka. {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai sekutu. Sebahagian mereka menjadi sekutu bagi sebahagian yang lain} [QS. Al-Maa-idah : 51]. {Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi wali (sekutu, pelindung) bagi sebagian yang lain} [QS. Al-Anfaal : 73]. Akan tetapi, persatuan kaum kafir lemah dan dibuat-buat. Mereka kerap berpecah setelah bersatu dan saling mengkhianati.
4) Kaum kafir tidak diragukan lagi melakukan konspirasi, namun berbagai konspirasi ini lemah disebabkan hubungan yang lemah di antara sesama mereka, ketidakpercayaan dan kepengecutan sekutu dan agen mereka yang munafik, ketakutan mereka terhadap Muslimin lebih daripada ketakutan mereka terhadap Allah, serta ketakutan mereka akan mati dan kecintaan mereka akan dunia.
5) Konspirasi sebenarnya (nyata) mereka selalu berdasarkan bukti dan tidak didasarkan pada deduksi yang tidak ada dukungannya – {sebagai terkaan terhadap barang yang gaib} [QS. Al-Kahfi : 22]. {Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikut persangkaan sedang sesungguhnya persangkaa itu tiada berfaidah sedikit pun terhadap kebenaran} [QS. An-Najm : 28]. Musuh bersama dan kepentingan mutual tidak mengharuskan bahwa mujahidin adalah agen salah satu kamp kafir (terutama ketika mujahidin memerangi kedua kamp dan diperangi oleh keduanya). Mujahidin yang berperang melawan Rusia bukanlah agen Amerika salibis, sebagaimana halnya Muslimin berperang melawan Kekaisaran Persia tidak mengharuskan bahwa Muslimin adalah agen Romawi! Demikian pula, ketika seseorang bercermin pada sejarah modern, berbagai macam orang murtad yang mengobarkan perang nasionalisme selalu mempunyai hubungan terbuka dengan sekutu-sekutu kafir mereka. Konspirasi yang nyata bukanlah rahasia yang disembunyikan dari manusia. Secara terbuka Shahwah Irak bertemu Bush, Rezim Irak, dan para pemimpin Rafidhah. Faksi-faksi Shahwah Irak yang “Islami” secara terbuka akan berperang bersama suku-suku Shahwah melawan Daulah Islam dan akan memiliki perwakilan politik umum di bawah naungan thawaghit regional. Shahwah Suriah secara terbuka bertemu di Qatar, Turki, dan Arab “Saudi”. Orang-orang Amerika secara terbuka membahas dukungannya atas Shahwah Suriah dan dukungan diberikan kepada faksi-faksi “Islam”-nya oleh sekutu-sekutu Amerika – Qatar, Turki, dan As-Salul. Dahulu para agen “Revolusi Arab” secara terbuka bertemu di Eropa, Mesir, Jazirah Arab, Syam, dan Irak dengan para pejabat salib Inggris.
6) Konspirasi-konspirasi besar mengandung begitu banyak faktor yang hanya mampu dikuasai oleh Allah (Ta’ala). Sebagai misal, teori konspirasi besar 11 September yang mengklaim dijalankan oleh Amerika sendiri. Berapa banyak anggota pemerintahan salib harus selalu diawasi untuk menghindari berita mengenai operasi tersebut keluar sebelum pelaksanaannya? Berapa banyak mulut yang terlibat harus didiamkan di seluruh dunia agar konspirasi semacam ini tetap tidak terekspos setelah kejadian? Berapa banyak urusan lain yang harus dijamin untuk memelihara konspirasi mereka? Pandangan berlebihan semacam ini terhadap peristiwa tersebut hanya datang dari harga sebuah tauhid. Apakah Amerika mampu mengontrol begitu banyak faktor? Serangan tersebut terjadi atas Amerika itu sendiri, dan berdasarkan para pakar teori konspirasi, ia dilaksanakan oleh orang-orang Amerika! Berapa banyak pejabat Amerika merasa diri mereka sendiri telah melakukan “pengkhianatan” dengan mengetahui “konspirasi” dan tetap tutup mulut? Realita hanya ada pada satu hal yang jelas – kebenaran sebenarnya – dan itu adalah mujahidin di bawah kepemimpinan Syaikh Usamah (raḥimahu Llāh) yang melaksanakan serangan yang penuh berkah dan berakibat pada terhinanya Amerika dalam suatu bentuk yang belum pernah terjadi sebelumnya.
7) Tujuan dari teori konspirasi ialah membesar-besarkan kekuatan kuffar sehingga kaum Muslim terlemahkan oleh analisis atas peristiwa yang sedang berlangsung. Pada akhirnya, ketakutan mereka kepada orang-orang kafir lebih besar daripada ketakutan mereka kepada Allah (Ta’ala). Ini adalah manhaj yang merusak ketawakkalan seorang Muslim kepada Rabbnya. Setiap saat, kita akan mendapati dia diliputi oleh ayat-ayat berikut: {Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah} [QS. An-Nisaa’ : 138-139].
Berdasarkan keterangan ini, seseorang seharusnya menyadari perbedaan antara rivalitas berbagai macam kelompok kafir yang melakukan aliansi yang nyata – seperti koalisi Salib-Shafawi-Nushairiyyah – untuk mengobarkan perang melawan Daulah Islam yang dengan itu kepentingan mutual kafir mereka bisa diraih, dengan keyakinan bahwa orang-orang Nasrani, Rafidhah, Yahudi, dan murtad, semuanya merupakan anggota terselubung yang berasal dari komunitas rahasia yang sama, kelompok politik bawah tanah, atau teori konspirasi raksasa yang kesemuanya memuji satu sama lain dan menyembunyikan permusuhan.
Semoga Allah mengungkapkan konspirasi nyata orang-orang kafir dan melenyapkan teori konspirasi syirik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar