TIDAK ADA LAGI JIHAD, PERANG TELAH SELESAI: MEREKA BERDUSTA!!!
Deklarasi Daulah Khilafah ini secara tidak langsung telah membuat orang-orang yang dulunya memiliki
benih-benih ashobiyah dan kebencian terhadap Syari’at Islam yang
tersembunyi, membuat jati diri mereka terbongkar. Mereka tak lagi bisa
menahan amarahnya ketika Syari’at Islam diterapkan di setiap sudut bumi
Khilafah, melainkan mereka ingin menghancurkannya baik secara lisan,
maupun dengan tindakan mereka memerangi dengan tulisan dan senjata api
mereka. Keberadaan Daulah Khilafah ini berarti telah membuat orang
Mukmin merapat kepadanya, dan telah membuat orang-orang munafik semakin
tersesat dengan kesesatannya dan menunjukkan kecenderungannya dalam
kemah kekafiran dan kesesatan yang tidak ada keimanan di dalamnya.
Dengan demikian, persis dengan apa yang disabdakan oleh Rasululloh
Shallallohu ‘alaihi wasallam.
Dari Salamah bin Nufail Al-Kindi ia berkata: Saya duduk di sisi Nabi
Shallallohu ‘alaihi wasallam, maka seorang laki-laki berkata, “Ya
Rasululloh, orang-orang telah meninggalkan kuda perang dan meletakkan
senjata. Mereka mengatakan tidak ada lagi jihad, perang telah selesai.”
Maka Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam menghadapkan wajahnya dan
besabda, “Mereka berdusta!!! Sekarang, dan sekaranglah saat peperang itu
telah tiba! Akan senantiasa ada kelompok dari umatku, umat yang
berperang di atas Al-Haq. Alloh menyesatkan hati-hati sebagian manusia
(melalui mereka), dan Alloh memberi rizki umat tersebut—yang
berperang—dari hamba-hambanya yang tersesat (berupa ghanimah). Begitulah
sampai tegaknya Kiamat, dan sampai datangya janji Alloh.”
“Kebaikan senantiasa tertambat dalam ubun-ubun kuda perang sampai hari
kiamat. Dan Alloh telah mewahyukan kepadaku bahwa aku akan diwafatkan.
Aku tidak akan kekal di dunia ini, dan kalian akan saling menyusulku,
sebagian kalian memerangi sebagian yang lain. Dan kampung halaman kaum
beriman adalah Syam.” [HR. An-Nasa’i, Kitab: “Al-Khail”, no. 3561,
6/214]
Na’am, Daulah Khilafah dengan perluasannya ke wilayah Syam
telah menciptakan garis pemisah dan membuka kedok orang-orang munafik
dan yang memiliki kecenderungan terhadap kaum Sekuler dan Salibis. Di
mana kini mereka bersatu padu dalam kemah dan parit kekafiran untuk
menghancurkan Daulah Khilafah ini. Berbagai tingkat dan ranah mencoba
untuk mengorek-orek dan mencari-cari celah yang kiranya menurut mereka
bisa menghancurkan citra Daulah Khilafah. Kaum sekuler mengais-ngais
kelompok dan jama’ah kaum muslimin yang antipati dengan Daulah Khilafah
yang kiranya menurut mereka bisa dimanfaatkan. Dari situ mereka
mengais-ngais ‘fatwa’ sesat yang mereka manfaatkan guna menghancurkan
Daulah Khilafah. Mereka hendak memadamkan Cahaya Alloh, sementara Alloh
Subhanahu wata’ala hendak menyempurnakan CahayaNya. Dan tidak lain semua
peristiwa yang terjadi hari ini adalah ujian bagi orang Mukmin yang
jujur keimanannya kepada Alloh Subhanahu wata’ala, Dan agar supaya Alloh
Subhanahu wata’ala mengetahui siapa diantara hambanya yang akan membela
DienNya dan berperang di JalanNya.
“Dan sesungguhnya Kami
benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang
berjihad dan bersabar di antara kamu.” [Muhammad: 31]
Oleh karena
itu, bagi setiap Mukmin yang telah menyadari hakikat persekutuan dan
peperangan Salib ini, maka keberadaan mereka untuk memberikan
pertolongan kepada Daulah Khilafah yang terzhalimi dengan segala
kemampuan yang mereka sanggupi adalah hal yang harus mereka tempuh.
Sebab, peran apa saja pada hari ini adalah sesuatu yang sangat berarti
dan akan di catat sebagai amal sholeh di sisi Alloh Subhanahu wata’ala,
Lebih khusus lagi adalah dalam rangka untuk mendukung tetap eksisnya
Daulah Khilafah yang baru saja dideklarasikan sejak 1 tahun yang lalu.
Yang akan membawa kaum muslimin seluruhnya kepada era dan tahapan yang
baru dan mengangkat kembali kemuliaan dan kejayaan kaum muslimin di masa
mendatang.
Catatan sejarah kejayaan Umat Islam akan kembali
terulang. Umat Islam akan kembali menjadi para pemimpin di setiap negeri
dan akan menaklukkan setiap wilayah untuk mengatur dunia kepada
perintah Alloh Subhanahu wata’ala, Insya Alloh.
Sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Alloh Subhanahu wata’ala dalam firmanNya:
“Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka (Dien
Islam), dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku (Alloh). Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah—datangnya janji—itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]
Oleh karenanya,
wajib bagi setiap muslim yang mampu pada hari ini untuk melakukan hijrah
ke Daulah Khilafah, untuk menjadi pendukungnya, menyokongnya, dan
menjadi bagian dari bala tentaranya. Sebagai wujud dari menyambut seruan
Alloh l:
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
di jalan Alloh dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi
derajatnya di sisi Alloh; dan itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan. Rabb mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat
dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya
kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sesungguhnya di sisi Alloh-lah pahala yang besar. [At-Taubah: 20-22]
Hari ini adalah hari-hari di mana kaum Salibis akan menegak pahitnya
kekalahan. Mereka telah menyaksikannya sendiri bagaimana kaum Muslimin
dari berbagai belahan bumi; Indonesia, Jepang, Afrika, Jazirah Arab,
Iraq, Syam, Eropa, Amerika, Cina, Hindia, Rusia dan lainnya, mulai
berbondong-bondong merapatkan shaf ke barisan Daulah Khilafah. Kaum
Muslimin telah bangkit untuk membela Diennya, Daulah Islamnya dan para
pemeluknya. Kaum Muslimin tak lagi percaya dengan batasan-batasan
teritorial dan nasionalis najis yang dipaksakan kepada kaum muslimin di
banyak negeri. Para pendukung Daulah Khilafah telah menghinakan
bendera-bendera thogut yang membuat mereka terpecah-pecah selama ini.
Kini tinggallah 1 bendera yang mereka miliki, Raayatu Tauhid, yang
bernama Al-’Uqab, sebagai bendera yang diwariskan oleh Nabi Shallallohu
‘alaihi wasallam. Dan tinggallah 1 negeri yang mereka miliki, yaitu
negeri yang diatur di dalamNya Syari’at Islam, sebagai negeri yang
berada di atas Minhaj Kenabian, Negeri Daulah Khilafah Al-Islamiyah.
Inilah bahaya yang sudah difahami oleh kaum salibis yang telah
mengguncang singgasana mereka. Karenanya, mereka mulai bertindak sebisa
mungkin dan berusaha untuk memerintahkan para budak mereka dari kalangan
pemimpin murtad yang menjadi penguasa di negeri-negeri kaum muslimin.
Mereka berusaha untuk mengekspos, memfitnah dan mencitra-burukkan setiap
kaum muslimin yang pada hari ini memberikan dukungannya kepada Daulah
Khilafah. Mereka pun tidak segan-segan untuk melakukan pengintaian dan
penangkapan kepada siapa saja di antara kaum muslimin yang hendak
melakukan hijrah ke Daulah Khilafah, atau bahkan hanya sekedar menjadi
pendukungnya. Seandainya penguasa murtad yang bercokol di negeri kaum
muslimin itu tidak memiliki alasan untuk menangkap muhajirin, maka semua
itu mudah bagi mereka. Mereka akan membuat sandiwara untuk menangkap
muhajirin dan menjerat mereka dengan pasal karet yang dibuat-buat.
Sebagaimana yang telah terjadi di negeri ini beberapa waktu yang lalu.
Terkait sandiwara dan kriminalisasi hijrahnya 2 kelompok muhajirin (16
WNI yang hijrah dan 16 WNI yang ditawan rezim Indonesia). Kenyataannya,
pihak keamanan sendiri mengakui, bahwa mereka (rezim Indonesia) tidak
memiliki delik untuk memvonis dan menjerat 16 WNI yang hendak hijrah ke
Daulah Khilafah.
Akan tetapi, karena semuanya berangkat dari
kedengkian mereka terhadap Islam dan kaum muslimin yang ingin hidup di
bawah naungan Syariat Islam, maka layaknya sebuah ungkapan, “Tidak ada
syetan yang akan senang dan ridho dengan adanya kaum muslimin yang hidup
di bawah aturan Syari’at Islam.” Sehingga, akan mendorong mereka untuk
membuat makar dan makar. Mereka membuat sandiwara dan fitnah keji, yang
dengan itu mereka hendak merevisi undang-undang kafir mereka yang
disebut dengan undang-undang terorisme. Yang pada intinya sudah bisa
ditebak, bahwa undang-undang terorisme itu lebih tepat jika dikatakan
sebagai undang-undang untuk memerangi Islam dan kaum Muslimin.
“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” [Al-Baqarah: 120]
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran, murtad), seandainya
mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya,
lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya
di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.” [Al-Baqarah: 217]
Kaum kuffar dan munafikin
tidak akan pernah ridha jika kaum muslimin mengangkat agama mereka
keatas permukaan untuk dijadikannya sebagai pedoman dan hukum yang
mengatur sesama mereka. Bahkan, kaum kuffar dan munafikin tidak pula
merasa ridha sedikitpun, walaupun kaum muslimin harus menginggalkan
negeri-negeri mereka untuk pindah dan menetap di negeri yang di dalamnya
diatur Syari’at Alloh Subhanahu wata’ala, di Daulah Khilafah
Al-Islamiyah.
Hal ini adalah sebagaimana yang dialami oleh para
Shahabat Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wasallam yang ditawan dan
dibunuh oleh kafir Quraisy ketika mereka hendak melakukan hijrah ke
Madinah dan meninggalkan kampung halamannya, Makkah. Wallohu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar