Jumat, 05 Juni 2015

PENYEBAB KONFLIK ANTARA JABHAH NUSRAH DAN DAULAH ISLAM

PENYEBAB KONFLIK ANTARA JABHAH NUSRAH DAN DAULAH ISLAM
Disebabkan ada permintaan untuk membahas kembali masalah konflik antara Jabhah Nusrah dengan Daulah Islam, Maka saya merasa perlu untuk menjelaskan duduk perkara awal hingga menimbulkan konflik tersebut.
Kita akan mulai dari sejarah awal tokoh yang paling berjasa dalam berdirinya Daulah Islam di Iraq yaitu Abu Mus’ab Azarqawi. Setelah perang antara Unisoviet dengan afghanistan selesai kemudian Abu Mus’ab az Zarqawi pulang ke Jordania. Beliau masuk Yordania dengan Al Maqdisi pada pertengahan 1993.
Ketika berada di Yordania, mereka mendirikan organisasi Jamaah At Tauhid dan mengembangkan pemikiran-pemikirannya. Pertama-tama mereka mengumpulkan para pemuda dan mendoktrinnya dengan pemikiran yang selama ini mereka yakini. Akhirnya mereka di jebloskan ke dalam penjara oleh pemerintah Jordania.
Zarqawi keluar dari penjara pada bulan Maret 1999, amnesti menyeluruh dari raja Abdullah II dalam rangka kenaikan tahtanya. Nampaknya, Zarqawi ditawari dengan dua pilihan, meninggalkan Yordania agar beristirahat dan tenang atau kembali ke pejara lagi. Namun Zarqawi memutuskan untuk meninggalkan Yordania setelah enam bulan dibebaskan, untuk menuju Pakistan. Pakistan ia jadikan terminal sementara untuk pergi ke Chechnya yang dilihatnya lebih membutuhkan para mujahidin Arab daripada negara lainnya.
Pemerintah Pakistan menangkapnya atas dakwaan masa izin tinggal telah habis. Setelah delapan hari penangkapan, pemerintah Pakistan mendeportasikannya. Namun Zarqawi tidak ada keinginan kembali ke Yordania, maka akhirnya ia memilih Afghanistan. Jaringan Al Qaidah menyambut kembalinya Zarqawi ke Afghanistan. Namun Zarqawi tidak cocok dengan Usamah bin Ladin. Hal ini membuat beliau tidak bergabung dengan Al Qaidah.
Namun, ini semua tidak mengganggu hubungan persahabatan dengan para pemimpin Al Qaidah. Pada tahun 1999 Zarqawi membangun kamp khusus di kota Herat, Afghanistan Barat. Para pengikutnya yang dikenal dengan Jundusy Syam (Tentara Syam) mulai berdatangan pada akhir tahun ke kamp tersebut.
Ketika terjadi serangan Amerika ke Afghanistan pada akhir tahun 2001,. tak satu pun pihak yang menaruh perhatian kepada Zarqawi sebagai pemimpn berbahaya yang mengancam.
Pada bulan Nopember 2001, Zarqawi dan kelompoknya meninggalkan Heart, meunju Kandahar. Zarqawi dan kelompoknya bersama-sama Thaliban dan Al Qaidah berada dalam pertempuran sengit di Kadahar dan Tora Bora.
Dalam pertempuran ini, salah satu tulang rusuk Zarqawi patah. Meski hebatnya pertempurang di Tora bora, Zarqawi dan kelompoknya mampu mundur dengan selamat dari serangan dan kepungan Amerika.
Namun Pakistan bukan tempat yang aman, karena dia pernah melanggar undang-undang keemigrasian negara tersebut. Selain itu Pakistan bersekutu dengan Amerika dalam memerangi Thaliban. Maka ia pun memutuskan untuk pindah menuju Iran.
Di Iran Zarqawi menggelar sidang Syura dengan para pembesar jaringannya. Dalam sidang ini ia memutuskan untuk bertolak ke Iraq atas dasar keyakinannya bahwa negara itu akan menjadi ajang pertempuran mendatang melawan Amerika.
Sesampainya di Iraq, Zarqawi membangun dua pangkalan logistic di Kurdistan Iraq. Tepatnya, di daerah Dar Ghaisy Khan dan di daerah Sarghat. Ia mengangkat Abdul Hadi Daghlas sebagai ketuanya di daerah ini. Selain itu, dia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab koordinasi hubungan antara jaringan Zarqawi dengan Anshar Al Islam Kurdi.
Benarlah apa yang menjadi perkiraan Zarqawi, Amerika menyerang Iraq pada tanggal 20 Maret 2003 dengan tuduhan, Iraq mempunyai senjata pemusnah masal.
Pada tanggal 21 oktober 2004, secara resmi Zarqawi mengumumkan penggabungan dirinya ke dalam organisasi Al Qaidah.
Bersatunya Zarqawi dengan Al Qaidah secara taktik dan strategi mnguntungkan ke dua belah pihak. Bagi Bin Ladin hal itu merupakan peluang bersejarah untuk unjuk gigi di depan Washington bahwa serangan terhadap Afghanistan tidaklah mampu menghabisi Al Qaidah.
Kini, justru Iraq menjad kancanh yang lebih penting bagi AL Qaidah karena karakter wilayah dan rakyatnya lebih cocok bagi Al Qaidah daripada Afghanistan ( annajahsolo.wor dpress.com)
Tanggal 7 Juni 2006, Zarqawi syahid di 2,1 km sebelah utara Iraq tepatnya di Hibhib, sebuah desa dekat kota Baquba melalui serangan udara Amerika.
Setelah kesyahidan Abu Mush’ab Az-Zarqawi pada tahun 2006 M, selanjutnya yang mengambil alih Al-Qa’idah Irak ialah Abu Hamzah Al-Muhajir. Beliau mengikuti langkah-langkahAbu Mush’ab Az-Zarqawi dan melanjutkan kelompok Al-Qa’idah di Irak. Tidak lama setelah Abu Hamzah Al-Muhajir menjadi Amir Al-Qa’idah Irak, gabungan sebahagian besar kelompok mujahidin membentuk Majelis Syura bernama Majlīs asy-Syūrā al-Mujāhidīn (MSM).
Para pemimpin jihad menghasilkan kesepakatan setelah terjadi berbagai pertempuran dan keberhasilan membebaskan wilayah, maka saatnya mendirikan Daulah Islam (Islamic State). Ini bukanlah sebuah khilafah, namun suatu negeri Islam (seperti halnya pada masa awal periode Madinah, di mana ia merupakan sebuah kota kemudian menjadi negara di bawah kepemimpinan Rasulullah shallā Llāhu ‘alaihi wasallam).
Kemudian MSM mengangkat Abu Umar al-Baqhdadi sebagai Amirul mukminin. Ini menjadikan semua kelompok jihad berbai’at kepada Abu ‘Umar Al-Baghdadi yang berasal dari suku Quraisy. Daulah Islam menjadi awal dari sesuatu yang baru dan Kelompok jihad al-Qaida Iraq resmi meninggalkan Al-Qa’idah Pusat sebagai sebuah organisasi, dan ia telah berbaiat kepada negara.
Tidak lama setelah masa kepemimpinan Abu ‘Umar Al-Baghdadi, seorang mata-mata menyusup melewati penjagaan mujahidin dan memberitahu lokasi kepada Barat yang menjadikan Abu Hamzah Al-Muhajir dan Abu ‘Umar syahid keduanya. Kemudian setelah Abu ‘Umar Al-Baghdadi syhaid, MSM mengangkat Abu Bakar Al-Baghdadi Al-Quraisyi Al-Hussaini Al-Baghdadi sebagai pengganti amirul mukminin Daulah Islam.
Kemudian terjadi konflik di Suriah dan amirul mukminin abu Bakar al-Baqhdady mengutus mujahidin untuk membantu rakyat Suriah. Akan tetapi demi menjaga agar mujahidin daulah Islam bisa diterima di Suriah maka di bentuklah satu kelompok jihad yang bernama Jabhah Nusrah tidak langsung diberi nama Daulah Islam.
Dan di tunjuk sebagai amirnya adalah Abu Muhammad al-Jaulany. Sebagaimana dalam pesan audionya yang diliris oleh Yayasan Media Al-Furqan sebagai sayap media Daulah Islam Irak bekerja sama dengan Al-Fajr Media Center merilis pesan audio Amir Daulah Islam Irak. Amirul Mukminin Daulah Islam Irak Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi menjelaskan hakekat tersebut dengan mengatakan:
“Adapun di negeri Syam, mereka telah membentuk sel-sel jihad yang baru sebatas pada operasi i’dad dan bantuan jihad, sambil menunggu-nunggukesempatan mencapai pendakian lebih tinggi yang harus terus berjalan.
Ketika kondisi kaum muslimin di negeri Syam telah sampai pada keadaan penumpahan darah, penodaan kehormatan (oleh rezim Nushairiyah Suriah), penduduk Syam meminta bantuan mereka sementara masyarakat internasional berlepas diri dari mereka, maka tiada pilihan bagi kami kecuali bangkit untuk menolong mereka.
Maka kami mengutus (Abu Muhammad) Al-Jaulani (pemimpin tertinggi Jabhah Nushrah, edt), dan dia adalah salah seorang tentara kami dan bersamanya sejumlah orang dari putra-putra kami. Kami berangkatkan mereka dari Irak menuju Syam untuk bertemu dengan sel-sel jihad kami di negeri Syam. Kami merumuskan bagi mereka perencanaan-perencanaan dan kami tetapkan untuk mereka pengendalian operasi (siyasat al-‘amal), dan kami biayai mereka dari setengah harta baitul mal kaum muslimin (Daulah Islam Irak), dan kami dukung mereka dengan personil-personil yang telah matang di medan-medan jihad dari kalangan muhajirin dan anshar.
Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani membenarkan keterkaitan antara jabhah nusrah dengan Daulah Islam.
Beliau mengatakan dalam pesan audionya yang diliris oleh Yayasan Media Al-Manarah al-Baidha’ sebagai sayap media mujahidin Jabhah Nushrah
“Kemudian Allah memuliakan saya untuk berkenalan dengan Syaikh (Abu Bakar) al-Baghdadi , ulama yang mulia, yang memenuhi hak (mujahidin) penduduk Syam dan mengembalikan hutang dengan jumlah yang berlipat ganda.
Beliau telah menyetujui sebuah program yang kami usulkan kepada beliau untuk menolong rakyat kami yang tertindas di negeri Syam. Kemudian beliau mengirimkan kepada kami setengah harta Daulah Islam Irak, meskipun mereka sendiri sedang menghadapi masa-masa kesulitan.
Kemudian beliau meletakkan kepercayaannya kepada hamba yang faqir ini, dan memberikan kepada hamba yang faqir ini tugas untuk meletakkan siasat (strategi) dan planning, serta menyertakan sebagian ikhwah untuk membantunya. Meskipun jumlah mereka sedikit, namun Allah memberkahi mereka dan perkumpulan mereka.
Maka Jabhah Nushrah mulai menghadapi kesulitan demi kesulitan, sedikit demi sedikit, sampai Allah mengaruniakan kemenangan-kemenangan kepada kami dan meninggikan panji-panji Jabhah Nushrah, sehingga hati kaum muslimin dan kaum yang tertindas ikut terangkat naik. Maka Jabhah Nushrah menjadi simbol pertempuran umat Islam hari ini di negeri ini dan menjadi gantungan harapan kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia.” ( arrahmah.com)
Setelah konflik di Suriah berlangsung selama setahun kemudian jabhah nusrah telah menjadi kelompok yang kuat dan diterima dihati masyarakat maka Amirul mukminin melalui majlis syura mengambil sebuah keputusan untuk memperluas wilayah kekuasaan daulah Islam sampai ke Suriah dengan meleburkan Jabhah Nusrah dan menggabungkan dalam Daulah Islam. Sehingga daulah Islam menjadi daulah Islam Iraq dan Syam (ISIS).
Pada hari Selasa, 28 Jumadil Ula 1434 H bertepatan dengan 9 April 2013 M, Yayasan Media Al-Furqan sebagai sayap media Daulah Islam Irak bekerja sama dengan Al-Fajr Media Center merilis pesan audio Amir Daulah Islam Irak, Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi.
Pesan audio berdurasi 21 menit 26 detik itu berjudul “Dan berilah kabar gembira kaum muslimin” dan menyampaikan suatu hal yang sangat mengejutkan semua pihak:Pengumuman berdirinya Daulah Islam Irak dan Syam.
Sehari setelah itu, Rabu, 29 Jumadil Ula 1434 H bertepatan dengan 10 April 2013 M, Yayasan Media Al-Manarah al-Baidha’ sebagai sayap media mujahidin Jabhah Nushrah merilis pesan audio pemimpin umum Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani.
Dalam pesan audio berjudul “Haula Saahat asy-Syam” (Seputar Kondisi Medan Syam) dan berdurasi 7 menit 15 detik tersebut, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menyampaikan sejumlah klarifikasi.
Abu Muhammad al-Jaulany menyatakan tidak adanya “pemberitahuan terlebih dahulu” dan “tidak ada musyawarah dan pemberian perintah” dari amir Daulah Islam Irak dalam perkara pengumuman berdirinya Daulah Islam di Irak dan Syam, pimpinan umum Jabhah Nushrah justru mengumumkan secara resmi pembai’atan mereka kepada Syaikh Aiman az-Zhawahiri dan tanzhim Qa’idatul Jihad.
Melihat pengkhianat Abu Muhammad al-Jaulany di Suriah dengan menarik baiatnya kepada Daulah Islam dan berbaiat pada al-Qaida yang sejatinya baiat syar’i adalah baiat pada negara bukan pada kelompok. kemudian Amirul mukminin memerintahkan untuk menginvansi Suriah.
Maka datanglah pasukan daulah Islam ke Suriah dan sebahagian besar mujahdin jabhah Nusrah keluar dan bergabung dengan Daulah Islam.
Akibat inilah membuat kelompok jihad di Suriah apalagi kelompok sekuler yang di biayai oleh zionis berang. Mereka mengatakan bahwa Daulah Islam telah mencampuri urusan dalam negeri rakyat Suriah.
Maka kelompok jihad di Suriah bersekutu memerangi Daulah Islam. Akan tetapi disaat Daulah Islam membalas memerangi mereka maka mereka mengatakan bahwa Daulah Islam telah membunuh mujahidin.
Secara hukum Syar’i tidak ada batasan wilayah dalam negara Islam sehingga perluasan wilayah Daulah Islam ke Suriah tidak bertentangan dengan syariat. Dan hanya bertentangan dengan hukum PBB yang dibuat oleh zionis. maka silahkan pilih mau hukum Allah atau hukum Zionis.
Maka kelompok jihad di Suriah yang bersekutu dengan kelompok FSA bentuk zionis memerangi Daulah Islam sama saja mereka bersekutu dengan zionis memerangi Daulah Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar